Rasa Bersalah

"Eehh,, Ii-iyaa saya ingat pak. Emm apa benar sekarang dia sudah berkuliah?" Tanya Gathan dengan muka terkejut yang dipaksakan.

"Benar den. Ia sekarang kuliah di kampus x. Ambil jurusan manajemen bisnis, dan Kalau tidak salah sudah semester 4." Jelas pak Hasan kembali.

"Oh begitu. ya. ya. ya Jawab Gathan sambil mengangguk pelan.

"Tapi bukannya saat itu dia lagi kerja yaa." Gumam Gathan pelan namun masih terdengar samar oleh pak Hasan.

"Maaf, siapa yang lagi kerja den?" Tanya pak Hasan penasaran.

"Ah.. ehhh.. anu.. itu si 'odading mang oleh' supir saya pak. Hehehe" Jawab Gathan asal sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sial kenapa gue jadi gobl*k gini sih.

Gumam Gathan dalam hati.

Durung apa-apa mbebs, ntar kalo dah bucin makin njelulu kamu. hilang wibawa mu. 😀

"Oh saya kira aden bicarakan si Aira. Jadi sekilas saya berfikir kalo aden pernah bertemu Aira sebelumnya. heheh. Tapi itu tidak mungkin ya den, kan aden orang yang sibuk.". Ucap Pak Hasan sambil tersenyum.

"Oohh bu-bukaann pak. Hehe. I-iiya" Jawab Gathan cepat sambil menggelengkan kepalanya lalu berubah anggukan berulang kali dengan senyum yang dipaksakan.

"Emmmm,, me-memangnya si perempuan tele... eh maaf maksud saya si peri.. Ah bukan, si Aira maksud saya.. juga kerja, disana pak?" Tanya Gathan belepotan karena sudah mulai terkena virus njelulu (ngeblank).

"Iya den. Aira disana ambil kerja part time juga. Karena disana dia hidup sendiri. Dan tidak mau merepotkan saya dan ibunya. Apalagi saat ini saya sudah terkena PHK dari tempat kerja saya sebelumnya. Ditambah ibunya yang masih harus beristirahat karena sakit. Jadi dia bilang akan meneruskan mencari biaya kuliahnya sendiri. Syukurnya, Aira saat ini mendapatkan beasiswa spp selama satu semester,, sehingga tidak begitu memberatkannya." Jelas pak Hasan sambil sesekali melirik foto Lisya yang tadi ditunjukkan kepada Gathan.

"Loh, bapak habis di PHK? Trus ibu Umaira sakit? Sakit apa pak?" Tanya Gathan terkejut mendengar cerita yang baginya sangat menyedihkan itu, membuatnya semakin merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya.

"Iya den. Sudah sekitar enam bulan yang lalu saya terkena PHK. Dan istri saya punya riwayat penyakit jantung, jadi harus banyak istirahat. Tapi, mungkin ini sudah jadi jalan yang terbaik untuk kami, sehingga membuat saya bisa fokus membantu panti ini saat istri saya sudah tidak bisa lagi membantunya." Jelas pak Hasan.

"Saya turut prihatin atas apa yang telah bapak dan ibu Umaira alami ya pak. Semoga kalian berdua selalu diberi kesehatan." Ucap Gathan simpati.

"Aamiin den". Jawab pak Hasan

"Oh yaa, kalau boleh tau si Aira kerja dimana ya pak?" Tanya Gathan memastikan setelah sekilas matanya melihat foto Lisya yang baginya seperti sedang melototinya dan ingin menendangnya seperti kapan lalu.

