Suasana sarapan pagi ini agak sedikit berbeda dirasakan Sheila, kenapa semuanya diam, sepertinya ada sesuatu hal yang terjadi. Bahkan Max yang biasanya jail pun jadi pendiam.
"Ayah, Bunda, hari ini Sheila ijin mau ziarah ke makam Ayah Jason sama Bunda Miranda ya," Sheila membuka percakapan, meminta ijin kepada paman dan bibinya yang selama ini meminta untuk dipanggil ayah dan bunda juga.
"Iya sayang, mau sendiri apa ditemenin, mumpung weekend kakakmu pada libur?" tanya Sarah.
"Sheila sendiri aja Bun, nggak pa-pa kok."
"Ya udah, tapi kamu hati-hati ya," pesan Jefri.
"Iya Ayah."
Selesai sarapan Sheila bergegas pergi ke makam kedua orang tuanya. Sementara Jefri, Sarah, Max, dan Leon berkumpul di ruang keluarga.
"Kenapa harus begini sih Yah, kasihan Sheila, kuliahnya juga belum lulus," ucap Max sedikit frustasi.
"Sesuai kata Ayah semalam, keputusan tetap ada di tangan Sheila. Ayah sebenarnya juga menyayangkan hal ini, tapi mau bagaimana lagi, jika ini memang keinginan terakhir mendiang pamanmu Jason, Ayah bisa apa."
Flashback on
Jefri, Sarah, Max, dan Leon sedang berkumpul di ruang kerja Jefri.
"Ada yang ingin Ayah bicarakan dengan kalian semua. Sarah kamu masih ingat dengan Ricko, sahabat baik Jason dulu?" kata Jefri membuka percakapan.
"Ricko ... Ricko Setyo Aji ya Yah, yang temen kuliah Jason dulu itu?" tanya Sarah setelah berusaha mengingat.
"Iya. Tadi siang Ricko datang ke kantor Ayah, dia bilang dia sudah lama mencari kita, dan baru tahu kalau ternyata kita pindah ke kota ini, bersama Sheila juga."
"Dia melamar Sheila untuk Steven putranya."
"Apa???" setengah berteriak ketiga orang yang mendengar hal tersebut menanggapi.
"Dia bilang ini adalah keinginan terakhir Jason yang diamanatkan padanya, menjodohkan Sheila dengan Steven. Dulu sebelum kecelakaan itu terjadi, Jason memang pernah bercerita pada Ayah kalau dia ingin menjodohkan Sheila dengan putra Ricko, dia ingin persahabatan mereka menjadi sebuah hubungan kekeluargaan, dan dia juga menganggap kalau Steven adalah jodoh yang tepat untuk Sheila."
"Ayah dulu tidak menanggapi serius ucapan Jason, dan hanya berkata kalau Sheila masih terlalu kecil, biarkan nanti takdir yang menentukan saja. Tapi tidak ayah sangka kalau ternyata Jason serius dengan ucapannya, bahkan Ricko pun juga menyetujui hal tersebut."
"Apa Ayah menerima lamaran Ricko untuk putranya itu?" tanya Sarah.
"Awalnya Ayah menolak, tapi Ricko meyakinkan Ayah kalau dia bersungguh-sungguh, dan dia juga bilang kalau mungkin ini adalah hal terakhir yang bisa dia lakukan untuk sahabat baiknya. Dia ingin mewujudkan keinginan terakhir sahabatnya. Dia ingin bisa menjaga dan melindungi Sheila. Dia juga meyakinkan Ayah kalau dia akan selalu membuat Sheila bahagia."
"Tapi Yah, Sheila punya hak untuk menentukan kehidupan dia sendiri," Leon angkat bicara.
"Kenapa juga harus pake acara jodoh-jodohan segala sih Yah, emangnya anak Om Ricko itu mau dijodohin sama Sheila? Dan kalaupun dia mau, emangnya Sheila juga mau dijodohin kayak gini?" protes Max.
"Iya Yah, kita kan nggak bisa maksa Sheila Yah."
"Justru itu Bun, awalnya Ayah juga menolak seperti kalian ini. Tapi Ricko meyakinkan Ayah kalau putranya itu sudah menyetujui perjodohan ini. Dia juga meminta kesempatan untuk bertemu dan berbicara langsung dengan Sheila, dia bilang biar Sheila sendiri yang memutuskan dan dia akan menerima apapun keputusan Sheila nantinya. Dan Ayah sudah setuju dengan usul Ricko, jadi Ayah harap kalian semua bisa menghargai keinginan terakhir Jason ini, biarkan Sheila yang memutuskan sendiri."
Flashback off
...
"Assalamu'alaikum, Sheila pulang ..."
"Wa'alaikumsalam," jawab semua bersamaan.
"Eh, maaf Sheila nggak tahu kalau lagi ada tamu," ucap Sheila sungkan.
"Nggak apa-apa sayang. Sini nak duduk deket Bunda," kata Sarah.
Sheila lalu duduk di samping Bunda nya. Di hadapan Sheila ada dua orang laki-laki, seorang pria paruh baya dan ... heuh, Sheila merasa kenal dengan laki-laki muda itu.
"Loh, Mas yang di kafe kemarin kan? Apa ada masalah lagi Mas, kenapa Mas dateng ke rumah Sheila?" tanyanya sedikit bingung.
"Kalian sudah pernah bertemu?" Ricko, Jefri, dan Sarah bertanya hampir bersamaan.
"Iya, kemarin ..."
"Kemarin kami tidak sengaja bertemu di kafe," potong Steven cepat.
"Heu ..." Sheila merasa ada yang ingin ditutupi lelaki ini dari pertemuan mereka kemarin. Tapi Sheila tidak ingin ambil pusing dan memilih diam saja.
"Wah, ternyata kalau memang sudah jodoh itu pasti ada saja ya jalannya," kata Ricko sambil tersenyum.
Sheila semakin bingung, "Maksudnya?"
"Sheila ini om Ricko, sahabat baik mendiang ayah Jason, dan putranya Steven," Jefri memperkenalkan kedua tamunya.
"Oh ya, salam kenal om, dan juga ... Steven," sapa Sheila sedikit sungkan.
"Jadi Sheila, langsung saja ya, tujuan Om kemari Om ingin melamar kamu untuk putra Om, Steven," kata Ricko to the point.
"Apa???"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●ιиɑ͜͡✦MojiU୧⍤⃝💐≁
masyaaallah... coba dibuat film series pasti seru deh
2023-08-07
2
@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
mbaaaaak.....
2022-07-11
2
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
jeng jeng jeng... ternyata cowok itu.. Steven..
gimana tuh??? kn dia dh punya pacar???
2022-07-04
1