makanan pun akhirnya sudah siap, ia menatanya di meja makan dan mengambil 2 piring iapun duduk menunggu ricko dimeja makan.
beberapa saat kemudian akhirnya ricko datang dan tersenyum melihat apa yang dimasak istrinya itu.
" aku hanya memasak ini karena sudah lelah aku hanya membuat sup dan ayam chicken" ujar nita.
" tidak apa malahan aku sangat menyukai makanan seperti ini apalagi istriku yang membuatnya" ucap ricko lalu ia mengambil nasi dan lauknya.
" hmm ini sangat enak sayang " ujar ricko yang baru makan satu sendok itu.
" benarkah?" tanya nita dengan raut muka sedikit senang.
" hmm aku sangat beruntung berjodoh dengan mu istri ku pandai memasak" jawabnya.
" terima kasih tapi aku hanya memasak hal yang sederhana saja jika sesuatu yang rumit aku tidak bisa" jelas nita.
" kita tinggal pesan jangan khawatir " ujar ricko.
nita hanya mendengarnya namun jauh dilubuk hatinya ia merasa senang.akhirnya mereka pun makan bersama-sama.
keesokan harinya nita bersiap-siap ia sudah sangat cantik dan rapi, begitu juga dengan ricko yang sudah memakai setelan kemejanya.
nita melihat ricko sudah memakai kemeja nya iapun berjalan mengambil tasnya, dibukanya tas itu dan ia ambil kotak kecil didalamnya.
ia menatapnya sekilas lalu menghampiri ricko.
" ricko" panggil nita
ricko pun memandang nita dengan cepat walau pun ia sedang merapikan bajunya.
" ini untukmu" ujar nita lalu memberikan kotak kecil itu dengan segera ricko menerimanya.
" apa ini ?" tanya ricko ia langsung membuka kotak itu dan ternyata isi dari kotak itu sebuah dasi bermotif sederhana namun sangat elegan.
" sayang" panggil ricko.
" kemarin kau membelikanku barang begitu banyak, aku tidak mau berhutang budi untuk itu aku membelikanmu ini, walaupun tidak sebanding dengan pemberiamu tapi... tapi aku ingin membalasnya dengan ini" jelas nita dengan lembut.
" sayang ... apa yang aku lakukan dan aku berikan untukmu itu bukan sebuah hutang, tapi kewajibanku untuk menafkahimu. jangan pernah merasa bahwa diriku ini hanya menginginkan sesuatu dibalik pemberianku" ujar ricko dengan sedikit raut wajah kesal.
" aku tau kau tidak seperti itu, tapi maaf aku tidak terbiasa diberi sesuatu hal tanpa aku memberi nya lagi. kau harap mengerti" jelas nita lagi.
" jadi kau menolak pemberianku?" tanya ricko dengan suara agak meninggi.
" tidak bukan begitu maksudku" jawab nita.
" sudahlah lupakan" ricko segera turun kebawah dan menaruh hadiah kecil itu begitu saja tanpa memperdulikannya.
nita merasa heran atas sikap ricko kenapa dirinya begitu marah seperti ini padahal dia hanya ingin memberikan sesuatu untuknya.
ia pun menatap dasi itu lalu pergi ke bawah.
" ayo kita berangkat sekarang" ujar ricko dengan datar.
" tidak usah aku sudah memesan taksi" jawab nita dengan cepat.
" kenapa kau tidak bertanya dulu batalkan saja sekarang" ujar ricko.
" tidak perlu " dengan cepat nita menuju taksi yang ia pesan . ricko hanya memandang punggung istrinya yang sudah menjauh dari pandangannya.
didalam taksi nita terus berpikir apa kesalahannya hingga ricko begitu kesal? dia tidak seperti biasanya.
" ah sudahlah kenapa juga aku memikirkannya jika dia tidak mau ya sudah buang saja hadiah ku itu" ucapnya dengan kesal.
setelah beberapa saat kemudian nita pun sampai dan membayar taksinya dengan segera ia masuk keruangannya untuk absen dan juga melihat jumlah pasien yang datang.
" eh tumben dokter fahri belum datang" pikirnya sembari melihat buku buku nya.
" kau sudah datang? maaf saya telat dijalan sangat macet" ujar dokter fahri yang datang dengab nafas ngos ngosan.
nita pun berinisiatif mengambilkannya segelas air ia langaung menyodorkannya pada dokter fahri.
" ini minumlah dokter akan tenang dengan begini" ucap nita.
" ah terima kasih" dokter fahri menerima air itu dengan cepat ia meminumnya hingga habis.
nita tersenyum melihatnya begitupun dengan fahri selama ini ia tidak pernah melihat seseorang yang sangat peduli dengannya, ada apa dengannya kenapa mulai dari awal bertemu ia selalu saja tersenyum melihat gadis ini..
" dokter hari ini ada 9 pasien, bagaimana jika kita keruangan untuk memeriksa nya?" tanya nita.