"Setau saya SPG event gitu den. Tapi baru-baru ini saya diberi tahu Aira, jika ia diberhentikan secara paksa oleh perusahaan yang mempekerjakannya. Dan terakhir saya tanya masih belum bekerja lagi. Padahal sudah satu bulanan. Makanya dia bilang saat ini masih belum bisa pulang buat jenguk kami. Haaahh... Sungguh saya tidak tega sebenarnya sama anak itu. Saya suruh pulang saja, tinggal disini sementara waktu sampai dapat kerja. Tapi dia tetep kekeuh tidak mau dan ingin berjuang disana. Sungguh tega sekali itu perusahaannya main pecat anak saya. Apa tidak mikir ya gimana susahnya cari pekerjaan saat ini. Orang kaya sekarang pada minim rasa empati memang ya..!" Jelas pak Hasan panjang lebar karena terbawa suasana. Dan seolah lupa sedang berbicara dengan siapa.

Glekk.!!

Gathan menelan salivanya dengan susah. Ia yang sedari tadi sudah njelulu akibat tegang, malah semakin berlipat menegang dan salah tingkah saat mendengar penjelasan dan pernyataan yang menohok dari sang mantan supirnya itu. Keringat se jagung jagung menetes menyusuri bagian punggung dan dadanya. Suara gemuruh jantungnya semakin berisik karena sang empu sedang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja.

"Permisi bos, pak Hasan. Maaf jika memotong pembicaraan kalian, Saya hanya ingin menyampaikan ke bos, jika meeting bersama bapak x dilaksanakan satu jam lagi." Ucap Teo setelah kembali ke ruang utama.

Ya, Teo mendengar semua pembicaraan bosnya dan pak Hasan. Sehingga ia tahu apa yang saat ini bosnya rasakan. Untuk itu, ia segera masuk kedalam untuk menyelamatkan bosnya dari situasi yang seperti 'investigasi dadakan' itu.

Lega se lega-leganya.. Itulah yang dirasakan Gathan. Ia merasa sangat berterimakasih kepada Teo karena telah mengeluarkannya dari situasi yang menurutnya menyeramkan itu.

Entah mengapa, perasaannya saat ini semakin amburadul. Ia tidak tahu, seperti apa harus menanggapi perkataan pak Hasan itu.

Akhirnya Gathan, Teo, dan Rudi memutuskan untuk meninggalkan panti asuhan tersebut.

"Maaf pak Hasan, saya dan anak buah saya ini, pamit dulu yaa. InshaAllah jika ada waktu lagi, saya akan mampir untuk menjenguk ibu Umaira. dan... Emmmm untuk si A-aiiraaa... Akan saya bantu dia supaya segera mendapatkan pekerjaannya kembali. Dan akan saya coba menemuinya jika saya sudah di Jakarta nanti."

"MashAllah, Alhamdulillah. Terimakasih banyak denn. Aden baik sekali. Saya tidak tau lagi harus berterimakasih seperti apa dengan aden." Ucap pak Hasan berkaca-kaca sambil memeluk Gathan.

"Haahhh. " Gumam gathan pelan sambil membalas pelukan pak Hasan. Ia semakin merasa bersalah.

"Tidak perlu seperti itu pak. Saya tidak sebaik itu." Jawab Gathan sambil mengurai pelukannya.

"Kalau begitu, kami bertiga pamit dulu ya pak. Bapak sehat-sehat yaa. Salam ke semua adek-adek panti. Assalamualaikum."

Pamit Gathan dengan diikuti anggukan Teo dan Rudi.

"Waalaikumsalam den. Hati-hati ya, Pak Teo dan pak Rudi juga hati-hati." Jawab pak Hasan sambil melambaikan tangannya.

Tak berapa lama akhirnya mobil yang ditumpangi Gathan dan Teo yang dikendarai oleh Rudi, meninggalkan pelataran panti tersebut.

"Thanks Teo.!" Ucap Gathan datar sambil ia membuka ponselnya.

"Bukan apa-apa bos. Masih butuh tisu untuk lap keringat nya bos?" Balas Teo sambil tersenyum mengejek karena ia tahu bahwa sedari tadi bosnya berkeringat saat berada didalam ruang utama panti asuhan bersama pak Hasan.

