Gadis itu dibawa kembali ke kediaman. Ling Er dengan telaten membersihkan tangan dan kakinya, kemudian mengelap keringat di dahi majikannya itu.
Nona-nya seperti sedang bermimpi buruk. Gadis itu terus saja mengeluarkan keringat dingin, dan kemudian dia terbangun dengan napas yang tersengal-sengal.
"Nona, akhirnya nona sadar juga. Ling Er sangat takut melihat nona pingsan selama dua hari. Apa Nona baik-baik saja? Apa ada bagian yang sakit?"
Se Se mengelus kepala gadis itu. dan berkata, "Aku baik-baik saja, jangan khawatir."
Se Se mengingat kembali kejadian yang menimpa pemilik tubuh. Bukan bunuh diri, tapi di bunuh!! Dia mengingat di hari putri yang asli jatuh ke kolam, dirinya bertemu dengan Lin Wan dan gadis itu yang mendorongnya ke kolam. Putri yang asli meninggal saat jatuh ke kolam. Kemudian dirinya menjadi pemilik baru tubuh putri.
"Aku akan membalaskan dendam'mu pada mereka semua." batin Se Se.
Hari mulai gelap, Ling Er membawakan makan malam dan makan bersama majikannya. Setelah makan Se Se menyuruhnya beristirahat.
Ling Er keluar dari kamar, Se Se mengganti pakaiannya dan memutar cincinnya. Rambutnya memutih dan wajahnya berubah.
Dia keluar dari kamar dan melompati tembok untuk keluar dari kediaman. Se Se masuk ke sebuah kedai yang ramai pengunjung. Dia duduk di sana dan menajamkan pendengarannya. Tujuannya hanya ingin mendengar kabar yang sedang beredar belakangan ini.
"Apa kalian mendengar kabar tentang Putra Mahkota yang lumpuh?" Tanya seorang pria paruh baya sambil memasukkan makanan ke mulut.
"Bukankah itu sudah bertahun-tahun? Menurut tabib istana kaki Putra Mahkota sudah tidak dapat berjalan. Bahkan Kaisar mengundang tabib dari negara tetangga dan belum ada yang berhasil menyembuhkannya." jelas seorang pria yang memakai baju biru.
"Bukankah lumpuh di kakinya di sebabkan oleh Pangeran 4 ?" tanya pria lainnya.
"Menurut rumornya, saat itu Pangeran 4 baru berumur 5 tahun. Pangeran terjatuh dari pohon dan Putra Mahkota yang melihatnya jatuh segera berlari mencoba menyelamatkan Pangeran.
"Tapi saat itu Putra Mahkota baru berumur 12 tahun. Beliau belum punya kekuatan menahan berat badan anak berumur 5 tahun yang terjatuh dari tempat tinggi.
"Pangeran 4 hanya mengalami lecet sedikit karena menimpa badan Putra Mahkota. Tapi sayangnya kaki Putra Mahkota patah dan menjadi lumpuh. Sejak itu beliau hanya duduk di kamarnya tidak keluar selangkah pun." jelas seorang pria yang memiliki bekas luka di wajahnya.
"Baru-baru ini, ada kabar bahwa Putra Mahkota akan di lengserkan. Kaki yang lumpuh membuatnya harus menyerahkan posisi putra mahkota." ucap pria berbaju biru lagi sambil menggaruk-garuk hidungnya.
"Tapi baru saja aku membaca pengumuman di tembok istana. Siapapun yang bisa menyembuhkan Putra Mahkota akan di berikan hadiah yang di inginkan." ucap pria yang memakai topi.
Se Se mengambil beberapa koin dan di letakkan di meja, kemudian berjalan menuju tembok istana. Di sana tertulis pengumuman yang di katakan oleh pria di kedai.
"Aku akan menyembuhkannya dan meminta pernikahan ini dibatalkan!" batin Se Se.
Se Se menyusup ke istana dengan keahliannya dan menggunakan bantuan alat-alat di ruang dimensi. Dia berkeliling mencari kamar Putra Mahkota.
"Apa Yang Mulia Putra Mahkota masih menolak untuk makan?" tanya seorang pelayan kepada wanita di sampingnya.
"Iya. Sejak kabar bahwa gelarnya akan dicabut, Putra Mahkota sangat jarang menyentuh makanannya. Kalau pun makan, beliau hanya makan beberapa suap saja." jawab pelayan di sampingnya.
Se Se menatap arah kamar yang mereka tinggalkan, lalu menyusup kedalam.
Seorang pemuda sedang berbaring di tempat tidur. Wajahnya sangat tampan, penampilannya tidak seperti orang lumpuh. Se Se melangkah ke sampingnya dan pelan-pelan mengangkat selimut yang menutupi kakinya.
Dia memeriksa kaki pemuda itu dengan hati-hati. Lalu mengambil sebuah kacamata yang di rancang khusus untuk bisa melihat tembus pembuluh darah di kakinya. Ada sumbatan darah beku dan beberapa saraf yang terputus. Tapi itu seharusnya tidak menjadi alasan kelumpuhannya.
