Sisi Lain Yang Mulai Terlihat

Seperti dua hari sebelumnya, pagi ini Steven meminta Sheila untuk sholat lebih dulu. Selesai sholat Sheila turun ke bawah dan memasak untuk sarapan pagi seperti kemarin.

Selesai sarapan mereka lalu berpamitan untuk berangkat. Tapi belum juga masuk ke mobil Steven dan Sheila dikejutkan klakson mobil dari depan.

Tinnn tiinnn.

"Bro, sini bareng gue aja," teriak seorang pria sambil melongokkan kepalanya. Dia lalu turun dari mobil dan menghampiri Steven juga Sheila.

"Danny," Steven berseru lalu memeluk sahabatnya itu. "Udah balik Lo?" tanyanya setelah melerai pelukan mereka.

Sheila diam di samping Steven melihat interaksi dua sahabat itu.

"Baru semalem dateng. Gila ya Lo, nikah nggak bilang-bilang. Sengaja ya Lo ngirim gue ngurusin proyek di Singapura biar gue nggak bisa dateng ke nikahan Lo?" cecar Danny.

"Bukan gitu Dan. Sorry kemarin itu juga mendadak acaranya. Lo tau sendiri kan gimana bokap kalo udah punya keinginan?"

"Iya-iya, gue maafin deh kali ini. By the way, nggak Lo kenalin sama gue nih bini Lo?"

"Oh iya, kenalin nih Sheila. Sheila ini Danny, sahabat aku," Steven memperkenalkan keduanya.

"Sheila," kata Sheila memperkenalkan diri sambil menjabat tangan Danny dan tersenyum ramah.

"Hai Sheila, gue Danny. Dan selain sebagai sahabat suami Lo gue juga tangan kanannya di kantor, jadi kalau ada apa-apa Lo bisa hubungin gue, oke?" Danny menjawab dengan sama ramahnya.

Sheila hanya tersenyum sambil mengangguk.

"Ya udah yuk berangkat, entar kesiangan lagi. Dan khusus hari ini gue akan jadi driver Lo berdua. Yah anggap aja deh ini sebagai hadiah pernikahan dari gue untuk Lo berdua," kata Danny lalu menggiring Steven dan Sheila menuju ke mobilnya dan membukakan pintu belakang untuk mereka berdua.

Setelah Steven dan Sheila masuk Danny menutup pintu mobil kemudian memutari setengah bagian mobil lalu masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang kemudi.

"Selamat menikmati perjalanan Tuan dan Nyonya Setyo Aji," kata Danny lalu menjalankan mobilnya.

"Sialan Lo," gerutu Steven.

"By the way, sorry ya Shei kemarin nggak bisa dateng ke acara nikahan kalian. Suami Lo tuh, tega banget gue disuruh ke Singapura ngewakilin dia."

"Nggak pa-pa kok Mas," jawab Sheila sopan.

"Duh, jangan Mas dong, berasa udah tua gue. Panggil Danny aja ya."

"Eh kampret, Lo emang udah tua kali. Bahkan di antara kita bertiga Lo yang paling tua," sanggah Steven.

"Ya nggak usah diperjelas juga dong Bambang," balas Danny.

Steven dan Danny tertawa bersamaan, sementara Sheila mengulas senyum tipis menyaksikan perdebatan dua sahabat itu. Baru dia ketahui sisi lain dari suaminya yang ternyata bisa bercanda dan tertawa lepas seperti itu kalau sedang bersama sahabatnya.

"Eh, ngomong-ngomong kemarin Ken datang sama ceweknya yang mana?" tanya Danny setelah tawa keduanya mereda.

"Gue nggak ngijinin dia bawa ceweknya."

"Lah, garing dong dia dateng sendirian?"

"Gue suruh dia dateng sama Santi."

"What??? Ken dateng sama Santi sekertaris Lo yang kaku itu, tambah merana dong hari dia."

Mereka berdua tertawa lebih keras lagi.

