15

"Halo, ada apa ya Pak?" tanya Della yang sudah mengangkat telepon dari Aiden.

📞:"Berkemaslah, jam setengah sembilan kamu harus sudah sampai di bandara, jangan sampai telat," tuturnya tegas.

"Lho Pak emang mau kemana?" tanya Della bingung.

📞:"Perusahaan yang ada di Jepang lagi ada masalah, kamu sebagai sekertaris saya harus ikut."

"Kenapa mendadak sih Pak, kayak tahu bulat aja. Kenapa gak dari kemarin ngomongnya. Kenapa gak sama Pak Reiki aja atau yang lain, pasalnya saya tidak bisa Pak kalau sekarang harus ke Jepang nemenin bapak karena besok saya ada urusan keluarga, dan sekarang udah jam setengah delapan Pak mana bisa jam setengah sembilan saya sudah di bandara, saya saja belum beres beres belum lagi jalanan pasti macet," elak Della.

📞:"Jangan banyak tanya dan jangan banyak alasan, kalau kamu tidak mau ikut saya, saya akan pecat kamu," ancam Aiden.

"Ih kok maksa sih Pak."

📞:"Kalau tidak mau ya sudah mulai hari ini kamu saya pecat. Jadi sekertaris harus tanggungjawab dengan pekerjaannya," tegas Aiden.

"Ya udah pecat ya pecat lah Pak gitu aja susah." Della mengerucutkan bibirnya, seketika dia ingat akan janjinya dengan sang ayah, matanya melebar sempurna, tangannya memukul bibir yang sudah seenaknya ngomong tanpa berpikir lagi.

"Eh jangan deh Pak. Saya tarik ucapan saya, jangan pecat saya ya Pak please. Saya sekarang beres beres dan segera menuju bandara," ucap Della.

📞:"Oke, tapi kalau kamu telat sedetik pun, saya tidak segan segan memecat kamu camkan itu." Aiden memutuskan telepon nya, seketika Della bernapas lega.

Dengan buru buru Della keluar dari mobilnya dan kembali masuk kedalam rumahnya.

"Lho non, kenapa belum berangkat? Ada yang ketinggalan ya non?" tanya Rina heran pasalnya Della masuk rumah dengan berlari kecil.

"Mbak Rina bisa bantu Della gak, Della mau ke Jepang ada kerjaan disana," tutur Della.

"Oke siap dengan senang hati non." Della berjalan terlebih dahulu di susul dengan mbak Rina di belakangnya.

Tak butuh waktu lama barang barang Della sudah tersusun rapi di dalam koper besar miliknya.

"Ini udah semua non, ada yang ketinggalan gak?" tanya Rina sambil melihat kearah Della yang tengah sibuk memasukkan alat makeupnya. Della pun menghentikan aktivitasnya dan berjalan menuju Rina dengan membawa tas kecil yang sudah berisi beberapa alat makeup.

"Hmmm kayaknya udah deh mbak, tinggal masukin ini aja," jawab Della yang sudah berada tepat di depan Rina.

"Baiklah non." Rina mengambil tas kecil itu dari tangan Della dan segera memasukan kedalam koper.

"Ini beneran udah semua non?" tanya Rina lagi meyakinkan Della yang sudah bersiap akan keluar kamarnya.

"Iya mbak, udah yuk turun tar akunya telat lagi." Della segera keluar dari kamarnya tak lupa di belakangnya ada Rina yang sedang menyeret koper milik Della sampai depan pintu rumah.

"Ya udah ya mbak aku berangkat dulu, eh iya aku hampir lupa, besok bang Maxime mau kesini katanya ada kerjaan, sampaikan juga ke dia kalau adeknya belum pulang jangan balik ke Rusia dulu oke mbak," tutur Della.

"Siap non." Della tersenyum sebelum ia beranjak dari rumahnya menuju taksi yang sudah menunggunya sedari tadi.

"Nitip rumah ya mbak," teriak Della yang sudah berada di dekat pagar rumahnya. Rina hanya menjawab dengan memberikan hormat kepada Della.

Mobil taksi yang Della tumpangi perlahan meninggalkan pekarangan rumah menuju bandara yang sudah di tentukan Aiden.

Di dalam taksi Della terus melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 8.

"Pak bisa cepetan dikit gak Pak?" Tanya Della gelisah.

"Baiklah neng, pegangan yang kencang ya neng," jawab sopir taksi tersebut, tanpa aba aba sopir tersebut melajukan mobilnya dengan sangat kencang. Della menutup matanya dan mengencangkan pegangannya.

