Lucknut!

** Ruang Meeting Gathan **

Tok.. Tok.. Tok.. Suara ketukan pintu memotong pembicaraan ketiga orang yang berada dalam ruangan yaitu Gathan, Pak Basuki, dan juga asistennya.

"Masuk!" Perintah Gathan.

Tak lama Teo yang dipersilahkan masuk langsung membuka pintu dan menuju tempat duduk disamping Gathan.

Melihat Teo yang terlihat santai, Gathan penasaran bagaimana urusannya dengan perempuan teledor tadi.

Ya.. Bagi Gathan Lisya adalah perempuan yang sangat teledor. Sehingga bisa membuat dirinya mengalami kejadian yang memalukan, kejadian yang tentunya belum pernah dia lakukan.

"Bagaimana??" Bisik Gathan pada Teo.

Teo yang sudah paham maksud dari bosnya hanya tersenyum.

"Beres bos." Jawab Teo meyakinkan.

"Bagus!" Gathan mengangguk sambil tersenyum karena puas dengan kinerja Teo.

Kemudian Gathan kembali melanjutkan meeting yang sempat terpotong tadi dengan wajah yang kembali dalam mode serius dan dingin.

** Sales Counter **

Dengan wajah merah padam karena menahan emosi, Rambut yang sedikit acak-acakan, Seragam yang sudah kusut. Lisya kembali menuju Sales Counter yang sudah satu jam lebih ia tinggalkan sambil tangan kanan masih menenteng heels yang sejak tadi dilepas saat main kejar-kejaran. Lalu tangan kirinya memegang cek pemberian Teo tadi.

"Ya Allah gusti!!" Sinta terkejut sambil menutup mulutnya melihat penampilan Lisya yang sudah acak kadul.

"Loe abis macul dari mana Sya?". Tanya Shinta sambil menangkup wajah Lisya dan menolehkan ke kanan dan ke kiri.

Lisya yang kesal dengan pertanyaan Sinta, sontak mengerutkan dahi dan mengerucutkan bibirnya.

"Macul nenek lo !! Gue abis lari maraton!!" Jawab Lisya asal.

"Trusss loe menang gak?? Ketangkeepp??" Tanya Sinta yang udah paham maksud dari jawaban asal Lisya.

Setelah kembali dari toilet dia diberitahu oleh teman SPG lainnya kalo Lisya mengejar pencuri parcel parfum yang ada di Counter nya. Dan betapa terkejutnya Sinta mendengar berita itu, ada rasa bersalah dalam benaknya karena meninggalkan Lisya sendirian saat sedang ramai pengunjung. Tak ada hentinya si Sinta menghubungi handphone Lisya saat dirasa temannya itu lama tak kembali. Namun sayang, telfonnya tak ada jawaban karena Lisya meninggalkan handphone nya didalam tas yang diletakkan di bawah meja counter.

"Mana ada, yang ada gue sial! Udah jatuh ketimpa Bos gila pula!" Eh gue ya,, yang nimpa!" Ucap Lisya sambil garuk tengkuknya yang tidak gatal.

"Aahhh egaaaak!! tetep gue yang sial! Gara-gara bos gila itu gue jadi kehilangan anak itu!! Dannn.... Aaahhhh Entahlah !" Umpat Lisya dengan kesal tanpa menghiraukan Sinta yang menatap nya dengan tatapan bingung.

"Yuukk sinii, kita duduk dulu yaaaa.. Mending loe minum dulu deh! Pasti loe capek abis lari maraton tadi." Giring Sinta ke dalam counter sambil menyodorkan air mineral yang sudah tersedia untuk mereka.

Karena hebohnya Sinta melihat kedatangan Lisya yang acak kadul tadi membuat mereka berbicara didepan Counter tanpa masuk terlebih dahulu.

