Sesuai kesepakatan bersama akhirnya hari ini tiba juga. Sheila dan Steven akan melaksanakan ijab kabul di masjid dekat rumah Jefri, setelah itu hanya ada pesta kecil di rumah Jefri yang hanya dihadiri keluarga, sahabat, dan tetangga sekitar. Sheila beralasan dia masih kuliah sehingga resepsi mungkin bisa ditunda.
Sheila dengan dituntun Sarah dan Dyah berjalan pelan menghampiri Steven yang sudah duduk di depan penghulu, Lusia dan Tya mengekor di belakangnya.
Sesaat Steven sempat dibuat takjub dengan kecantikan Sheila. Dengan kebaya putih yang memanjang sampai bawah, kain rok batik, make up flawless tapi tetap bisa membuat pangling karena Sheila memang jarang merias diri berlebihan, rambut yang disanggul modern, dan jangan lupakan dua bagian di dada Sheila yang nampak semakin mencuat karena kamisol yang dipakainya.
Sheila hanya bisa menundukkan kepalanya setelah duduk bersebelahan dengan Steven.
"Saya terima nikah dan kawinnya Sheila Ayudia Mahendra binti almarhum Jason Mahendra dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan perhiasan 25 gram dibayar tunai!" dengan lantang dan dalam satu tarikan nafas Steven mengucapkan ijab kabul di depan penghulu.
"Bagaimana para saksi, syah?" tanya penghulu.
"Syah ....." jawab semua yang hadir bersamaan.
"Alhamdulillaah hi robbil 'aalamiin," semua mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa.
Penghulu kemudian memimpin membacakan do'a untuk kedua mempelai. Selesa berdo'a Sheila kemudian diarahkan untuk mencium tangan Steven. Dengan takdzim Sheila melakukannya.
Deg.
Hati Steven terasa bergetar, entah perasaan apa yang menghampirinya dia sendiri tidak bisa menjabarkan.
Kemudian Steven yang mencium kening Sheila. Ada rasa haru, nyaman, dan terlindungi Sheila rasakan. Penghulu lalu mengarahkan mereka melakukan serangkaian penandatanganan dokumen pernikahan.
Dan ketika acara sungkeman, meminta do'a restu orang tua, air mata Sheila tidak dapat dibendung lagi.
"Semoga bahagia selalu ya nak, jadi istri yang Sholehah dan nurut apa kata suamimu," pesan Sarah setelah melepas pelukannya dari Sheila.
"Anak gadis Ayah sudah besar, sekarang sudah jadi seorang istri, tanggung jawab Ayah sudah berpindah ke suamimu sekarang. Jadi istri yang Sholehah ya nak, do'a kami selalu menyertaimu," Jefri melepas pelukannya dengan haru.
"Om titip Sheila ya nak, tolong bimbing dan lindungi dia," pesan Jefri kepada Steven.
"Pasti Om," jawab Steven mantap yang sesaat kemudian disesalinya, apa dia mampu melakukan hal itu, mengingat saat ini masih ada Nila yang berstatus kekasihnya.
Tidak ada sepatah kata pun yang diucapkan Amelia, ibu Steven, ketika menerima cium tangan pertama Sheila, menantunya. Ada sedikit rasa bingung di hati Sheila, tapi dia mencoba berpikir positif.
"Terima kasih sudah mau menuruti keinginan Papa nak, yakinlah bahwa ini yang terbaik untukmu, semoga kalian selalu bahagia," kata Ricko kepada Steven.
"Terima kasih nak, terima kasih. Dan Papa janji akan segera melakukan apa yang Papa sampaikan dulu," Ricko mengelus lembut kepala Sheila, dibalas dengan senyuman manis menantunya itu.
Flashback on
Beberapa hari setelah Ricko datang ke rumah Jefri, dia menemui Sheila di kampus dan mengajaknya untuk makan siang bersama.
"Sheila, ada yang ingin Om bicarakan. Kamu pasti tahu kan kalau perusahaan Pamanmu saat ini sedang mengalami masalah keuangan yang cukup serius?"
Sheila menganggukkan kepalanya ringan.
"Dari awal Om sudah berniat untuk membantu, tapi Jefri selalu menolak, dengan alasan sungkan dan sebagainya. Karena itu Om mohon sama kamu, menikahlah dengan Steven. Setelah kalian menikah, Om jadi punya alasan kuat untuk memaksa Jefri menerima bantuan dari Om."
"Tolong jangan berpikiran buruk dulu nak, Om hanya tidak ingin perusahaan yang sudah dibangun dengan susah payah oleh Jason dan Jefri itu bangkrut. Om adalah saksi kerja keras mereka saat merintis perusahaan itu. Jadi tolong terima perjodohan ini nak. Di satu sisi kau menuruti keinginan terakhir ayahmu, dan di sisi lain secara tidak langsung kau membantu pamanmu menyelamatkan perusahaannya," lanjut Ricko menerangkan.
Flashback off
Acara dilanjutkan di rumah Jefri. Sebuah pesta kecil untuk acara ramah tamah dan foto-foto bersama mempelai berdua.
"Gue berasa mimpi tau nggak, tiba-tiba sahabat kita yang pendiam ini udah nikah dan sekarang resmi jadi istri seseorang," kata Lusia masih tidak percaya.
"Sama kali Lus, gue juga awalnya kaget banget pas dikasih tahu Sheila," Dyah menimpali.
"Dan yang lebih mengejutkan lagi, kok bisa sih Shei Lo nikahnya sama mas-mas yang Lo tabrak waktu di kafe dulu itu?" heran Tya mewakili yang lainnya.
"Jodoh dan takdir itu rahasia Allah SWT guys, kita nggak ada yang tahu," jawab Sheila, "Lagian ini keinginan terakhir mendiang Ayah Jason, aku tidak mungkin menolaknya."
Sheila pun serasa masih belum percaya, saat ini dia sudah resmi menjadi istri dari seorang Steven Alvaro Setyo Aji, pengusaha muda sukses yang sayangnya mungkin tidak akan pernah bisa dia miliki, meski dia adalah istri sah-nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
kok mengandung bawang gini sie.. serbet mana serbet
2023-08-07
1
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
auto senyum senyum sendiri Krn inget waktu ijab kabul sama husbu
2023-08-07
1
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
eits Steven kamu yaaa
2023-08-07
1