"Aku lempar kamu dari mobil ini!" Ucap Gathan seketika sambil menoleh dan mendelik ke arah Teo, karena paham ia telah diejek oleh asisten sekaligus sahabatnya itu.

"pfttt.. Maaf bos. Ampun!" Jawab Teo menahan tawa saat mengingat ekspresi bosnya tadi.

"Cepat kamu cari tau dimana peri kecilku itu tinggal. Dan dimana dia bekerja sekarang!" Ucap Gathan sambil menoleh kearah jalanan tanpa sadar akan panggilannya. Ia tahu jika Teo sudah mencabut hukumannya. Pikirnya, Lisya pasti bekerja kembali di tempat pekerjaan sebelumnya.

Ya, memang betul setelah Teo menghapus hukumannya, Lisya mendapat tawaran kerja dari beberapa brand yang menolaknya dulu dengan dalih quote ditambah. Namun karena ia sudah bekerja, akhirnya ganti Lisya yang menolaknya.

"Baik bos. Laksanakan!" Jawab Teo seolah tau siapa yang dimaksud bosnya itu.

Gathan memutuskan untuk kembali ke Jakarta saat itu juga. Karena maksud dan tujuannya sudah terjawab sudah. Meski rasa penasarannya berujung menjadi rasa bersalah yang telah menghantuinya.

** Bram's Studio **

Cekrekk..

Cekrekk..

Okee,, Ganti,,, Baguuss,, Yang lain..

Cekrekk..

Cekrekk..

Sipp,,,yaa cantik banget

Tahan,, Oke..

cekrek..

Begitulah kebisingan yang menjadi backsound khas Bram's Studio.

"Lisya, Foto yang saya kirimkan ke email kamu ini, akan dipakai untuk majalah b edisi bulan besok ya. Tolong kamu kirimkan file mentah ini ke perusahaan tersebut ya supaya mereka bisa memilih lagi mana foto yang terbaik bagi mereka.." Ucap salah satu editor sambil menunjuk foto yang ada dilayar laptop Lisya.

"Oh siap kak." Jawab Lisya mengerti

"Jadi kamu yang menjadi perantara antara pihak bram's studio dengan client kita. Semua file final nanti kamu yang urus ya." Sambung sang editor lagi.

"Baik kak." Jawab Lisya tersenyum.

"Good. Semangat. Kamu pasti bisa!". Ucap editor itu menyemangati Lisya.

Ya,, Lisya sekarang sedang sibuk menjalankan tugasnya di Bram' Studio tempat ia bekerja. Meskipun masih baru pertama kali ia bekerja dibidang fotografi, tidak membuatnya patah semangat. Lisya benar-benar ingin menunjukkan bahwa ia bisa menyesuaikan diri dengan cepat. Dan akan memberikan hasil yang memuaskan untuk sang bos sekaligus temannya itu. Yaitu seorang Bramantya Pratama yang saat ini tengah sibuk melakukan pemotretan untuk majalah brand make up make *ver.

"Lisya,, Tolong kamu hubungi pihak BR Group ini, untuk menanyakan kapan CEO nya bisa melakukan pemotretan di studio ya." Perintah salah satu bagian scheduling sambil memberitahukan kartu nama sekretaris sang CEO

"Ah baiikkk.". Ucap Lisya sebelum menyadari nama perusahaan tersebut.

Satu menit..

Dua menit..

"Tunggu.. tunggu... kenapa rasanya aku ga asing yaa sama nama inii.." Gumam Lisya pelan sambil mengetuk jarinya pada meja kerjanya. Matanya masih terus menatap kearah logo yang bertuliskan BR Group yang terdapat pada kartu nama itu.

Two hours later. 'Backsound ala sponge bob Squarepants'.

Akhirnya ingatannya kembali saat mendengar pak Dimas menjelaskan tentang apa itu BR Group dihari ia dipecat dulu. Ingatan saat ia mendengar namanya di black list oleh BR Group. Tak ketinggalan ingatan saat ia bertemu pertama kali dengan sang bos. Yang berakhir dengan penyerangan telak oleh dirinya kepada bos itu.