Diminum lah air mineral tadi oleh Lisya, hingga tandas tak tersisa karena memang dia sangat dehidrasi. Tak lupa dia meletakkan heels nya dan menyimpan cek yang di pegangnya tadi di saku seragam bagian kiri tanpa sepengetahuan Sinta. Lalu tak berapa lama Lisya merasa badannya sudah mulai relax dan capek yang tadi dirasa mulai hilang.

"Sekarang loe ceritakan sama gue, apa yang yang terjadi selama loe kejar si bocah pencuri tadi, kok sampek bikin loe frustasi kayak gini.!" Pinta Sinta.

Sinta memang bukan teman dekat Lisya, tapi keduanya saling peduli karena sering berjaga barsama. Mereka hanya bertemu saat bekerja saja, selebihnya tidak pernah. Sinta penasaran dengan apa yang terjadi karena dia juga harus ikut bertanggung jawab atas hilangnya parcel itu.

Lisya yang sudah tenang, akhirnya menceritakan apa yang telah terjadi. Dia menceritakan semua terkecuali tangan tak berakhlak yang nangkring di gundukannya, maupun soal cek yang telah diberikan oleh Teo. Karena menurutnya, itu adalah aib, dan tidak mau temannya berfikiran yang tidak-tidak.

Apalagi Lisya tidak terlalu dekat dengan Sinta, sehingga dia belum rela menceritakan hal yang menurutnya memalukan itu. Berbeda jika dengan sahabatnya, dia akan nyaman jika berbagi rahasia dengannya. Ya, Lisya punya sahabat bernama Via. Dia adalah teman satu kelas di kampus sekaligus teman sekamar kosnya.

Setelah mendengar cerita Lisya, Sinta semakin merasa bersalah dan kasihan atas apa yang telah terjadi pada partner kerjanya itu. Dia tidak menyangka adanya kejadian itu saat dia izin ke toilet sebentar.

"Sya, gue minta maaf ya sama loe, karna gara-gara gue tinggal pas rame-ramenya, jadinya sampe kelolosan gini. Ntar gapapa deh gue yang gantiin lebih banyak daripada loe. Loe uda capek ngejar kayak gitu, belum lagi pake drama nabrak orang songong kayak gitu." Sesal Sinta dan geram dengan sikap laki-laki yang diceritakan oleh Lisya.

"Apa-apaan sih loh Sin, Uda gausah merasa kayak gitu. Ini namanya musibah. Kita gak akan tau kapan dan bagaimana musibah itu akan datang. Jadii stop bilang semuanya gara-gara loe. Pokoknya soal parcel itu, kita tanggung sama-sama. Okeee!?" Pinta Lisya sembari mengacungkan jempolnya kepada Sinta dan dijawab senyuman dan anggukan olehnya.

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB. Menandakan waktu kerja telah usai. Lisya dan Sinta menghitung kembali penjualan yang mereka dapatkan untuk disetorkan pada kantor. Tak terkecuali parcel yang telah dicuri tadi, mau tidak mau mereka mencatat kedalam daftar penjualan yang meraka dapatkan dihari itu. Dengan kata lain, mereka mengganti rugi menggunakan uang pribadi mereka masing-masing.

Setelah semuanya balance sesuai catatan, Lisya dan Sinta menyerahkan hasil penjualan itu kepada teman SPG lainnya yang mana sebagai perwakilan penyetor ke kantor.

"Kalian berdua jadi ganti rugi parcel tadi dong??" Tanya teman SPG yang menjadi penyetor tadi.

"Iyaaaa mau gimana lagii, hehehe" Jawab Lisya sambil mijit keningnya. Karena totalnya memang lumayan memotong uang jajannya. Sedangkan Sinta hanya senyum dan mengangguk.

"Kalian sabar yaaa, pasti bakal diganti dengan yang lebih besar lagi." Kata temen SPG lainnya.

Lisya dan Sinta mengangguk bersamaan.

Akhirnya mereka semua pun pulang meninggalkan Plaza Senayan Mall.