" baiklah saya ganti pakaian dulu" jawan dr.fahri.
akhirnya mereka pun keluar bersama dan berjalan beriringan dan tidak sengaja mereka berdua berpapasan dengan ricko yang akan mengoperasi seseorang. ricko menatap tajam kedunya tapi nita ia hanya bersikap biasa saja.
" apa yang kau lakukan ?" pikir ricko.
nita bukannya tidak melihatnya tapi ia memang sengaja tidak mau bersikap berlebihan. apapun masalah yang ia hadapi ia tidak mau melibatkannya dalam urusan pekerjaannya.
setelah jam makan siang nita dan dokter fahri duduk bersama di kantin mereka makan berdua disana kantin itu sangat ramai diisi oleh para dokter juga perawat. semua orang nampak melihatnya dengan tersenyum mereka sangat serasi sekali.
" lihat dokter fahri sebelumnya tidak pernah makan bersama seorang wanita. tapi dengan dokter magang itu ia sangat bersemangat" bisik-bisik para suster itu.
ternyata dari belakang ricko mendengar gosip itu ia mengepalkan tanganya ingin rasanya ia seret istrinya itu untuk menjauh dari dokter ricko.
ia pun punya ide segera ia kirimkan pesan untuk nita
..."*aku tidak suka kau makan dengannya, menjauhlah atau aku akan menyeretmu"...
drrrt...drrtt*
telpon nita bergetar tanda jika sebuah pesan masuk ia pun membukanya dan hanya ia lihat saja pesan itu ia tidak bergeming sama sekali.
" berani sekali kau acuhkan pesanku" gumam ricko dengan kesal ia semakin cemburu melihatnya.
ia pun bergegas untuk menghampiri mereka.
tapi sayangnya nita dan dokter fahri sudah selesai makan mereka pun pergi meninggalkan kantin berdua.
ricko hanya menatap dingin keduanya.
didalam ruangannya ricko terus diam memikirkan kejadian pagi tadi ia masih marah pada istrinya itu.
" apa aku ini pria yang tidak tulus hingga ia tidak mau menerima pemberian ku begitu saja ? juga makan dengan lakilaki lain dihadapanku" pikirnya.
" hey teman kenapa kau diam begitu, menahan BAB ?" tanya dokter chandra yang merupakan teman dari ricko.
" aku akan menyumpal mulutmu dengan BAB mu nanti" jawab ketus ricko.
" permasalahan orang berumah tangga memang seperti ini " ujar chandra sambil meminum tehnya.
" apa?" tanya ricko.
" dengan sifatmu seperti ini kadang-kadang jika kau merasa tidak di hargai kau langsung merasa kesal tanpa memikirkan yang lainnya" jawab dr.chan.
" aku bingung aku membelikan istriku pakaian aku memilihkannya karena ia tidak mau saat ia tahu jumlah baju yang kubeli seharga 120 juta ia menolaknya dan bilang terlalu mahal. dan kau tau ? pagi tadi ia memberiku sebuah dasi dia bilang tidak mau menerima sesuatu tanpa ia memberikan sesuatu lagi pada orang itu. apa aku ini tipe lakilaki yang suka meminta imbalan?" tanya ricko.
" hahahhah kau ini tidak mengerti juga ya" ujar dr.chan
" kenapa kau tertawa?" tanya ricko.
" begini kau seharusnya bersyukur istrimu tidak seperti wanita sosialita seperti istriku itu, dia memberikan itu sebagai tanda ucapan terima kasih. karena wanita seperti itu ia tidak ingin membuat lakilakinya terbebani" jelas dokter chan.
" tapi aku tidak merasa dibebani olehnya" bantah ricko.
" ricko...ricko... seharusnya kau memahaminya dari sudut pandang nya bukan dari pandanganmu sendiri. kau yang bilang sendiri dia wanita mandiri selalu melakukan apapun sendiri. aku tidak menyela jika kali ini kau yang salah" ujar dr.chan.
sejenak ricko pun memikirkan ucapan temannya itu ia teringat wajah istrinya saat ia membentaknya pagi tadi.
" aku sudah salah padanya" gumam ricko.
" hmm kau harus minta maaf secepatnya , apalagi sekarang para staf dan juga perawat melihat kedekatan istrimu dan dokter fahri seperti pasangan kekasih" ucap chandra.
" kau ? apa kau bosan hidup?" bentak ricko.
" hahha lihatlah kau cemburu saat istrimu dekat dengan pria tapi dirimu menyianyiakan istrimu" telah chandra.
" kau beruntung istrimu menolak dibelikan barang bermerk. kau tau istriku setiap membawanya ke mall kartu ku langsung limit" ucap chandra.
" kau mengatakan itu karena kau pelit atau tidak mampu membahagiakan istrimu? " ricko pun berdiri lalu mencari istrinya untuk meminta maaf.
" dasar kau" teriak chandra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 199 Episodes
Comments