Sontak membuat Lisya membelalakkan matanya, seolah akan mencolot (lompat) dari tempatnya. Ia tidak habis pikir, kenapa harus mencungul nama perusahaan yang tak mau ia dengar atau pun lihat lagi itu.

"Aaaaaahhhhhhhh.. Jimbiiiitttttttt..!! Bos Gila itu!!" Teriak Lisya frustasi tanpa mempedulikan sekitarnya.

Sontak membuat semua orang yang berada di studio menoleh kearahnya dengan tatapan bingung..

Kriiik..

Kriikk..

Kriikk..

Lisya yang menyadari kelakuannya setelah matanya melihat disekitarnya berubah hening, dan semua orang menoleh kearahnya, langsung membungkam mulutnya dengan kedua tangannya sendiri sambil membungkukkan badannya tanda meminta maaf.

"Are you okay Sya?" Tanya Bram diseberang sana sambil sedikit teriak.

Ya, bahkan Bram yang posisi agak sedikit jauh dari Lisya saja masih mendengar teriakan spontannya itu. Bisa dibayangkan seberapa melengkingnya teriakan itu.

"I'm Okay!", Jawab Lisya sambil menunjukkan jarinya yang sudah dibentuk huruf o dengan ibu jari dan telunjuknya.

"Maaf tadi reflek karena ada hewan tomket jadi kaget." Jelas Lisya kepada orang yang ada disekitarnya.

Kemudian mereka kembali melanjutkan aktifitasnya, dan situasi kembali kondusif seperti sebelumnya.

"Haahhhh,,, Ndomoookk. Ni mulut kenapa omes banget sih! Tapuk nih!" Ucap Lisa sambil menampar pelan mulut kecilnya itu.

Lalu Lisya kembali disibukkan dengan pikirannya. Ia bingung harus bagaimana menghadapi BR Group nanti. Selain masih sakit hati, ia juga takut. Apa yang akan dialaminya nanti, setelah apa yang dilakukannya kepada sang CEO itu. Hukuman apa yang akan menantinya.

Lisya membentur-benturkan kepalanya diatas meja kerjanya.

"Aahhh. ya Allah selamatkan hamba mu yang trigish ini..!". Gumam Lisya pelan.

To Be Continued. 🖤

 

-- Annyeong pembaca yang budiman 💕--

-- Heeemm kira-kira apa sing terjadi yaa setelah ini. Apa sing bakal dilakuin Lisya nanti saat menghadapi BR Group. 🤔

Maafkeun telat update, Othor tak kuase lah menahan kantuk kemarin.. 🙏

-- Jangan lupa Vote, dan aktifkan tombol Favoritnya! 🙏 supaya tidak ketinggalan kelanjutan ceritanya. Jangan lupa like dan tinggalkan komen supaya author lebih semangat lagi! --

Salam cium dan peluk jauh. 🤗

Terpopuler

Comments

Lia Akbar

Lia Akbar

ahahahahaha....jiiiiimmbiiiiiiiiit.....

2021-03-14

1

Anita Jenius

Anita Jenius

Hadir kak..
5 like buatmu.
Mari kita saling dukung.
Semangat up terus ya..