***********************************

** Kos Terberkahi **

Setelah 15 menit perjalanan dari mall, Lisya sampai di kosannya. Segera ia memarkirkan motor sco*py abunya didepan teras kamar kosnya.

Kemudian dibukanya langsung pintu kosan tanpa ketuk maupun salam, Lisya pun masuk dan langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur dengan menghela nafas panjang. Membuat gadis yang sedang tiduran memejamkan mata dikasur yang sama sambil memakai masker terperanjak kaget.

"Allahuakbar!! Dasar Lucknut!" Sontak Via membuka matanya dan bangun dari tidurnya.

KRAK!! Bunyi masker retak yang hanya bisa didengar oleh Via. Maskernya retak karena mulutnya yang menyebut takbir sekaligus umpatan dengan keras ditambah gerakan refleknya yang langsung bangun dari tidur.

Ya,, didalam kamar kos Lisya sudah ada Via yang sudah lebih dulu pulang dari hangout bareng temen kampus yang lain. Maka dari itu Lisya bisa langsung masuk tanpa harus repot membuka kunci.

Sivia Pradika, panggilan Via. Sebaya dengan Lisya. Ia adalah sahabat terdekat Lisya selama kuliah di Jakarta. Via berasal dari kota Malang.

Karena keduanya sama-sama dari Jawa, membuat mereka mudah akrab sejak semester awal.

Lain dengan Lisya yang berasal dari keluarga kurang mampu, Via memiliki keluarga yang berada. Ayah Via termasuk salah satu pengusaha yang sukses di Malang. Maka dari itu ia tidak pernah kekurangan. Jika tidak ada jam kuliah, dia habiskan untuk bermain-main dan shopping. Bahkan tidak jarang jika Via melarang Lisya untuk bekerja sampingan.

Namun Lisya menolaknya. Ia tidak mau jika hanya hidup jadi benalu bagi temannya. Padahal bagi Via, uang jajan yang diberikan Ayahnya sudah lebih dari cukup untuk biaya dirinya dan Lisya.

Bagaimana tidak, selama ini Ayah Via menyuruhnya untuk tinggal di apartemen, karena keamanan lebih terjamin. Sehingga uang saku yang diberikan oleh ayahnya lebih besar. Tapi kenyataannya, Via lebih memilih tinggal di kosan bareng Lisya. Karena orang tua Via selalu sibuk, mereka tidak pernah menjenguk ataupun memastikan keberadaan Via.

Baginya, hidup di kos lebih menyenangkan dan banyak teman. Terlebih lagi sisa uang sakunya bisa dipakai untuk bersenang-senang. Bahkan Via melarang Lisya membayar uang Kos, karena hanya itu yang bisa dia lakukan untuk membantu sahabatnya.

Lisya dan Via memiliki kepribadian yang hampir sama. Sama-sama ceplas ceplos, sama-sama apa adanya. Sama-sama barbar, dan gesrek. Maka dari itu mereka nyaman satu sama lain.

"Lisyaaaaaa somplakkk!! Kira-kira dong kamu! kalo masuk itu salam.! Kaget tau! Maskerku retak ini!" Teriak Via kesal.

Jika hanya berdua mereka sering sebut 'Aku Kamu' karena bagi mereka lidahnya lebih nyaman jika mengucap panggilan itu.

"Haahhh!!! Kecilin dong suaramu! Jangan bikin kepalaku makin pusing!". Keluh Lisya sambil menghela nafas.

"Kamu sakit?" Tanya Via panik sambil memegang pipi dan kening Lisya dengan punggung tangannya.

"Iyaaa." Jawab Lisya lemas.

"Ha?? Kamu sakit apa? Aku belikan obat yaa. Udah makan belum kamu?" Via makin panik.

"Sakit Atttiiiiiiiiiii!!!" Ucap Lisya penuh penekanan sambil memegang dadanya.

