Joanna keluar dari ruangan ganti, dia mempertunjukkan dirinya dengan gaun pengantin di hadapanku, dia berputar seperti seorang ratu.
Aku terpelongo melihat dirinya, dulu aku pernah memimpikan akan bersanding dengannya suatu saat nanti namun keinginan itu sudah pupus, aku tahu dia akan menikah dengan Dave.
“Bagaimana aku?” Tanya Joanna terhadapku.
Aku ingat setiap kali akan memilih baju di Mall, pasti dia selalu meminta pendapatku, kalau aku tidak menyukainya, dia pasti tidak akan jadi mengambilnya. Itu kebiasaanya yang membuat aku semakin cinta dulu padanya.
“Farel... kamu sedang melamun? Kamu pasti memikirkan kecantikanku, bukan?” Ucapnya sambil tersenyum.
“Aku? Haha... aku hanya sedang mengantuk Nona.” Ucapku.
“Kamu pandai berbohong, sejak kapan?” Tanyanya lagi.
“Aku tidak berbohong Nona, aku hanya mengikuti cara Nona mempermainkan dunia ini.” Jawabku.
“Kamu belum bisa menerima perpisahan kita? Kamu ingin aku mengakui dirimu mantanku, lalu Dave mengorek-ngorek tentang masa lalu kita, kemudian dia cemburu dan meninggalkan aku setelah tahu masa lalu kita?” Ucap Joanna.
“Aku ingin Nona bahagia Joanna, kalau kamu memilih dia... berbahagialah Nona.” Kataku.
“Farel, kamu harus bahagia juga, kamu jangan pernah harapkan aku lagi, aku akan menikah dengan Dave.” Ucapnya.
“Apakah Nona pikir aku masih berharap dengan wanita yang lebih mementingkan uang dari pada cinta? Tidak... aku hanya ingin menghabiskan waktuku dengan wanita yang menghargai komitmen.” Jawabku.
“Wah, bajunya sangat cocok sekali untuk Mbak Joanna. Benarkan Pak?” Ucap pemilik Butik.
“Benarkah?” Ucap Joanna.
“Tanya saja Bapak ini kalau tidak yakin Mbak.” Ucap Pemilik Butik.
Pemilik Butik turun tangan langsung untuk melayani Joanna, dia tahu Joanna adalah calon pengantin Dave dan calon menantu salah satu dari 10 daftar orang kaya di Indonesia.
“Kamu cantik.” Kataku berbisik.
Joanna memandangku, dia melihat aku masih dengan tatapan yang sama saat kami masih bersama, aku tahu dia masih ada rasa kepadaku, entah itu rasa cinta atau bukan.
Joanna tiba-tiba diam, dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu, aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan tapi yang pasti dia sedang meragu.
“Mbak Joanna, ini baju pertunangan, silahkan nanti dicoba juga yah.” Ucap Pemilik Butik.
“Baik Mbak, saya akan coba sekarang.” Ucap Joanna lagi, dia kemudian masuk ke dalam ruangan untuk berganti baju.
Aku masih menunggu Joanna, Joanna keluar lagi, kali ini dengan baju dan warna yang berbeda dari yang tadi. Kali ini dia mengenakan warna nude sedikit kecoklatan, sangat cocok untuk kulitnya yang putih.
“Bagaimana dengan yang ini Rel?” Tanya Joanna.
“Kamu cantik.” Ucapku lagi memujinya.
“Terimahkasih.” Jawabnya mulai terbawa perasaan.
“Ini bajunya sudah bisa saya bawa sekarang Mbak?” Tanya Joanna kepada Pemilik Butik.
“Sudah, kalau sudah cocok dan tidak ada yang mau dirubah, boleh dibawa pulang sekarang. Biayanya sudah dilunasi Pak Dave.” Ucap Mbak pemilik Butik.
“Kalau boleh tahu, berapa harga pakaian ini?” Tanya Joanna.
“Ini bill nya Mbak, sudah lunas sekitar 50 juta.” Ucap Mbak Pemilik Butik.
“Lima puluh juta? Dave membelikan aku baju yang aku pakai hanya sehari doang semahal itu?” Tanya Joanna kaget.
“Ini harga untuk dua baju Mbak, kami memberikan harga yang murah untuk Pak Dave karena Pak Dave juga membelikan seragam untuk semua rekan dan pekerjanya.” Ucap Mbak Pemilik Butik.
Aku hanya diam, aku cukup insecure. Aku tidak akan bisa memperlakukan Joanna seperti itu, kali ini aku ingin terus mundur.