"Oh iya, proyek yang di Kalimantan ada sedikit masalah Bro. Mau nggak mau Lo harus dateng selesaiin," kata Danny lagi setelah berhenti tertawa.

"Iya, kemarin Santi juga udah bilang. Besok pagi gue sama Ken langsung terbang kesana."

"Wah, parah Lo ya. Gue ditinggal sendirian buat ngurusin perusahaan."

"Yee, Lo kan musti buat laporan tentang yang di Singapura kemarin juga dodol."

"Iya-iya, gue ganteng gue ngalah. Lo bos-nya."

"Sialan Lo," Steven meninju pelan lengan Danny.

"Eh, sorry ya Shei, kita malah jadi asik sendiri sampe nyuekin Lo. Lo pasti bosen ya dengerin obrolan bisnis kayak gini?" tanya Danny beralih ke Sheila.

"Ah, nggak pa-pa kok. Udah biasa juga. Kalau semobil sama kak Max dan kak Leon juga mereka pada ngomongin bisnis," jawab Sheila.

"Max dan Leon? Yang dari JJ Group itu? Lo adik mereka ya?"

"Iya."

"Wah, bener-bener nggak nyangka gue kalo Lo adik mereka."

"Kamu kenal kakakku Dan?" tanya Sheila mulai memanggil Danny dengan nama seperti keinginan laki-laki itu.

"Siapa yang nggak kenal mereka Shei, dua direktur muda JJ Group yang handal. Pengen banget deh gue suatu saat bisa kerjasama sama mereka berdua."

"Dan keinginan Lo terkabul. Beberapa hari yang lalu bokap nyerahin proposal kerjasama dengan JJ Group ke gue. Udah gue pelajarin, hasil review juga udah gue email ke Lo tadi pagi. Lo belum baca?" tanya Steven.

"Beneran Lo Steve? Kapan Lo ngirimnya, kok gue belum buka?"

"Tadi pagi habis sholat subuh."

"What??? Sholat subuh? Lo sholat subuh Steve? Kuping gue nggak salah denger kan?" tanya Danny terkejut dan tidak percaya.

Sheila mengerutkan keningnya.

"Biasa aja kali ekspresi Lo," jawab Steven.

"Eh, beneran ini, sumpah, gue nggak salah denger kan? "

"Nggak. Puas Lo?"

"Alhamdulillaah wa syukurillaah..." pekik Danny.

"Lebay Lo."

"Seriusan ini. Waow, berita ter-hot ini mah. Seorang Steven udah mulai sholat lagi, bener-bener hebat. Pasti kamu ya Shei yang bikin nih anak berubah? Hebat kamu Sheila, salut gue sama Lo."

"Maaf, tapi maksudnya gimana ya?" tanya Sheila bingung.

"Udah jangan dengerin dia," putus Steven.

"Kenapa? Malu Lo kalo istri Lo tau Lo dulu jarang, bahkan hampir gak pernah sholat?"

Steven berdecak kesal menanggapi ucapan Danny.

"Udah-udah, jangan bertengkar. Setiap orang memiliki masa lalu masing-masing. Dan kita tidak ber-hak menghakimi masa lalu orang lain. Bukankah yang terpenting adalah sekarang dan masa depan? Kalau memang seseorang ingin berubah menjadi lebih baik lagi, maka kewajiban bagi kita untuk mensupport, bukan malah mengolok-olok," lerai Sheila.

Steven dan Danny terdiam, membenarkan perkataan Sheila tadi.

"Beruntung banget Lo Steve dapat istri seperti Sheila yang bisa membawa Lo kembali ke jalan yang bener."

"Aku tidak sebaik itu Dan, jangan berlebihan," kata Sheila merasa tidak enak hati.

"Do'ain gue ya Steve, Shei, semoga nanti gue bisa dapet juga jodoh yang bisa membawa gue ke jalan yang bener," pinta Danny pada akhirnya.

"Aamiin..." jawab Steven dan Sheila bersamaan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***