"Whatt?? Loro atii?? Kamu punya pacar Sya?? Wah kamu parah ga cerita sama aku! Huaaaah!" Teriak Via heboh sambil menggoyangkan lengan Lisya.

"Hiiissshh.. Sapa yang bilang aku punya pacar sih! Hari ini itu aku dapet musibah yang bikin aku sakit hati!." Jawab Lisya sambil memejamkan mata dan dengan posisi yang masih tiduran.

"Astaga!! Musibah apa?? Cerita dong sama aku! Sapa tau aku bisa bantu! ya.. ya.. ya!" Pinta via dengan menggoyangkan lengan Lisya makin keras sehingga membuat maskernya makin tak berbentuk.

" Pyuuuhhh!! Viiaaaa maskermu logrookkk! (Masker kamu rontok)" Lisya membuka matanya sambil membersihkan kotoran masker yang masuk di mulutnya. Lalu dengan cepat bangun dan duduk menghadap Via yang sudah lebih dulu duduk.

"Heheh sorry mbebss, ini juga gara-gara kamu tau! maskerku jadi hancur!" Bela Via tak mau kalah.

"Buruaan cerita sama aku!! apa yang terjadi tadi?!!" Ucap Via lagi karena tidak sabar.

Akhirnya Lisya menceritakan semua tanpa terkecuali atas kejadian yang telah menimpanya tadi siang.

"Dasarrr laki-laki Lucknut!!" Umpat Via. Betapa marahnya ia mendengar cerita dari sahabatnya itu.

"Pollll! Mangkel akuuu (sakit hati aku) Vi..! Rasanya pengen aku uklek uklek (patahkan) tangan tak ber akhlak itu. Trus ya aku jumputin (jebolin) itu brewookk atu-atu biar kapok!" Ucap Lisya yang kembali emosi mengingat kejadian tadi.

Mereka berdua pun saling menghina laki-laki Lucknut itu sambil meragakan bagaimana mereka memberi pelajaran kepada laki-laki itu.

** Gedung BR Group **

"Haciiiuuhh haciiuuuhh..Haaaciuuuuh!" Gathan tiba-tiba bersin-bersin ditengah kegiatannya membaca laporan bulanan perusahaan.

Ya, karena Gathan sedang dijadikan sebagai bahan gibahan, membuat Gathan bersin-bersin tiada henti. hahahah

-- Annyeong pembaca yang budiman 💕--

Episode kali ini lebih fokus untuk penyelesaian masalah di pekerjaan Lisya yaa, Supaya nanti tidak timbul pertanyaan bagaimana itu nasiib barang yang dicuri.. hihi daann Author ingin kalian berkenalan dengan si Via sahabat Lisya yang nantinya juga banyak part di Novel ini..

--Tunggu Episode selanjutnya, karena bakal ada part dimana Lisya dan Gathan bertemu lagi dan lagii. Yuukk aktifkan tombol Favoritnya yaa supaya tidak ketinggalan kelanjutan ceritanya. Jangan lupa like dan tinggalkan komen supaya author lebih semangat lagi! --

