Sedangkan di sisi lain Aiden tengah berjalan menuruni anak tangga menuju ruang tamu, ia mengernyitkan dahinya melihat sosok manusia tengah duduk dengan santainya di dalam apartemennya.
"Ehem." Deheman itu mampu membuat orang tersebut berbalik arah menatap tubuh Aiden yang tengah berdiri tepat di belakangnya sembari melipatkan kedua tangannya didepan dada.
"E yo what's up bro." Pria itu berdiri, menghampiri Aiden dan merangkul tubuhnya.
"Hmm, ada apa?" tanya Aiden yang sudah mendudukan tubuhnya di salah satu sofa disana.
"Gue kangen lo tau, dah lama kita gak ketemu," tuturnya.
"Mangkanya pulang kampung, betah amat disini."
"Ya mau gimana lagi bokap nyuruh gue kerja di sini mana kerjaan disini paling banyak masalahnya lagi gimana mau pulang kampung coba." Pria itu menghembuskan napas frustasi. Tak lama Della pun keluar dari dapur membawa dua cangkir teh manis yang sudah di buatnya.
"Silahkan di minum," ucapnya sembari duduk tepat di hadapan pria itu, setelah meletakan cangkir di meja. Matanya terus memandangi ciptaan Tuhan yang begitu menyejukkan di mata tanpa memperhatikan sekitar.
"Terimakasih," ucapnya sebelum menyesap teh buatan Della.
"Manisnya pas," puji pria itu yang dikenal dengan nama Rino. Della yang mendapat pujian pun tersenyum malu.
"Owh iya kita belum kenalan, nama gue Rino." Ia mengulurkan tangannya dan dengan senang hati Della membalas uluran tangan tersebut, "Gue Della," ucapnya manis. Cukup lama mereka bersalaman hingga deheman Aiden memisahkan mereka.
"Minum buat saya mana?" tanya Aiden kepada Della.
"Lho bapak juga mau minum teh?" bukannya menjawab Della malah bertanya balik.
"Hmm." Singkat padat dan jelas jawab yang Della terima.
"Ya kalau mau minum teh tinggal buat aja lah Pak," ucap Della santai.
"Ini apartemen saya lho Della." Della pun terpaksa harus mengalihkan pandangannya ke Aiden.
"Ya justru karena ini apartemen milik bapak, maka bapak buat sendiri lah tehnya masak iya saya yang buatin padahal saya di sini juga tamu lho Pak," ucapnya enteng.
"Kalau kamu bilang kamu tamu saya. Terus kenapa kamu buatin minum orang lain yang juga sendang bertamu tanpa izin yang punya rumah?"
"Eh anu tadi tuh kasih saya sama Pak Rino yang kayaknya haus banget mangkanya saya buatin minum tanpa izin dulu dari bapak. Kasihan pak anak orang tar dehidrasi terus end gimana? Bapak mau tanggung jawab?" tutur Della alasan.
"Terus kalo saya yang dehidrasi gimana mau tanggung jawab juga kamu?" Della berdecak sebal, ia pun sudah tidak bisa menjawab lagi. Ia kemudian beranjak dari duduknya menuju dapur kembali sambil sesekali menghentakkan kakinya.
Rino yang melihatnya pun terkekeh, "Lucu banget sih si Della cantik pula duh jadi gemes," ucapnya.
"Buta mata lo kayak gitu lucu yang ada bikin naik darah kalau sama dia," tutur Aiden.
"Depak aja sih gak papa. Gue siap nampung dia jadi asisten pribadi gue buat selamanya kalau bisa gue nikahin sekalian. Sumpah dia tuh cantik banget, lucu, gemesin tipe gue banget deh pokoknya." Rino menopang dagunya menggunakan kedua telapak tangannya membayangkan jikalau dia dan Della menjadi sepasang suami istri.
Tak, Aiden menjitak kepala Rino, "Sakit anjim," ucap Rino sambil mengelus kepalanya.
"Mangkanya jangan bayangin yang aneh aneh dulu. Kalau lo mau sama dia ungkapin dong jangan asal ngehalu kalau dia udah punya pacar atau calon kan lo juga yang sakit," tutur Aiden.
"Ck ya masa baru pertama ketemu tiba tiba langsung ngungkapin perasaan harusnya tuh minta nomor telepon terus ajakin makan, shopping, jalan jalan, PDKTan baru ungkapin perasaan," ucapnya mantap.
"Ya udah lakuin sana." Aiden menunjuk Della dengan dagunya.
"Emang lo gak keberatan kalau gue deketin sekertaris lo?" ucap Rino memastikan.
"Maksut lo?"