Dia mengeluarkan jarum suntik dan mengambil sampel darah pemuda itu. Se Se melirik pemuda itu, yang tidak terbangun walau di tusuk jarum suntik. Dia menaikkan alisnya, heran dengan sang pemuda yang terlelap seperti mayat.
Merasa aneh dan curiga, dia memeriksa nadi Putra Mahkota.
"Haahhh... obat tidur." gumamnya.
Se Se mengambil sebuah jarum akupuntur dan menusuk lengan Putra Mahkota. Pemuda itu langsung bangun dari tidurnya dan terkejut melihat seorang gadis di depannya.
"Kamu, siapa?" tanya Putra Mahkota
"Orang yang akan mengobatimu." jawab Se Se.
"Mengobati?" gumam Putra Mahkota.
"Berhati-hatilah dengan orang di sekitarmu. Obat tidur yang terlalu sering di gunakan tidak bagus untuk kesehatan. Saya akan kembali besok! saya harap, besok Yang Mulia tidak tertidur seperti hari ini."
Setelah memberikan nasehatnya, sang gadis pergi dari istana. Putra Mahkota duduk memikirkan perkataan gadis cantik tadi.
"Obat tidur? Aku tidak pernah menggunakan obat tidur, apa maksud perkataan gadis tadi?"
KEDIAMAN HUANG
Se Se masuk ke dalam kamar kemudian memutar cincinnya. Rambutnya kembali hitam dan wajahnya seperti semula.
Dia mengeluarkan sampel darah dan alat-alat dari ruang dimensi kemudian menyelidiki darah itu.
Ternyata Putra Mahkota yang lumpuh, bukan di sebabkan cedera saat tertimpa tubuh Pangeran. Darahnya mengandung racun yang membuat sendi dan sarafnya lemah sehingga kakinya lumpuh.
"Lingkungan istana benar-benar menyeramkan. Bahkan sesama saudara akan saling membunuh, hanya demi tahta." ucap batin sang gadis yang iba pada Putra Mahkota.
KEDIAMAN RAJA WEI
"Lapor, Yang Mulia! Seorang mata-mata istana baru saja mengirimkan surat. Dalam suratnya dia menulis bahwa seorang gadis cantik berambut putih diam-diam masuk ke kamar Putra Mahkota." ucap Yu pada tuannya.
"Selidiki siapa gadis itu!" perintah Raja Wei.
"Baik." Yu memberi hormat dan berjalan keluar.
"Gadis cantik berambut putih, apa dia gadis di hutan itu?" ucap pria itu sambil mengerutkan alisnya.
Besok paginya Se Se meminta Ling Er dan penjaga di depan kamar agar tidak membiarkan siapapun masuk. Dia mengganti hanfu berwarna putih, memakai cadar putih senada bajunya dan memutar cincinnya kemudian keluar diam-diam dari jendela.
ISTANA KAISAR
"Lapor Yang Mulia, di depan pintu gerbang ada seorang gadis yang mengaku bisa mengobati penyakit Putra Mahkota." ucap seorang prajurit istana.
"Persilahkan masuk dan bawa tabib itu ke istana Matahari (Istana tempat tinggal Putra Mahkota)." perintah Kaisar pada prajuritnya.
"Baik Yang Mulia..."
Selir Fei tersenyum jahat mendengar kabar itu.
"Berapa banyak pun tabib yang datang, tidak akan ada yang bisa menyembuhkan kakinya." ucapnya dalam hati.
Prajurit mengawal gadis itu ke kamar Putra Mahkota. Di sana banyak tabib yang sedang menunggu untuk memeriksa keadaannya. Banyak tabib yang masuk, kemudian keluar dengan menggelengkan kepala mereka, seolah tak ada harapan.
Melihat seorang gadis yang datang menunggu giliran, tabib-tabib itu tersenyum meremehkan. Belum ada wanita yang menjadi tabib di jaman itu. Tabib umumnya adalah pria, jadi tidak heran bila mereka meremehkan seorang wanita yang mengaku sebagai tabib.
"Berikutnya!" panggil seorang pengawal didepan kamar
10 orang tabib masuk sekaligus. Se Se ikut masuk, dia melihat Putra Mahkota yang sedang duduk di tempat tidurnya.
Satu persatu tabib memeriksa, dan semua menggelengkan kepala.
^^^BERSAMBUNG...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 325 Episodes
Comments
Noorjamilah Sulaiman
aku sdh lama mencari novel ini akhirnya ketemu jgk,Saya dah baca novel ini smpi tamat tp sdh lama,sekali mau baca'y lg nda ketemu2,akhirnya kemarin mlm ketemu langsung baca LG utk Kali ke2..🥰
2024-12-11
0
@yra
lanjutkan
2023-09-10
0
fifid dwi ariani
trussehat
2023-07-02
0