Hai teman pembaca, saya ucapkan Terima Kasih sudah mampir di karya saya yang masih amatiran ini. Mohon dukungan dari kalian, jangan lupa Vote dan Like👍 setiap Episode agar saya lebih semangat untuk melanjutkan karya ini.
TERIMA KASIH 💖
\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Pranggg!"
"Bughhh!"
"Jangan... Jangan... Hamba mohon jangan menghancurkan taman ini. Putri akan sedih jika taman ini dihancurkan." ucap Ling Er.
Terdengar suara ribut dari luar kamar. Se Se membuka matanya dan memijit pelan keningnya, "Siapa yang membuat keributan pagi-pagi gini?" gumamnya.
"DUAKKK!!" suara pintu di tendang dari luar, terlihat beberapa pengawal masuk membawa kayu panjang.
"Hancurkan semua barang di sini!" perintah seorang wanita paruh baya yang masuk bersama pengawal.
Se Se bangun dari posisi tidurnya, dia hanya melihat kelakuan tamu tak di undangnya tanpa melakukan apapun.
"PRANGGG...!!! PRANGGG...!!! BRUKKKK...!!! " terdengar suara barang-barang yang hancur berkeping-keping.
Setelah semua barang di ruangan itu hancur, wanita itu berjalan ke arah Se Se. Dengan segera Ling Er berlari ke depan majikannya, dia mencegah wanita itu mendekati nonanya. Dalam hatinya berkata, "Aku tidak akan membiarkan Nyonya Xin menyakiti Putri."
"Nyonya, hamba mohon ampuni Putri, hamba lah yang bersalah karena tidak menjaga Putri dengan baik!"
Sambil memohon dan berlutut, Ling Er terus menyembah wanita itu hingga keningnya berdarah.
"Ling Er... Hentikan!" perintah Se Se.
Dia berdiri, kemudian melihat ke arah wanita itu. Se Se mengerutkan alisnya, dia bertanya "Siapa anjing gila ini?"
"Pu...Pu...Putri, di...dia adalah Nyonya Xin, ibu tiri putri dan istri ke 2 Tuan Huang." jawab Ling Er terbata-bata karena panik.
"Bersihkan tempat ini! Bayar semua kerusakan yang kamu lakukan! atau kamu akan merasakan akibatnya!" ucap Se Se pada nyonya di depannya dengan tatapan mata yang terasa bisa membunuh orang.
"Kamu!" jerit Nyonya Xin.
"Tangkap dan beri dia pelajaran" perintah Nyonya Xin ke pengawal yang masih di dalam ruangan.
Se Se segera menarik tangan Nyonya Xin, kemudian mengarahkan tusuk konde yang baru saja dia lepas dari rambut Nyonya Xin ke arah lehernya.
"Leher ini akan aku lubangi sebelum kalian menangkapku!" ancam Se Se sambil melihat ke arah pengawal.
"Huang Se Se! Berani sekali kamu memperlakukan ibumu seperti ini! Cepat lepaskan aku atau akan aku bunuh..." Nyonya Xin tidak bisa menyelesaikan ucapannya yang terpotong.
"SRETTT...!" darah mengalir dari leher Nyonya Xin yang tertusuk perhiasan tajam di tangan Se Se.
"Diamlah atau nyawamu akan segera berakhir!" ancam Se Se pada nyonya Xin
"Nama putri ini Huang Se Se, sama dengan namaku." batin Sese.
"Kalian, bersihkan tempat ini!" perintah Se Se pada pengawal-pengawal itu.
Dia menguatkan tusukannya pada leher nyonya Xin. Nyonya Xin ketakutan merasakan benda tajam itu menusuk lehernya. Dia menyuruh pengawalnya untuk membersihkan dan merapikan semua barang yang mereka hancurkan tadi.
Beberapa saat kemudian, kamar yang hancur berantakan tadi sudah terlihat rapi kembali. Se Se menarik tangan Nyonya Xin dan memanggil Ling Er untuk membawanya ke paviliun Nyonya Xin. Sesampainya di sana, Se Se menyuruh pengawal untuk menghancurkan semua barang dan taman yang ada di paviliun itu.
"Huang Se Se!!!" jerit Nyonya Xin mengeluarkan emosinya.
Se Se mendorong Nyonya Xin, wanita itu terjatuh ke lantai. Se Se berkata padanya, "Aku akan membalas semua perbuatanmu! Jika kau berani melakukan sesuatu yang di luar batas lagi, jangan salahkan aku bertindak lebih kejam dari ini!"
