"Dek, dengar mas. Rumah ini untukmu, rumah istri mas. Rumah ini sudah mas siapkan 8 tahun lalu sebelum mas menikah dengan mantan istri mas yang kedua. Rumah ini akan mas berikan kepada kamu sebagai hadiah keberhasilan kamu mendapat beasiswa. Tapi semua itu tak sempat mas berikan, karna kondisi yang tak memungkinkan secara pribadi dan keadaan perusahaan yang sedang kacau. Seperti yang pagi mas bilang, kamu adalah wanita mas, bukan seorang ponakan kecil yang selalu ayah bilang.Jika bukan kejadian 8 tahun lalu, mungkin...." Ucap Orion tanpa dilanjutkan
"Kamu wanita yang mas inginkan untuk menjadi ibu dari anak-anak mas, hanya kamu wanita mas." Sambungnya mengalihkan ucapan sebelumnya.
Nayla terkejut, terpaku, terdiam dengan deruan jantung yang saling bersahutan. Tak mampu berkata apapun, melihat dari sorot mata sang pemilik suara tak ada kebohongan yang terucap.
"Apakah aku harus mempercayainya, dan membuka rasa yang telah terkunci untuknya?" Batin Nayla
Orion yang terpana dengan tatapan sayu dan polos Nayla dengan tanpa di sadarinya semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Nayla. Dan
Cup
Sebuah ciuman mendarat di bibir Nayla, bukan seperti pertama kali ciuman sekilas tapi ciuman yang menuntut dan dalam. Mereka bertukar salivar walau Nayla tak membalas, ia juga tak menolaknya. Orion memegang tengkuk Nayla semakin dalam, karna tak ada perlawanan dari Nayla.
Keterkejutan Nayla tidak hanya dari ucapannya, tapi ciuman yang Orion berikan. Ciumannya turun ke ceruk leher Nayla, dan membuat Nayla mengeluarkan suara serak seksi tanpa disadari.
"Eeuuuuh aaaahhh om..." Nayla tersadar dan mencoba memukul bahu Orion. "Engga...ini ga bisa dibiarin, ga bisa berlanjut" Gumam Nayla
Orion malah kembali mencium bibir Nayla lebih lama, sampai hampir kehabisan nafas. Dan saat terlepas.
"Om...pleasee jangaan, aku lagi berhalangan." Ucap Nayla dengan susah payah
Orion tersadar dan saat mencium kembali, Orion urungkan.
"Maaf dek, tapi mas boleh hanya sekedar menciummu? Mas ga akan paksa kamu melakukan kewajiban sebagai istri, tapi izinkan mas hanya menciummu di saat mas inginkan, bolehkah?" Izinnya sambil menatap dan menyentuh bibir Nayla yang masih basah bekas ciumannya.
Tanpa sadar Nayla menganggukan kepalanya
"Astagaaa...apaan nih pala maen ngangguk aja, aaaargh...." Batin Nayla
Dengan senyuman hangat Orion mengelus kepala Nayla dan menariknya ke pelukkan.
"Makasih, sayang."
***
Setelah drama ciuman dengan Orion. Orion mendapat telpon untuk segera ke kantor.
Dan disinilah Nayla sekarang setelah Orion pergi ke kantor. Nayla berada di gazebo belakang rumah yang menghadap langsung ke kolam renang yang di sekelilingnya tanaman hias, menikmati angin sepoy-sepoy sendirian.
Ya hari ini Nayla masih cuti menikah. Lebih tepatnya meliburkan diri dari workshop onlineshopnya sendiri. 6 tahun lalu ketika Nayla bekerja, ia menemukan peluang baru mendapatkan pundi-pundi dengan berjualan online fashion big size. Dan selama 5 tahun penjualan onlinennya Nayla bisa mendirikan workshop onlineshopnya, tepatnya di 2020. Biasanya ia datang setiap hari ke Workshop untuk mengecek proses penjualan, keuangan dan membantu karyawan packing pengiriman. Tapi tidak untuk hari senin ini. Nayla hanya menikmati semilir angin di gazebo dan memikirkan hubungan ke depan nya dengan Orion.
