Hari sudah semakin sore, tapi Alya enggan untuk pergi meninggalkan rumah baru kedua orang tuanya, gundukan tanah merah dengan di taburi bermacam bunga yang masih segar menjadi sebuah jawaban yang menyakitkan untuk Alya..
“Al ayo kita pulang, hari sudah semakin sore” ajak Fina yang masih duduk di samping Alya.
“Iya Al.. Besok kita kesini lagi” saut Dewi.
Tapi Alya tak menjawab, kaki masih sangat berat untuk meninggalkan makam kedua orang tuanya, Kenapa secepat ini ?? kenapa kedua orang tuanya harus meninggalkan Alya yang masih sangat membutuhkan mereka ?? tapi semua itu adalah takdir, sekuat apapun kita menolak kematian akan segera menghampiri kita, untuk kita yang di tinggalkan boleh bersedih tapi jangan berlebihan.
“Al” kembali Dewi memanggil..
Alya menoleh, melihat wajah lelah dari kedua sahabatnya akhirnya Alya mengangguk kan kepalanya. Walau sebenarnya dia belum ingin pulang ke rumah, tapi Alya tidak boleh egois, kedua sahabatnya sudah menemaninya dari tadi.
“Ayah, Ibu-- Alya pulang dulu ya” pamit Alya kepada kuburan kedua orang tuanya.
🥀
🥀
🥀
Sementara di rumah Alya, sebuah mobil mewah berhenti di depan rumah Alya, seorang laki-laki paruh baya keluar dengan tampak gagah, dia mengernyit heran melihat ada bendera kuning yang terpajang di depan rumah itu.
“Apa aku salah rumah ya ??” tanya nya pada diri sendiri.
Tak ingin meras penasaran, akhirnya dia bertanya kepada tetangga yang kebetulan ingin berjalan ke arah nya.
“Maaf bapak siapa ya ??” tanya bu Ratih tetangga Alya.
“Saya Bayu, emm, saya mau tanya apa betul ini rumahnya bapak Haris ??” sembari memperkenalkan diri, pria paruh baya yang menyebutkan nama nya Bayu tersebut, juga bertanya.
“Betul, tapi bapak siapa nya ??” Bu Ratih masih penasaran dengan lelaki yang hampir seumuran dengan pak Haris Ayah Alya tersebut.
“Saya teman nya Pak Haris” jawab Pak Bayu dengan rama
“Oh.. apa bapak belum tau kabar yang menimpah pak Haris sama istrinya ??”
Pak Bayu bingung dengan pertanyaan sang ibu itu, kabar apa ?? pikirnya.
“Memang ada apa bu ??” kembali pak Bayu bertanya.
“Pak Haris sama Ibu Halima kecelakaan tadi pagi pak, dan meninggal dunia, sore ini baru selesai pemakaman nya” jelas bu Ratih yang berhasil membuat pak Bayu terkejut.
“Apa ?? kecelakaan ??” ucap pak Bayu terkejut.
Bu Ratih hanya mengangguk, membenarkan perkataan nya.
Tidak berapa lama Alya bersama kedua sahabatnya muncul, Pak Bayu dapat melihat kesedihan di wajah gadis mungil itu.
“Nah itu Alya” tunjuk Bu Ratih “Anak nya Pak Haris” lanjutnya lagi..
Tapi Pak Bayu tak menjawab, dia langsung pergi dari hadapan bu Ratih kemudian berjalan menghampiri Alya.
“Siapa Al ??” tanya Fina saat melihat lelaki paruh Baya mendekat ke arah mereka.
Alya hanya menjawab dengan gelengan kepalanya, tanda dia sendiri pun tidak kenal siapa dia.
“Apa rentenir Al ?? kayak di Film-Film gitu” celetuk Dewi yang berhasil membuat Alya ketakutan..
Bagaimana kalau ucapan Dewi benar ?? apa yang harus Alya lakukan jika ternyata Ayah nya meninggalkan beban hutang kepadanya.
“Apa kamu Alya ?? anak nya pak Haris ??” tanya laki-laki paruh bayah itu yang Alya dan teman-teman nya yakini kalau dia ternyata rentenir.
“I___Iya Pak” jawab Alya gugup.
“Kenalkan saya Bay--” belum sempat Pak Bayu berkenalan suara cempreng Dewi menghentikan nya.
“Pak tolong dong ngerti dikit, teman saya ini lagi berduka, bapak bisa gak datang nya besok lagi aja ?? saya tau bapak rentenir kan ??” ucapan Dewi membuat Pak Bayu melongo.