“Kalau begitu kami pamit Mbak.” Ucap Joanna.
Aku membantu membawakan paperbag berisi baju, kemudian aku masukan ke dalam bagasi mobil dan kupersilahkan Joanna masuk.
Joanna masuk ke dalam mobil, dia terlihat berbeda, sepertinya wajahnya sedang dirundung kesedihan.
“Ada apa Nona?” Tanyaku ingin tahu.
“Memangnya kamu masih perduli denganku?” Tanyanya kembali.
“Aku hanya takut Pak Dave marah terhadapku karena membuat calon isterinya cemberut.” Ucapku.
“Farel, apa menurut kamu Dave beneran sibuk? Dia bahkan tidak video call aku, atau telepon aku, bahkan aku sudah telepon dia, gak diangkat. Seharusnya dia kan yang menemaniku ke Butik.” Ucap Joanna.
“Tidak salah Nona, pria sesibuk Pak Dave memang wajar seperti itu, dia tidak seperti pria biasa yang pernah bersamamu dulu.” Ucapku.
“Kamu jangan berkata seperti itu Farel, aku tidak pernah memandangmu dari pekerjaanmu.” Ucap Joanna.
“Kamu munafik.” Ucapku.
“Kenapa kamu mengatakan seperti itu?” Tanyanya lagi.
“Aku tahu , kamu meninggalkan aku karena uang, harta dan jabatan yang tidak setara dengan mu ataupun dengan kelurga Dave kan?” Ucapku mulai berdebat.
“Farel, semuanya tidak seperti yang kamu kira.” Ucap Joanna.
“Iya, semuanya memang tidak seperti aku kira karena sejujurnya aku selalu mengira kalau kamu tulus dan beda dari wanita lain, aku kira kamu mencintai aku dan tidak akan meninggalkan aku, tapi kamu memutuskan aku di hari ulang tahunku.”’Ucapku meluapkan kekecewaan kepada Joanna.
Joanna memegang tanganku, namun kulepaskan. Aku tidak sudi dipegang oleh wanita setega Joanna, yang rela meninggalkan aku demi orang lain.
“Farel, aku tidak bisa jelaskan bagaimana sekarang, tapi aku sadar kalau aku emang salah, aku lupa hari itu adalah hari ulang tahunmu, selamat ulang tahun Farel.” Ucapnya kepadaku.
“Sudah terlambat.” Jawabku.
“Bagaimana kabar Ayah dan Ibumu?” Tanyanya.
“Memangnya kamu masih ingin tahu?” Tanyaku kembali.
“Farel, aku tidak ingin berhenti silaturahmi dengan keluargamu, aku menyayangi mereka.” Ucap Joanna.
“Hehe.” Tawaku.
Aku mengingat dulu Joanna mengatakan hal yang serupa, “Aku tidak pernah merasa bahagia seperti ini, aku sayang sama Ayah dan Ibumu, boleh aku panggil mereka Ayah dan Ibu juga? Aku ingin menganggap mereka sebagai orangtuaku juga, bagaimanapun aku kan calon menantu mereka.” Itulah kata-kata Joanna yang membuat Ibuku sangat berharap dengan Joanna.
“Farel, aku minta maaf.” Ucap Joanna sambil meneteskan air mata, dia menangis. Aku hampir iba, aku mengantarkannya ke rumahnya.
“Farel, bawa aku ke tempat kita biasa duduk, aku merasa nyesak, aku pengen tenangin diri. Aku merasa bersalah kepadamu.” Ucap Joanna.
“Kamu gak perlu merasa bersalah seperti itu, aku tidak apa-apa.” Jawabku.
“Farel, aku ingin kamu melupakan aku.” Jawab Joanna.
Aku hanya diam, aku tetap melanjutkan perjalanan menuju rumahnya, aku mengantarkannya pulang.
“Sudah sampai Nona, saya hanya disuruh seperti ini, mengantar ke Butik lalu mengantar Nona kembali ke rumah.” Ucapku.
“Farel, kamu mau singgah?” Tanyanya.
“Bukankah di rumah itu sudah tidak ada lagi tempat untukku setelah Ayahmu mengusirku?” Tanyaku balik.
“Farel, maafin ayahku.” Ucapnya.
“Seka air matamu Nona, kamu tampak jelek saat menangis, aku harus pergi Nona, terimahkasi sudah menawarkan aku singgah.” Ucapku lalu pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Bucin22
up dong
2021-02-06
1
Sari
kaishan ya Naina thor
2021-02-06
1
Anto yoga cinta utami
Next up thor
2021-02-06
1