Se Se mengambil satu kayu panjang dari tangan pengawal. Dia mengayunkan kayu itu dan menghancurkan semua barang yang ada di sana.
Pengawal yang ketakutan akhirnya ikut menghancurkan barang dan taman yang ada di paviliun itu. Sama seperti yang mereka lakukan di kamar Se Se.
Nyonya Xin hanya bisa melihatnya tanpa melakukan apapun. Dia menatapnya dengan mata penuh amarah. Dia tidak sabar untuk segera membunuh gadis itu.
Setelah puas menghancurkan semuanya, Se Se berjalan kembali ke kamar dengan langkah kaki tak beraturan. Tubuh gadis yang digunakannya saat ini terlalu lemah. Dia kehabisan tenaga hanya dengan beberapa gerakan ringan.
Mengingat di paviliun Nyonya Xin tadi sangat besar dan mewah, Se Se menjadi penasaran melihat kamarnya yang kecil dan sederhana.
"Ling Er, ceritakan padaku tentang kediaman dan orang-orang di sini!" perintah Se Se sambil berjalan duduk di kursi yang terletak dikamarnya.
Ling Er menggaruk kepalanya, dia menyipitkan mata dan mengerutkan keningnya. "Putri, anda tidak mengingat apapun yang terjadi di masa lalu?" tanya Ling Er yang heran dengan pertanyaan sang putri.
.
"Aku tidak mengingat apapun setelah bangun tiga hari lalu" jawabnya berbohong.
Ling Er menyipitkan matanya lagi, berpikir apa yang harus di ceritakan lebih dulu. Kemudian dia mulai bercerita dari keluarga Putri Huang.
"Putri adalah Nona pertama dari kediaman Perdana Mentri Huang. Nama Tuan Besar adalah Huang Chun Ming, beliau adalah seorang Perdana Mentri Kerajaan Han.
"Ibu Putri meninggal setahun yang lalu karena penyakit yang sudah lama dideritanya. Sejak itu, Tuan mengangkat Nyonya Xin sebagai nyonya dirumah ini. Nyonya Xin sangat membenci Putri karena selalu menjadi saingan anaknya. Huang Min Wan dan Huang Lin Wan, mereka adalah anak kandung dari Nyonya Xin.
"Putri memiliki kakak laki laki Huang Ye Yuan, Tuan Muda saat ini sedang ada di tempat pelatihan prajurit. Tuan Muda mengejar impiannya menjadi prajurit negara ini.
"Sejak Nyonya Besar meninggal, keadaan di rumah ini sangat kacau. Para pelayan yang setia pada Putri di ganti semua oleh Nyonya Xin. Nyonya Xin selalu menyiksa putri dan menyalahkan putri didepan Tuan."
"Lalu apa yang aku lakukan dengan semua itu?" tanya Se Se penasaran dengan sifat putri yang asli.
"Hahhh...." desah Ling er, lalu menjawab "Putri hanya diam tanpa menjelaskan apapun, dan menerima hukuman yang diberikan oleh Nyonya Xin"
Ling Er kembali menceritakan semua hal yang terjadi hingga waktu makan malam.
"Putri... "
"Berhentilah memanggilku putri. Panggil saja aku dengan namaku" ucap Se Se sebelum Ling Er melanjutkan kata-katanya
"Hamba tidak berani putri" ucap Ling Er sambil menunduk.
"Panggil aku dengan sebutan lain selain putri, dan jangan menyebut dirimu hamba." perintah Se Se pada pelayannya.
"No...na...?" ujar Ling Er sambil menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal.
"Tolong antarkan makan malamku ke kamar" pinta gadis itu sambil mengambil secangkir teh dari meja dan menyesapnya.
"Baik Nona" jawab Ling Er.
Ling Er membawakan makanan yang di siapkan koki dapur. Melihat makanan yang tidak layak di makan manusia itu, Se Se mengerutkan alisnya dan kemudian bertanya "Ling Er, apakah makanan ini yang setiap hari aku makan?"
"Dulu tidak seperti itu, tapi sejak Nyonya Xin yang memegang kendali rumah tangga, semua pelayan tidak bersikap baik kepada Nona. Bahkan koki dapur memberikan makanan yang tidak layak untuk Nona." jawab Ling Er sedih, terlihat genangan air di ujung matanya.
Se Se berdiri dari kursinya dan kemudian berkata, "Antarkan aku ke dapur!"
^^^BERSAMBUNG...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 325 Episodes
Comments
Mami El
seru ceritanya 👍🏻
2023-09-21
0
Bahrul Ulum
se se
2023-08-25
0
Grisella
Susah naman2nya😭
2023-08-08
0