18. Sebuah Ancaman

Sudah dua hari berlalu dari masa permintaan Hanum kepada Haris. Ia mendapatkan info lengkap tentang Orion dari sang sahabat melalui surelnya. Tentunya tanpa sepengetahuan Rio, sang suami Hanum.

Dalam informasi di surelnya menjelaskan jika Orion telah menikah kembali dengan seorang wanita dari anak rekan kerjanya, yang jelas ia tau siapa ayah Nayla.

Pa Hendra salah satu pengusaha It, properti, ritel dan fashion terbesar di Asia. Dalam informasinya. melampirkan foto pernikahan mereka yang tersebar di media. Dan beberapa foto Nayla dan Orion di mall, pusat perbelanjaan dan restoran dengan ekpresi bahagia, tersenyum dan tertawa bersama. Hanum murka, ia membanting benda apa saja yang ada di ruang santainya.

"Kurang ajar, kamu berbahagia bersama wanita barumu??? Sepertinya dia adalah kelemahanmu saat ini? Lihat lah Rion apa yang akan aku lakukan setelah anak ini lahir. Dan selama lima bulan ke depan tak kan kubiarkan kehidupanmu tenang." Ucap Hanum pada diri sendiri dengan penuh amarah sambil mengelus perutnya yang besar

***

Saat ini Nayla dan Orion sudah berada di kota Jogja untuk meninjau proyek hotel baru Orion di sana. Setelah Orion meninjau Proyek ia mengajak Nayla ke salah satu tempat wisata yang bisa membuat Nayla bahagia. Orion tahu Nayla sangat menyukai bunga. Ia membawa Nayla ke romantic garden Bantul..

"Ya allah mas indah banget."

"Kamu suka sayang?"

"Suka banget, boleh ga sih mas taman belakang rumah yang kosong di tanam bunga-bunga seperti disini?"

"Boleh sayang, apapun yang kamu mau mas berikan. Nanti sepulang di sini kita buat mini kebun bunga ya." Ucap Orion dengan merangkul bahu Nayla dan mengecup keningnya

"Mas makasih banyak ya selalu memberikan yang Nay mau."

"Kamu ga perlu berterima kasih sayang. Apapun yang kamu mau akan mas berikan kecuali kamu meminta izin pergi dari mas."

"Haha, apaan sih mas siapa juga yang mau pergi"

"Mas takut kehilangan kamu, dek. Semoga ketakutan mas tak pernah terjadi." Batin Orion

"Mas iih malah bengong."

"Maaf sayang, mas bahagia selalu melihat kamu bahagia. " Ucap Orion dengan mengelus kepala Nayla yang tertutup hijab pashminanya. Tanpa menjawab Orion Nayla memeluk tubuh Orion, dan Orion membalas pelukkan Nayla.

Setelah satu jam mereka berada di taman bunga, mereka kembali ke hotel. Ketika Nayla di dalam kamar mandi membersihkan diri. Orion mendapat pesan Whatsapp dari nomor tak bernama berawalan +1

Mas Rion aku belum bisa menandatangani surat perceraian kita. Aku masih terlalu lemah menerima ini semua. Maafkan aku tak bisa mempercepat keinginanmu. Bersenang-senanglah dengan wanitamu saat ini, tapi tak akan ku biarkan dia bahagia di sisimu.

Orion geram dengan pesan itu, ia mencoba menghubunginya tapi nomor tidak terdaftar. Hanum menggunakan nomor satu kali pakai hanya untuk menghubunginya. Ia menghubungi Dirga untuk melacak lokasi Hanum.

"Dirga, cari tau keberadaan wanita itu. Dia menghubungi saya menggunakan nomor negara xxxx."

"Baik, tuan."

"Dalam satu jam sudah ada hasil, saya akan kirim nomor telpon yang digunakan Hanum sebelum tidak aktif."

"Baik, tuan."

Setelah Orion mengakhiri telpon dengan Dirga, ia bermaksud menghapus story call. Tapi ia menemukan panggilan masuk dari nomor yang sama dua hari lalu sebelum kepergiannya ke joga bersama Nayla di jam 03.30 waktu Indonesia.

Deg

Siapa yang mengangkat telponnya, apakah Nayla? Tapi Nayla bersikap biasa saja, apa saat mengangkatnya telpon mati? Aku tak bisa membiarkan Naylaku tau sebelum ada malaikat kecil di rahimnya. Batin Orion

Ceklek

Nayla keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kimono handuknya dengan rambut basah terurai. Dengan segera Orion beranjak dari duduknya dan mendekati Nayla. Mengambil alih handuk kecil yang di gosokkan ke rambutnya. Ia mengeringkan rambut Nayla dengan handuknya.

"Mas biar Nay aja." Nayla mencoba menghentikkan pergerakkan tangan Orion

"Biar mas, sayang." Orion tak melepasnya

"Dek..." Panggil Orion penuh arti

"Ya mas." Ada maunya nih si mas. Batin Nayla

"Bolehkah mas memjnta hak mas malam ini?"

Nayla mengangguk dengan pipi yang merona

"Apakah hari ini masa suburmu, dek?" Tanya Orion meyakinkan diri karna seingatnya seminggu lalu Nay berhalangan di bulan ini

"Iya mas, kemarin adek terakhir halangan di bulan ini"

"Syukurlah, semoga segera ada malaikat kecil disini." Orion mengelus perut Nayla yang rata

"Geli mas iih"

"Hahaha, mas mandi dulu ya, kamu jangan tertidur."

"Hahaha iya iya mas, sana mandi dulu."

Setelah Orion mandi, telpon Orion berdering

Drt...drt...

Orion segera mengangkat telponnya dan keluar dari kamar menuju balkon.

"Hallo tuan." Ucap dirga di sebrang sana.

"Iya, katakan apa yang kamu temukan Dirga?"

"Dari pelacakkan nomor tersebut tak bisa dilacak tuan lokasi akuratnya. Sepertinya nomornya telah dilindungi. Kemungkinan Nyonya Hanum djbawah perlindungan orang penting disana."

"Ok, Dirga, terimakasih untuk infonya. Dan saya minta tak ada yang mengganggu dengan menghubungi saya malam ini hingga besok."

"Baik, tuan. Apa tidak sebaiknya tuan mematikan telponnya."

"Ide yang bagus, thanks Dirga." Tanpa menunggu jawaban dirga, Orion mengakhiri telponnya.

Orion masuk kembali ke dalam kamar hotel suitenya.

"Siapa, mas?"

"Dirga, dek."

"Apakah adek sudah siap, sayang?"

Dengan pipi yang sudah merah seperti tomat Nayla memgangguk. Jantung Nayla berdegub sangat kencang iya sangat gugup.

Hiyaaaa hiyaaaaa memasuki episode malam pertama yang tertunda nih???? 🤭

Siap-siap yaaa malamnya Orion Nayla nih 🥰

Miss harap riders menghargai karya miss dengan sedikit like, komen dan vote nya yaaa 🙏🏻😊

Jujur miss sekarang merasakan kesulitan para author pemula yang harus dengan susah payah ketik naskah, edit lagi, ketik lagi, edit lagi gitu aja biar dapet bahasa, dan kalimat yang sesuai dan enak dibacanya.