"Ngajak mati apa gimana sih nih sopir, gue nyuruh cepet tapi gak gini juga kali, astagfirullah." Della terus menutup mata tak lupa mulutnya komat kamit bagaikan dukun membacakan mantra bedanya Della tengah berdoa untuk nyawanya.

"Udah sampai neng," tutur sopir itu santai berasa tanpa dosa.

"Ya Allah Pak, kalau tadi mau mati jangan ajak saya dong," desis Della kesal.

"Ya maaf, kan tadi neng yang nyuruh cepetan ya jadi saya gas aja lah neng dari pada neng nanti telat ketinggalan pesawat kan," ucapnya lagi.

"Ya udah deh Pak, terserah bapak aja, tapi saya pesan jangan kayak tadi Pak takutnya ada pelanggan bapak yang sakit jantung kan bisa berabe bapak mau tanggung jawab." Oke sekarang Della melupakannya waktu yang terus berjalan, hanya karena berdebat dengan sopir taksi.

"Ya nanti saya tanyakan dulu apa penumpang saya memiliki riwayat penyakit jantung apa tidak. Kalau tidak mah ya gas aja lah neng daripada kelamaan di jalan," tuturnya.

"Haduh Pak, terserah bapak deh. Oh ya ini uangnya dan saya minta tolong dong Pak turunin koper saya yang ada di bagasi, berat masalahnya koper saya," ucap Della sebelum keluar dari taksi.

"Ya elah neng tinggal buka bagasi doang, terus ambil apa susahnya sih, ambil sendiri aja neng, saya sudah PW alias mager nih buat keluar."

"Kan saya tadi udah bilang koper saya berat Pak," tutur Della yang sudah mulai kesal.

"Ih neng jangan manja dong jadi orang, harus mandiri. Neng juga yang tadi masukin kopernya ke bagasi berarti koper neng gak berat dong dan harusnya sekarang neng juga bisa dong ambil sendiri." Mana ada Della masukin kopernya sendiri di bagasi, orang tadi di bantuin satpam rumahnya. Della akhirnya dengan kesal membuka pintu mobil dan menutupnya dengan kasar membuat sang sopir kaget seketika.

Menuju bagasi taksi, dengan susah payah Della berhasil menurunkan kopernya, Della sempat berpikir, dia bawa apa saja sampai sampai kopernya sangatlah berat buat Della. Setelah berhasil Della menutup bagasi lagi lagi dengan tenaga yang kuat dan segera menyeret kopernya menuju kedalam bandara.

Sampai di dalam bandara ia nampak bingung mencari keberadaan Aiden yang entah sekarang ada di mana. Tengok kanan kiri namun tetap saja tidak ditemukan.

"Bodohnya diriku kenapa tadi gak nanya sih suruh nunggu dimana ah elah." Della kembali menyeret kopernya dan menuju ke kursi tunggu yang sudah di sediakan oleh pihak bandara. Dengan segera ia mendudukkan tubuhnya dan merogoh tas kecil yang sedari tadi bertengger di bahunya mencari benda pipih untuk menghubungi Aiden.

Memencet nomor Aiden dan mencoba menghubunginya namun hanya suara operator yang menyaut. Della berdecak kesal dan mulai menghubungi Aiden kembali sampai lima kali namun hasilnya tetap nihil.

Terpopuler

Comments

Sibuea

Sibuea

Della oon dan kebanyakan ngomong menurutku

2022-03-01

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Della kenapa gak berhenti aja dr pd Aiden seenak jidat nyuruh kamu

2021-12-15

1

Sri Murni

Sri Murni

pada bae mereka berdua...😀😀

2021-08-13

0

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 Extra Part 1
144 Extra Part 2
145 Extra Part 3
146 Extra Part 4
147 Extra Part 5
148 Extra Part 6
149 Extra Part 7
150 Extra Part 8
151 Extra Part 9
152 Extra Part 10
153 Extra Part 11
154 Extra Part 12
155 Bukan Up tapi...
156 Extra Part 13
157 The Triplets STORY
158 New Novel!!!
159 New Novel!!!
160 Cerita Baru!
161 Cerita baru!
Episodes

Updated 161 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
Extra Part 1
144
Extra Part 2
145
Extra Part 3
146
Extra Part 4
147
Extra Part 5
148
Extra Part 6
149
Extra Part 7
150
Extra Part 8
151
Extra Part 9
152
Extra Part 10
153
Extra Part 11
154
Extra Part 12
155
Bukan Up tapi...
156
Extra Part 13
157
The Triplets STORY
158
New Novel!!!
159
New Novel!!!
160
Cerita Baru!
161
Cerita baru!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!