"Ya kan siapa tau lo naruh perasaan lebih ke dia tapi jaim, sok jual mahal, malu malu tapi mau juga entar."
"Gak akan pernah. Dia bukan tipe gue toh gue juga udah punya Cika yang gak akan pernah tergantikan dihati gue," tutur Aiden sembari tersenyum membayangkan wajah wanitanya sekarang sedang tersenyum manis kepadanya.
"Lo masih sama dia?" tanya Rino kepo.
"Masih lah awet kan gue sampai gue batalin perjodohan gue sama Rara," ucap Aiden sombong.
"What lo dijodohin sama Rara? Terus Lo batalin demi cewek gak ada moral kek si Cika bener bener otak lo eror kayaknya," ucap Rino emosi.
"Enak aja ngatain calon bini gue gak ada moral. Ngaca dong ngaca tuh ada kaca gede kamu ngaca gih," suruh Aiden.
"Ck jangan bandingin gue sama dia gue lebih terhormat dari pada dia, dia hanya seorang bi*tch yang selalu lo agung agungkan." Aiden yang mendengar ucapan yang tidak mengenakan dari sahabatnya untuk sang kekasih pun mulai tersulut emosi.
"Apa lo bilang?" Ucap Aiden garang.
"Gue ngomong apa adanya sesuai kenyataan, dan lo bener bener udah dibutakan oleh cinta." Aiden mengepalkan tangannya tanpa membalas ucapan Rino.
"Ayolah Aiden dia itu gak baik buat lo. Dia cuma mau manfaatin lo dan nguras habis harta lo. Semua temen temen kita bahkan semua orang juga udah tau busuknya dia gimana dan lo masih nutup mata sama telinga lo dari kita kita yang udah nasehatin lo bahkan bukti pun juga udah ada. Please sadar lah Aiden sebelum Lo menyesal nantinya," tutur Rino dan tanpa aba aba Aiden berdiri dari duduknya dan membogem mentah rahang Rino yang berhasil membuat Rino tersungkur di atas lantai dengan ujung bibir yang mengeluarkan darah segar.
Della yang mendengar adanya keributan, ia segera berlari meninggalkan dapur menuju ruang tamu. Della melototkan matanya melihat Rino yang sudah terkapar diatas lantai dan Aiden masih terus memukul wajahnya.
"Pak Aiden stop, anak orang jangan di buat mati pak," teriak Della yang berhasil menghentikan aksi Aiden. Aiden berdiri dari atas tubuh Rino dan tanpa sepatah katapun ia beranjak menuju kamarnya dapat di lihat dari wajahnya saat ini Aiden benar benar sedang emosi tingkat tinggi ditambah dengan tatapannya tadi yang seakan siap untuk membunuh siapa saja yang berani merendahkan sang pujaan hati.
Setelah Aiden sudah tidak terlihat lagi, Della segera menghampiri Rino yang sudah babak belur dilantai.
"Kamu bisa bangun kan?" tanya Della yang berusaha mendudukan tubuhnya Rino.
"Bisa kok, tenang aja," ucap Rino lemah, tubuhnya pun berdiri dengan dibantu oleh Della berjalan menuju sofa.
"Tunggu disini sebentar aku ambilin P3K dulu," ucap Della dan bergegas mengambil kotak P3K yang kebetulan tak jauh dari sana.
"Kok bisa sampai berantem sih kalian. Apa gak ada kegiatan yang lebih bermanfaat lagi selain berantem. Nyapu apa ngepel apartemen ini kek misalnya," ucap Della sesampainya di ruang tamu dan mendudukkan dirinya di sebelah Rino.
"Aw sakit pelan pelan Del!" perintah Rino yang sedang meringis menahan sakit.
"Udah tau sakit masih aja berantem," omelnya.
"Gue tadi cuma ngomongin yang sebenarnya tentang pacarnya eh malah di bogem gue."
"Maksudnya kalian ngomongin nona Cika." Kepo Della sambil terus mengobati luka Rino.
"Please lah lo jangan panggil dia pakai nona nona segala gak cocok buat dia." Della pun menghentikan aktivitasnya menatap wajah Rino penasaran sedangkan Rino yang di tatap seketika menjadi salting.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
evvylamora
cm pengen tau, reaksi Aiden pas tau si Chika cewek ga bener 🙄😆😆
2022-04-17
1
A.0122
si aiden bnr² udh dibutakan cinta ya sampai semua teman udh nasehatin bahkan kasih bukti nyata tpi dianya tetap tutup mata
2022-03-27
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
nyesel lho Aiden nantinya pas th tentang Cika yg sebenarnya
2021-12-15
0