Della POV
Kutu kupret baru aja gue nyampe rumah udah ada kerjaan lagi dari Pak Aiden. Emang ya tuh orang kalau lihat gue nyantai dikit gak bisa bawaannya kayak mau bunuh gue secara perlahan gitu. Sedangkan orangnya sendiri enak enak pacaran, manja manjaan, cium ciuman haish gak tau apa kalau gue juga pengen hiks nasib jomblo. Author tolong beri gue pacar {tunggu aja}. Gue belum mandi pula, lepas sepatu aja belum astaga Pak Aiden kamu sungguh terlalu.
Dah lah mending gue mandi dulu, makan, baru ngerjain kerjaan itu. Mandi gue gak terlalu lama cuma butuh 30 menit dah kelar. Gue keluar kamar mandi cuma pakai handuk doang yang nutupin badan gue. Btw kakak gue dah balik lagi ke Rusia, sepi lagi nih rumah gak ada omelan omelan dia yang bawelnya ngalahin emak emak, andaikan semua keluarga gue tinggal disini pasti seru tapi mau gimana lagi ini juga pilihan gue sendiri. Gue sekarang udah pakai baju, celana dan udah makan sekarang giliran kerja lagi.
Ting
Pesan email masuk dari Pak Aiden, mulai tak tenang hatiku, diriku, jiwaku. Lebay
Buka perlahan dan isinya...
Pak Aiden 📨: *Folder_Dokument*
Kirimkan ke saya nanti sebelum jam 10 malam ini,saya tunggu
Ambil nafas hembuskan, rileks kan badanmu Della, tenang, santai, kuasai dan...
"Aiden kutu kuyang, bos gak ada akhlak. Bisa bisanya lo ngirimin gue kerjaan lagi. Ini aja belum gue kerjain hoy. Kalau bunuh orang gak dosa dan dihukum orang yang lebih dulu gue bunuh lo, dasar pantat kerbau arkh," gue teriak sekencang kencangnya bodo amat mau tetangga denger apa gak, gue udah gedek sama satu orang ini. Heh tolong kebun binatang mana gue mau nyebutin nama nama hewan di sana. Gue dengan mulut yang setia tanpa henti komat kamit, sumpah serapah dan dengan berat hati ngerjain semua kerjaan yang di kirim bos sialan.
Author POV
Dengan cepat kilat dan pasti Della berhasil menyelesaikan pekerjaannya walaupun telat 15, buru buru Della kirim semua pekerjaannya ke Aiden yang tengah menunggu di rumahnya dengan santai.
"Hah akhirnya beres," ucap Della sambil meregangkan otot-otot tubuhnya yang sudah mulai lelah. Della pun bergegas untuk tidur.
Pagi hari tepat jam 5 Della sudah bangun dari mimpinya, melaksanakan kewajibannya, dan turun dari bawah.
"Hai mbak Rina, good morning," sapa Della yang telah memasuki dapur miliknya dan melihat Rina sedang sibuk dengan berbagai sayuran di hadapannya.
"Morning juga non." Rina menjawab dengan senyum yang mengembang.
"Mau masak apa mbak?" tanya Della kepo.
"Ini non mau masak ayam kecap kesukaan non, sama tumis sawi putih," tutur Rina sambil menunjuk bahan buat memasak hari ini.
"Wah enak tuh, aku bantu ya mbak." Della telah bersiap dengan pisau yang telah ia ambil dari tempatnya.
"Oke non, non potong aja sawinya ya, saya mau bersihin ayamnya dulu." Sudah menjadi kebiasaan Della membantu Rina apabila dia bangun lebih awal walaupun hanya bantu sebisanya saja.
Setelah Della membantu pekerjaan Rina dari memasak sampai menyapu lantai atas, Della kembali ke kamar pribadinya. Jam sudah menunjukkan pukul 6 lebih 15 menit, Della bergegas membersihkan diri dan siap siap untuk memulai aktivitas hari ini.
Tak berselang lama Della sudah selesai dengan ritual mandinya, keluar kamar mandi dengan menggunakan hanbok pink dan handuk yang menutupi rambutnya yang basah. Memilih baju yang akan ia kenakan.
Dering telepon nyaring berbunyi yang berhasil mencuri perhatian Della yang tengah mengeringkan rambutnya. Dengan segera ia berdiri menuju nakas samping tempat tidurnya, senyumnya melebar tatkala melihat nama yang tertera dilayar ponselnya.
"Abang," teriak Della yang sudah mengangkat telepon dari sang kakak tertuanya.
📞:"Ya Allah dek bisa budek telinga Abang tar kalau lo teriak teriak gitu."