Apa katanya tadi ?? Rentenir ?? apa wajah pak Bayu terlihat seperti orang penagih hutang ??
“Oh bukan-bukan, saya bukan rentenir, saya ini Bayu teman dekatnya Haris”
“Berarti Bapak bukan penagih hutang ??” tanya Alya dengan polos.
“Bukan” jawab Bayu dengan gelengan kepalanya.
Oh lega rasanya hati Alya, ketakutan nya beberapa menit yang lalu seolah-olah membuat aliran darah nya berhenti.
“Turut berduka cita atas kepergian kedua orang tuamu, Maaf karena baru tau sekarang” ucap Bayu tidak enak.
“Mari masuk aja Pak, kita ngobrol di dalam saja” ajak Alya dengan sopan.
Pak Bayu mengangguk, kemudian mengikuti langkah kaki Alya dan kedua teman nya untuk masuk kedalam rumah minimalis bercat biru muda tersebut.
🥀
🥀
🥀
Kenan terus kepikiran dengan kejadian yang menimpa nya tadi pagi, seumur-umur dia belum pernah menabrak orang lain.
Kenan sadar kalau itu adalah kesalahan nya, tapi dia terlalu takut untuk mengakui hal tersebut, dia takut masuk penjara dan semua karir nya selama ini akan hancur, di tambah Papa nya pasti akan murka.
“Semoga mereka baik-baik saja” selalu doa itu yang Kenan ucap kan.
Suara ketokan pintu membuatnya harus menormalkan detak jantungnya, dia tidak ingin ada yang curiga.
Sebelum membuka pintu Kenan kembali menarik nafas kasar kemudian menghembuskan nya dengan pelan.
Ceklek (pintu di buka)
Ternyata itu adalah adik nya Rian Almer Abraham, yang sangat mirip dengan mendiang sang Ibu, seperti biasa Kenan akan menampilkan senyum ceria kepada adik yang selama ini selalu dia gendong.
“Kenapa ??” tanya Kenan, dia hapal betul kalau sang Adik sudah menemuinya seperti ini pasti Rian sedang ingin sesuatu.
“Gak Papa Kak, Kakak kenapa sih dari pulang tadi gak keluar kamar ?? kakak sakit” tanya Rian sembari menyentuh kening sang Kakak dengan punggung tangan nya.
“Kakak gak papa, Kakak hanya capek” jawab Kenan dengan menurun kan tangan adik nya.
“Oh gitu, Kak aku boleh pinjem mobil kakak gak malam ini ??” tanya Rian dengan sedikit rasa takut.
Kenan mengernyit bingung, buat apa adik nya ingin memakai mobilnya kalau dia sudah punya sendiri “Buat apa ? terus mobil kamu kemana ??” tanya Kenan beruntun.
“Ada sih, tapi pingin coba mobil Kakak aja”
“Gak ada, lagian mobil Kakak masih di bengkel” jawab Kenan apa adanya.
Rian terlihat kecewa.
“Pakai saja mobil kamu sendiri Yan, kenapa harus pakai mobil kakak ??” ucap Kenan dengan nada yang sangat lembut.
“Iya Kak” jawab Rian.
🥀
🥀
🥀
“Ada apa ya Pak ??” tanya Alya sembari meletakkan Secangkir kopi untuk tamunya.
“Ada yang ingin bapak bicarakan sama kamu, dan ini penting” jawab Pak Bayu dengan serius.
Melihat keseriusan pak Bayu, membuat jantung Alya berdetak sangat kencang.
“Ada apa ya pak ??” tanya Alya lagi.
“Bapak sama Ayah mu sudah sepakat untuk menikahkan kamu dengan anak sulung saya” ucap Pak Bayu to the point.
“Hah” Alya melongo, entah terkejut atau apa hanya dia yang tau, “ Menikah” lanjutnya lagi.
“Iya” jawab Pak Bayu lagi.
“Tapi saya belum siap Pak” bantah Alya.
“Tapi kamu harus siap, ini adalah kesepakatan kami berdua” sahut Pak Bayu lagi.
🥀
**Like...
Komen...
Kali ini author gak minta Vote dulu sama kalian, Author hanya minta kalian Like dan Komen dengan kata-kata lanjut, udah itu aja, itu juga udah buat Author pingin joget-joget tau gak 😁😁😁**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
linamaulina18
n ankmu yg menabraknya
2023-06-01
0
Leka Iman Sari
lanjut thor baru baca awal sudah baper dan sedih bs keluar terus nih air mata cerita nya baper pakai banget
2022-09-25
0
Neneng Sulawati
💪 semngat thor
2022-01-10
0