Alya langsung berlari meninggalkan sekolah nya, tujuan nya saat ini hanya rumah sakit, dia ingin segera sampai di sana untuk mengetahui bagaimana keadaan Ayah dan Ibunya.
Alya langsung menghentikan seorang tukang ojek untuk mengantarnya ke rumah sakit, Air matanya terus menetes membasahi pipi mulusnya.
“Bisa cepat dikit gak Mang ??” ucap Alya dengan suara bergetar.
“Ini udah ngebut Neng, kalau terlalu ngebut nanti kita kecelakaan” jawab sang sopir dengan sedikit berteriak supaya Alya bisa mendengarnya, karena dengan keadaan ngebut di tambah ada Helm yang melekat di kepala nya sulit untuk mendengar suara masing-masing.
Alya kembali diam, benar memang jika mereka sangat ngebut bisa jadi mereka akan mengalami kecelakaan juga.
Air mata Alya terus menetes seiring laju nya motor yang ia tumpangi, entah kenapa rasanya perjalanan nya kali ini terasa sangat jauh, padahal biasanya itu sangat dekat mungkin karena pikiran Alya sedang kacau makanya dia berperasaan seperti itu.
Setelah motor berhenti di depan sebuah Rumah sakit yang di beritahukan oleh si penelpon tadi, Alya segera membayar biaya ojeknya tak lupa dia menyerahkan Helm yang masih ia pakai.
“Terima kasih Mang” bahkan dalam keadaan genting seperti ini Alya masih sempat mengucapkan kata terima kasih kepada orang yang telah mengantarnya.
Alya berlari memasuki rumah sakit tersebut, detak jantung nya semakin kencang, dia benar-benar takut sekarang, takut kalau terjadi sesuatu kepada kedua orang tuanya.
“Sus mau tanya apa ada korban kecelakaan yang masuk ke sini beberapa jam yang lalu” tanya Alya kepada Suster yang berjaga di sana.
“Oh iya ada dek, pasien atas nama bapak Haris dan Ibu Halimah saat ini masih berada di IGD, keadaan nya kritis”
Deeeggghhh..
Rasa takut semakin menjalar di diri Alya. Dengan cepat Alya melangkahkan kaki nya lagi untuk segera sampai di IGD, setelah sampai di ruangan itu Alya melihat seorang bapak-bapak berdiri.
“Mbak Alya ya ??” tanya pria paruh baya itu.
“Iya Pak” jawab Alya dengan raut wajah yang cemas.
“Kedua orang tua mbak masih di tangani oleh dokter, semoga tidak terjadi apa-apa sama mereka, berdoa saja !! tapi mbak Alya harus tau kalau kecelakaan yang menimpah kedua orang tua mbak itu di sebabkan karena tabrakan dari belakang” jelas pria itu lagi.
“Maksud bapak kedua orang tua saya di tabrak gitu ?? terus mana penabrak nya ??” tanya Alya.
“Itu dia mbak, si penabrak berhasil kabur”
Oh tuhan sungguh kejam orang itu, tidak tau kah olehnya kalau mereka yang di tabrak adalah orang yang sangat berarti dalam hidup Alya.
“Kalau begitu saya permisi mbak”
“Iya pak terima kasih karena sudah membawa kedua orang tua saya ke rumah sakit”
Setelah pria paruh baya itu pergi, Alya duduk di bangku tunggu di depan ruang IGD, dalam hati dia terus berdoa semoga kedua orang tuanya baik-baik saja.
Setelah 1 jam menunggu akhirnya Dokter yang menangani kedua orang tuanya keluar, dengan cepat Alya berdiri dan menghampiri Dokter tersebut.
“Bagaimana keadaan Ayah dan Ibu saya dok ??” tanya Alya tak sabaran.
Dokter itu menghela nafas nya sebelum menyampaikan sesuatu kepada Alya. “Maafkan kami !! kedua orang tua mu tidak bisa di selamatkan”
Alya menutup mulutnya, air mata terus mengalir dengan derasnya, dia memundurkan langkahnya.
“Tidak !! ini tidak mungkin !! Ayah___ Ibu,, hiks---Hiks----Hiks” ucap Alya.
“Sabar ya mbak” ucap Dokter dengan nama Diki Kurniawan tersebut.
Tanpa menjawab perkataan dokter Diki, Alya segera masuk kedalam ruangan dimana kedua orang tuanya berada, benar saja kedua orang tuanya sudah di tutupi dengan kain putih polos, Alya tak kuasa melihat itu.