"Hehehe ya maaf kelepasan, gue tuh rindu tau sama lo bang," ucap Della sambil memeluk guling di pangkuannya.
📞:"Jangan rindu, rindu itu berat seberat dosa lo," canda Maxime dari sebrang.
"Anjim gak ada akhlak punya abang, harusnya kan gini ngomongnya jangan rindu, rindu itu berat biar abang aja gitu yang bener. Eh btw kok abang tau kata kata itu dari mana?" tanya Della.
📞:"Dari film yang sempat buming di Indonesia lah dan pada waktu itu bertepatan abang pulang ke sana."
"What abang pulang, kapan kok gue gak tau?"
📞:"Bulan lalu, cuma nengokin Oma sama Opa doang, gak sempet mampir ke rumah."
"Berapa hari emangnya?" cecar Della.
📞:"Cuma tiga hari dek."
"Ih tiga hari tuh lumayan tau bang, tega amat gak nyempetin buat ketemu gue. Apa udah lupa kalau punya adek satu disini?" Della memonyongkan bibirnya.
📞:"Apaan sih lebay amat, besok juga abang kesana jengukin lo sama ada sedikit kerjaan."
"Beneran, kapan?" tanya Della antusias.
📞:"Kan udah di bilangin besok, bolot amat sih."
"Ya kan cuma memastikan," cengir Della yang masih setia memeluk gulingnya.
📞:"Lo gak kerja dek, disini jam 3 berarti disana jam 7."
"Ya Allah bang lupa gue kalau mau kerja, abang sih telepon di waktu yang tidak tepat," ucap Della.
📞:"Bisanya telpon jam segini dek. Kalau nanti nanti gue telponnya lo gak ada waktu buat angkat."
"Iya juga sih hehehe ya udah bang gue tutup ya, mau siap siap, abang tidur gih udah jam 3 juga jangan kebanyakan begadang gak baik buat kesehatan," ucap Della bawel.
📞:"Iya iya gue tau, dah sana lo siap siap tar telat abang lagi yang lo salahin," dengus Maxime dari sebrang.
"Hehe bay bay abangku yang paling ganteng jangan lupa bawa oleh oleh yang banyak gue tunggu, assalamualaikum."
📞:"Dasar Waalaikumsalam." Della memutuskan sambungannya dan bergegas mengganti pakaiannya.
Hanya butuh waktu 25 menit, Della sudah selesai bersiap siap. Dengan langkah biasa Della menuju ruang makan.
"Mbak Rina," panggil Della yang tidak mendapati Rina di meja makan.
"Iya ada apa non?" dengan sigap Rina sudah muncul di hadapan Della.
"Sarapan yuk mbak." Rina hanya tersenyum dan menarik salah satu kursi untuk dirinya, betapa bahagia dirinya mempunyai majikan yang tidak pandang kasta dan juga baik hati, selalu memperlakukan dirinya sebagai keluarga bukan orang luar.
"Yang banyak mbak makanya. Oh ya besok bang Maxime kesini. Mbak bersihin kamarnya ya maaf kalau Della gak bisa bantuin beres beres," ucap Della di sela sela makannya.
"Siap non, gak papa non itu kan kerjaan saya, seharusnya non gak perlu bantuin mbak, non kan majikan saya," tutur Rina.
"Ih apaan sih mbak. Mbak Rina tuh udah aku anggap kakak aku sendiri, jadi jangan segan segan kalau mbak Rina butuh bantuan Della atau Della bantu bantu mbak Rina jangan di larang oke," ucap Della panjang lebar.
"Baiklah non, saya nurut saja."
"Nah gitu dong." Della tersenyum manis dan mereka melanjutkan makan yang sempat tertunda beberapa saat.
"Mbak Rina aku berangkat dulu ya." Della beranjak dari kursinya sembari mengambil tas yang ia letakkan disampingnya.
"Hati hati non," jawab Rina yang sedang membereskan piring kotornya dan Della.
"Siap." Della tersenyum dan berjalan keluar rumah menuju mobil kesayangannya, masuk kedalam, memasang seat belt dan ketika hendak menyalahkan mesin, tiba tiba ponsel Della berdering mau tak mau ia harus segera mengangkatnya.
Author minta likenya dong boleh ya, biar semangat nih nulisnya. Terimakasih udah mampir di novelnya nawa yang banyak kekurangan ini, peluk online 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
😄😄😄😄 kasian bget si dela sabar dela
2022-04-18
0
A.0122
rina jodoh nya maxime kah kan sama² jomblo mungkin
2022-03-27
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
wah ada yg seneng nih abangnya datang🤭🤭🤭🤭🤭🤭
2021-12-15
0