2021-03-13

0

Lia

Lia

Lanjut thor, semangat

2021-02-14

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Kuda-Kudaan??!!
3 Curi Kesempatan.!
4 Lucknut!
5 Gila yang Sesungguhnya!
6 Salah Lawan!
7 Visual
8 Black List.!
9 Pernahkah di Titik Terendah??
10 Penuh Kemenangan
11 Pekerjaan Baru
12 Peri Kecilku?
13 Lisya adalah Aira.
14 Masih Ingat?
15 Rasa Bersalah
16 Bertingkah Absurd
17 Keong Racun!
18 Jangan Ikut Campur!
19 Percayalah Padaku!
20 Kakak Ganteng?
21 Cemburu?
22 Basah-Basahan Bareng?
23 Peraturan Baru
24 Panggilan Spesial
25 Kamu Harus Jadi Milikku!
26 Berita Buruk
27 Aku Ingin Melamarnya
28 Nyaman Sekali
29 Jantungku Berdegup Kencang
30 Dilamar dengan Ancaman
31 Terpaksa Menerima
32 The Day 'Sah.!'
33 Kuku Pencakar Langit
34 Bibirmu Canduku
35 Pemandangan Indah
36 Saling Terbuka
37 Membiasakan Diri
38 Ritual Wajib
39 Honeymoon (Part 1)
40 Honeymoon (Part 2)
41 Menggemaskan
42 Mansion Utama
43 Jaga Pandanganmu!
44 Cinta atau Obsesi Semata?
45 Katakan Apa Maksudmu?
46 Benar-Benar Milikku Seutuhnya!
47 Pingsan!
48 Pingsan.!
49 Aku mencintaimu.
50 Saling Menyadari Perasaan.
51 Mas Cute!?
52 Jangan Pernah Mabuk Lagi!
53 Setiap Hari Boleh?
54 Itu Selang?
55 Kencan Ekstrim
56 Dermaga Sudah Siap!
57 Eksekusi Sekarang!
58 Mandi-Mandian.
59 Selalu Membuat Sial!
60 Minta Tolong
61 Minta Maaf.
62 Liburan Yuk!
63 Jadi Pacar?
64 Gue Mau Buktikan!
65 Snorkeling.
66 Akibat Bulu Babi.
67 Aku Mau!
68 Tak Lagi Jomblo.
69 Long Time No See
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Perkenalan
2
Kuda-Kudaan??!!
3
Curi Kesempatan.!
4
Lucknut!
5
Gila yang Sesungguhnya!
6
Salah Lawan!
7
Visual
8
Black List.!
9
Pernahkah di Titik Terendah??
10
Penuh Kemenangan
11
Pekerjaan Baru
12
Peri Kecilku?
13
Lisya adalah Aira.
14
Masih Ingat?
15
Rasa Bersalah
16
Bertingkah Absurd
17
Keong Racun!
18
Jangan Ikut Campur!
19
Percayalah Padaku!
20
Kakak Ganteng?
21
Cemburu?
22
Basah-Basahan Bareng?
23
Peraturan Baru
24
Panggilan Spesial
25
Kamu Harus Jadi Milikku!
26
Berita Buruk
27
Aku Ingin Melamarnya
28
Nyaman Sekali
29
Jantungku Berdegup Kencang
30
Dilamar dengan Ancaman
31
Terpaksa Menerima
32
The Day 'Sah.!'
33
Kuku Pencakar Langit
34
Bibirmu Canduku
35
Pemandangan Indah
36
Saling Terbuka
37
Membiasakan Diri
38
Ritual Wajib
39
Honeymoon (Part 1)
40
Honeymoon (Part 2)
41
Menggemaskan
42
Mansion Utama
43
Jaga Pandanganmu!
44
Cinta atau Obsesi Semata?
45
Katakan Apa Maksudmu?
46
Benar-Benar Milikku Seutuhnya!
47
Pingsan!
48
Pingsan.!
49
Aku mencintaimu.
50
Saling Menyadari Perasaan.
51
Mas Cute!?
52
Jangan Pernah Mabuk Lagi!
53
Setiap Hari Boleh?
54
Itu Selang?
55
Kencan Ekstrim
56
Dermaga Sudah Siap!
57
Eksekusi Sekarang!
58
Mandi-Mandian.
59
Selalu Membuat Sial!
60
Minta Tolong
61
Minta Maaf.
62
Liburan Yuk!
63
Jadi Pacar?
64
Gue Mau Buktikan!
65
Snorkeling.
66
Akibat Bulu Babi.
67
Aku Mau!
68
Tak Lagi Jomblo.
69
Long Time No See

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!