"Ya allah apa aku harus mulai membuka hati untuk om Orion? Tapi aku takut terluka lagi. Cukup Galang dan Hari yang menorehkan luka. Kalo emang om Orion menginginkaku Kenapa om orion mutusin menikah dengan tante Hanum 8 tahun lalu? Apa yang terjadi di malam itu? Terus kenapa om Orion tau semua tentang rumah impianku??? Aaargh sebel pengen nanya tapi gengsi nanti dia ke Ge-er-an." gumam Nayla
"Non Nayla.." Panggil ketua pelayan di rumah itu sambil mendekat
"Iya bi, ada apa?"
"Ada ibu, di ruang tamu. Nyari non."
"Mamah? kesini??" Tanyanya dengan heran
"Iya non, mamah Den Rion."
"Haah?? Mamah om Rion???" Tanyanya sekali lagi saking terkejutnya.
"Iya non, ibu tuan Rion." Jelasnya lagi
**
Baru Nayla sampai ruang tamu
"Naylaaaaa...." Teriaknya tanpa aba-aba langsung menubruk memeluk tubuh Nayla
Nayla hanya diam, terdiam tanpa menolak dan membalas pelukkan sang mertua.
"Ya allah Nayla terakhir mamah ketemu kamu pas kamu ulang tahun yang ke 17, sekarang sudah menjadi wanita dewasa yang sangat cantik." Ucapnya dengan tangan kiri yang memegang kedua bahu Nayla dan tangan kanan mengelus pipi kanan Nayla
Untuk pertama kalinya juga Nayla bertemu mamah Orion 8 tahun lalu saat ulang tahun ke 17.
Nayla hanya bisa tersenyum, dan menganggukan kepala sebagai jawaban. Ia masih terkejut dan heran dengan perlakuan hangat sang mertua.
"Sayang, mamah bahagia banget akhirnya penantian Rion selama ini terwujud, bisa memperistri kamu wanita yang sangat Rion cintai. Maaf mama ga dateng ke nikahan kalian, Rion baru telpon mamah setelah acara akad selesai, mamah dan papah sedang di Jerman." Ucap ibu Riani sambil mengelus rambut Nayla dengan senyuman penuh kehangatan.
"Iya gapapa bu. Bu maksud ibu penantian? Om...mmm maksud Nayla mas Rion menanti Nayla?" Tanya Nayla untuk memastikkan kebenaran jawaban sang mertua dan pengakuan sang suami
"Ia sayang, Rion sudah lama menginginkan kamu. Tapi jalan hidup siapa yang tau, banyak jalan terjal yang harus Rion lewati. Mamah harap apapun yang akan dihadapi kalian berdua, kamu harus tetap di sisi Rion dan percayalah nak sepenuhnya pada Rion." Pesannya yang penuh makna tersirat
"Baik, insya allah, bu." Jawabnya dengan ragu. "Ucapan mamah meyakinkanku untuk membuka hati kembali untuk Om Rionku tapi entah mengapa aku rasa ada hal yang mamah dan Om Rion sembunyikan dariku tapi apa itu?" Batin Nayla
"Nayla sayang, mamah sekarang mamahmu, jadi panggil mamah seperti Rion panggil, ya sayang?" Ucap sang mertua ibu Riani
"Baik bu, eeh mah. Mamah sudah makan siang?"
"Belum, sayang."
"Yuk mah kita makan siang bareng, bibi masak masakan banyak." Ajaknya sambil berjalan ke ruang makan.
Setelah makan siang, sang mertua pamit dan disini tinggalah Nayla sendiri.
Ia melangkahkan kakinya ke lantai 2 kamar utamanya bersama Orion. Ia tersadar akan ucapan mamah mertuanya jika om Rion mencintainya sejak lama. Ia cukup pusing memikirkan apa yang terjadi ke depanya. Nayla merebahkan tubuhnya di kasur king sizenya dan tak menunggu lama, ia terlelap tidur.
***
Saat Nayla terbangun dengan menggerakkan tubuhnya sore hari, sebuah tangan memeluk erat pinggangnya dari belakang. Siapa lagi jika bukan sang suami, Orion.
"Dek, kamu kebangun karna mas?" Tanyanya
"Heuuh, lepas Om berat." Jawabnya dengan suara serak khas bangun tidur.
Rion malah semakin mengeratkan pelukannya tanpa menggubris permintaan Nayla. Dan Nayla tidak memberi penolakkan, ia merasa nyaman dengan pelukkannya. Orion membalikkan tubuh Nayla menghadapnya, Nayla pasrah dengan perlakuan Orion.