“Ayah___Ibu, Hiks---Hiks---Hiks, Kenapa kalian ninggalin Alya ?? kenapa ?? Kalau kalian pergi Alya sama siapa di sini ??” tangis Alya pecah di samping jenazah kedua orang tuanya.
🥀
🥀
🥀
Sementara di tempat lain, setelah mengantar kekasih nya ke apartemen, Kenan menuju bengkel terkenal milik salah satu sahabat dekatnya yang bernama Zaki Maulana yang usia nya di bawah satu tahun dari Kenan.
Zaki melotot melihat mobil mewah sahabatnya yang rusak, walaupun tidak terlalu parah.
“Mobil lo kenapa ??” tanya Zaki heran.
“Gue abis nabrak orang” jawab Kenan lesu, raut ketakutan masih terus dia rasakan.
“What ?? Nabrak ?? siapa ??” Zaki memberikan pertanyaan beruntun yang membuat Kenan tambah pusing.
“Gue juga gak tau Ki, tadi tuh gue buru-buru karena harus menjemput Diana di Bandara, lo tau sendiri kan gimana dia marah kalau gue sampai telat” jelas Kenan sembari memijit keningnya karena terlalu pusing.
Zaki mengangguk-anggukan kepalanya, dia paham betul bagaimana kekasih sahabatnya itu marah kalau Kenan tak menuruti keinginannya “Terus bagaimana kabar orang yang lo tabrak ?? dia gak papa kan ??” kembali Zaki bertanya.
“Itu yang bikin gue bertambah takut Ki, pasalnya mereka langsung gue tinggalin gitu aja”
“Apa ?? wiihh parah lo Ken, itu namanya gak bertanggung jawab, terus tadi apa yang lo bilang mereka ?? berarti yang lo tabrak ada berapa ??” Zaki tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya itu.
“2 orang, Kayaknya mereka pasangan suami istri” jawab Kenan.
“Astaga” ucap Zaki.
“Mobil gue lo beresin dulu, lo umpetin tuh mobil kemana aja, Gue gak mau masuk penjara” ucap Kenan sembari berdiri hendak meninggalkan Zaki.
“Lo mau kemana ??” tanya Zaki saat melihat Kenan sudah berjalan menjauh darinya.
“Pulang” jawab Kenan
🥀
🥀
🥀
Alya masih menangis, sekarang jenazah Ayah dan Ibunya sudah berada di rumah, para tetangga yang mengenal keluarga Alya sudah mulai berdatangan untuk membantu Alya mengurus jenazah kedua orang tuanya, kedua sahabat Alya juga sudah di sana untuk menemani Alya.
“Sabar ya Al” ucap Dewi sembari mengelus punggung sahabatnya.
“Iya Al, lo harus kuat” timpal Fina.
Tapi Alya tidak menjawab, dia terus menangis di samping tubuh Ayah dan Ibunya yang sudah terbungkus kain putih.
“Hiks---Hiks---Hiks, Ayah, Ibu” kembali Alya memanggil nama kedua orang tuanya.
Pemakaman kedua orang tua Alya akan segera di laksanakan sore itu juga, berhubung cuaca yang cera.
“Nak Alya, Jenazah kedua orang tua kamu sudah akan di bawa” ucap Pak Ustadz.
Alya tak menjawab, tapi tubuhnya bergeser, untuk mempermudah orang mengangkat tubuh kedua orang tuanya.
Tangis nya kembali pecah saat kedua orang tuanya sudah di bawa orang untuk menjauh dari rumahnya.
“Sabar Al” hanya kata itu yang keluar dari mulut kedua sahabatnya..
Alya mengikuti langkah kaki orang yang membawa keranda kedua orang tuanya, Dewi dan Fani tetap setia menemani Alya, memberikan semangat kepada sahabatnya, bahkan kedua orang tua Dewi dan Fani juga turut hadir di sana.
*
*
*
**LIKE
KOMEN
VOTE**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 256 Episodes
Comments
Kasmiwati P Yusuf
hadehhhh...bawang murah banget 😭😭😭 bru bab 2..
2022-10-13
0
Joko Sunarto
aelov youu..
2022-08-22
0
imam zulkifli
apakah nanti alya akan tahu bahwa kenan lah yg menabrak ortu alya
2022-07-11
0