Salam cium dan peluk jauh. 🤗

Terpopuler

Comments

Fitria Dafina

Fitria Dafina

Untung si Gathan ngak pas makan.. Udah pasti keselek 🤣🤣🤣🤣🤣

2021-03-13

2

Renna Mustika

Renna Mustika

like❤

2021-02-26

2

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Kuda-Kudaan??!!
3 Curi Kesempatan.!
4 Lucknut!
5 Gila yang Sesungguhnya!
6 Salah Lawan!
7 Visual
8 Black List.!
9 Pernahkah di Titik Terendah??
10 Penuh Kemenangan
11 Pekerjaan Baru
12 Peri Kecilku?
13 Lisya adalah Aira.
14 Masih Ingat?
15 Rasa Bersalah
16 Bertingkah Absurd
17 Keong Racun!
18 Jangan Ikut Campur!
19 Percayalah Padaku!
20 Kakak Ganteng?
21 Cemburu?
22 Basah-Basahan Bareng?
23 Peraturan Baru
24 Panggilan Spesial
25 Kamu Harus Jadi Milikku!
26 Berita Buruk
27 Aku Ingin Melamarnya
28 Nyaman Sekali
29 Jantungku Berdegup Kencang
30 Dilamar dengan Ancaman
31 Terpaksa Menerima
32 The Day 'Sah.!'
33 Kuku Pencakar Langit
34 Bibirmu Canduku
35 Pemandangan Indah
36 Saling Terbuka
37 Membiasakan Diri
38 Ritual Wajib
39 Honeymoon (Part 1)
40 Honeymoon (Part 2)
41 Menggemaskan
42 Mansion Utama
43 Jaga Pandanganmu!
44 Cinta atau Obsesi Semata?
45 Katakan Apa Maksudmu?
46 Benar-Benar Milikku Seutuhnya!
47 Pingsan!
48 Pingsan.!
49 Aku mencintaimu.
50 Saling Menyadari Perasaan.
51 Mas Cute!?
52 Jangan Pernah Mabuk Lagi!
53 Setiap Hari Boleh?
54 Itu Selang?
55 Kencan Ekstrim
56 Dermaga Sudah Siap!
57 Eksekusi Sekarang!
58 Mandi-Mandian.
59 Selalu Membuat Sial!
60 Minta Tolong
61 Minta Maaf.
62 Liburan Yuk!
63 Jadi Pacar?
64 Gue Mau Buktikan!
65 Snorkeling.
66 Akibat Bulu Babi.
67 Aku Mau!
68 Tak Lagi Jomblo.
69 Long Time No See
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Perkenalan
2
Kuda-Kudaan??!!
3
Curi Kesempatan.!
4
Lucknut!
5
Gila yang Sesungguhnya!
6
Salah Lawan!
7
Visual
8
Black List.!
9
Pernahkah di Titik Terendah??
10
Penuh Kemenangan
11
Pekerjaan Baru
12
Peri Kecilku?
13
Lisya adalah Aira.
14
Masih Ingat?
15
Rasa Bersalah
16
Bertingkah Absurd
17
Keong Racun!
18
Jangan Ikut Campur!
19
Percayalah Padaku!
20
Kakak Ganteng?
21
Cemburu?
22
Basah-Basahan Bareng?
23
Peraturan Baru
24
Panggilan Spesial
25
Kamu Harus Jadi Milikku!
26
Berita Buruk
27
Aku Ingin Melamarnya
28
Nyaman Sekali
29
Jantungku Berdegup Kencang
30
Dilamar dengan Ancaman
31
Terpaksa Menerima
32
The Day 'Sah.!'
33
Kuku Pencakar Langit
34
Bibirmu Canduku
35
Pemandangan Indah
36
Saling Terbuka
37
Membiasakan Diri
38
Ritual Wajib
39
Honeymoon (Part 1)
40
Honeymoon (Part 2)
41
Menggemaskan
42
Mansion Utama
43
Jaga Pandanganmu!
44
Cinta atau Obsesi Semata?
45
Katakan Apa Maksudmu?
46
Benar-Benar Milikku Seutuhnya!
47
Pingsan!
48
Pingsan.!
49
Aku mencintaimu.
50
Saling Menyadari Perasaan.
51
Mas Cute!?
52
Jangan Pernah Mabuk Lagi!
53
Setiap Hari Boleh?
54
Itu Selang?
55
Kencan Ekstrim
56
Dermaga Sudah Siap!
57
Eksekusi Sekarang!
58
Mandi-Mandian.
59
Selalu Membuat Sial!
60
Minta Tolong
61
Minta Maaf.
62
Liburan Yuk!
63
Jadi Pacar?
64
Gue Mau Buktikan!
65
Snorkeling.
66
Akibat Bulu Babi.
67
Aku Mau!
68
Tak Lagi Jomblo.
69
Long Time No See

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!