Tanpa aba-aba.
Cup
Sebuah Ciuman yang lembut dan tanpa harus mengigit bibir bawah Nayla, Nayla memberi akses Orion untuk masuk ke mulutnya. Nayla terbuai dengan perlakuan lembut Orion. Ciuman itu turun ke leher Nayla dan ya kedua kalinya suara indah Nayla keluar tanpa diminta. Hal itu membuat Orion semakin bergairah.
"Eeuuh...aaaahhh....om...."
Ciuman beralih ke bibir ranum Nayla lagi, dan tangannya mulai tak tinggal diam, mencoba membuka resleting belakang punggung Nayla. Tapi Nayla mulai memberontak dengan memukul dada dan menggigit bibir Orion.
"Aauuu...aaargh..." Ringis Orion saat ciuman terlepas
"Maaf om, aku belum siap dan masih berhalangan." Kilah Nayla tanpa menunggu jawaban Orion, Ia bangun dari kasur king sizenya menuju kamar mandi
Helaan napas berat dari Orion. "Aku harus bersabar, maaf Nay aku tak tau selalu menginginkannya jika bersamamu.* Batin Orion
10 menit kemudian
Ceklek
Nayla sudah tak mendapati Orion di kasur king sizenya. Dengan segera ia keluar kamar, menuju dapur membantu menyiapkan makan malam.
"Non, ga perlu bantu. Biar bibi dan pelayan di sini yang menyiapkan." Ucap sang kepala pelayan
"Mulai saat ini biarkan saya memasak untuk suami saya, bi. Kalian cukup bantu saya ketika saya butuhkan." Titahnya dengan tegas
"Tapi non, nanti aden akan marah."
"Biar saya yang bicara padanya, bibi ga usah takut. Jawabnya dengan menenangkan para nelayam di dapur
Setelah beberapa menu rumahan seperti tumis cumi cabai hijau, ayam goreng, sayur kangkung, kerupuk dan sambal tersaji. Nayla mencari keberadaan Orion di kamar.
Ceklek
Orion yang sedang duduk di sofa dengan memangku laptop, mengalihkan pandangannya ke pintu terbuka. "Om, ayo kita makan malam dulu" Pinta Nayla seakan sebelumnya terjadi apa-apa diantara mereka.
Tanpa menjawab Orion mengikuti Nayla yang keluar dari kamar. Nayla menyiapkan makanan Orion dengan beberapa lauk pauk ke piringnya. Mereka makan tanpa bersua. Dan Nayla memulai pembicaraan untuk mencairkan suasana kikuk itu.
"Om, Nayla liat bahan makanan sudah menipis. Pelayan bilang besok sudah waktunya berbelanja bahan pokok bulanan. Bolehkan Nay yang belanja??"
"Iya boleh, tapi besok kamu harus pergi dengan mas. Kemanapun kamu mau pergi selain meminta izin mas, mas pastikkan mas ikut bersama kamu."
"Ko gitu mas? Terus kerjaan kamu gimana?"
"Pergi?? atau ga sama sekali?" Jawabnya dengan tegas
"Ya allah mas, eeh om, dasaar nyebelin." Respon Nayla dengan bibir yang dimanyunkan membuat Orion gemas
Orion yang ada di hadapannya berjalan dan beralih ke kursi samping Nayla. Ia membalikkan tubuh Nayla untuk menghadapnya.
"Dengarkan mas, kapan pun kamu mau pergi dan kemana pun kamu mau pergi. Mas usahakan akan ada bersama kamu. Mas ga mau kamu kenapa-napa. Tolong mengerti ke khawatiran mas ya sayang?" Pinta Orion dengan mata yang penuh harap dan damba
Nayla hanya menganggukan kepala. Ia bingung dan heran dengan kekhawatiran Orion yang menurutnya berlebihan.
Hayo hayooo kenapa Orion khawatir sebegitunya????
Ada yang tau ga apa ketakutan Orion????
Like, komen dan vote dulu atuh biar miss up banyak yayaya??? 🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 188 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
TAKUT DI CULIK ORG..
2022-10-08
0
Eni Trisnawati Mmhe Winvan
ea takut ketauan istri tuanya
2022-09-02
0
Rita Umi
Orion takut Nayla diserang sama Hanum mantan istrinya ..
2022-02-27
0