Putri Huang berdiri membawa sebuah kotak di tangannya dan kotak itu di serahkan kepada kasim. Ibu Suri menerima kotak itu dari kasim dan membukanya.
Gelang giok dengan cahaya merah muda yang belum pernah terlihat oleh siapapun. Gelang yang sangat mempesona dengan aura mistik terpancar dari cahayanya.
"Putri, apakah gelang ini terbuat dari giok?" tanya Ibu Suri masih dengan ke kagetannya melihat gelang di depannya itu.
"Benar Ibu Suri, saya mendapatkannya dari seorang pendeta saat menolongnya di jalanan. Pendeta itu berkata bahwa gelang ini akan melindungi pemiliknya dari nasib buruk. Saya berharap Ibu Suri selalu di berkati dengan nasib baik dan di jauhkan dari segala hal buruk.
Ibu Suri merasa senang mendengar ucapan putri.
"Beri hadiah!" perintah Ibu Suri pada kasim.
Ibu Suri sangat menyukai gelang itu dan langsung memakainya.
Raja Wei menatap Putri Huang kemudian berkata, "Kenapa kamu menukar hadiahnya?"
"Saya tidak menukar hadiahnya, dari awal, gelang itu memang sudah saya bawa sebagai hadiah." Jawab sang gadis, lalu mengembalikan kotak hadiah itu kepada Raja Wei.
Raja Wei menatapnya dengan wajah kesal, lalu meneguk segelas teh di depannya.
Acara di lanjutkan dengan nyanyian dan hiburan seni. Se Se hanya duduk tanpa menikmati makanan dan minuman. Dia hanya ingin segera pulang untuk melepas ke tegangan otot-otot di badannya.
Para penari meninggalkan ruangan, seorang gadis bangsawan berdiri memberi hormat.
Gadis itu berkata ingin mempersembahkan sebuah lagu dari kecapi yang dibawanya. Ibu Suri mengizinkan.
Lagu selesai, sang gadis di beri hadiah karena lagunya yang sangat indah.
Belum sempat kembali ke tempat duduknya, gadis itu berkata, "Saya dengar Putri Huang sangat berbakat. Apakah Putri bersedia menunjukkan bakatnya pada acara ini untuk Ibu Suri...
Se Se mendongakkan kepalanya yang sedari tadi menatap meja. "Maaf, saya tidak mempunyai bakat di bidang seni" jawabnya datar tanpa ekspresi.
"Gadis ini, apa dia sedang mencari masalah denganku?" batin Se Se.
"Putri, saya juga mendengar bahwa Putri sangat berbakat. Kenapa tidak menunjukkan bakat Putri pada kami agar kami membuka mata pada bakat Putri?" timpal seorang wanita bangsawan lain yang sedari awal penasaran dengan wajah Se Se.
Raja Wei mengangkat gelas dan menyesap teh tanpa mempedulikan calon pengantinnya yang sedang di ganggu.
Se Se melirik ke sampingnya, berharap meminta bantuan kepada Raja Wei. Matanya menatap Raja Wei, tetapi pria di sampingnya itu hanya diam menikmati teh di tangannya.
Se Se menghembuskan napas panjang dan kemudian berdiri.
"Putri ini akan menampilkan tarian perang." ucap Putri sambil memberi hormat dan kemudian melangkah ke pemain alat musik di sudut ruangan aula.
Dia membisikkan sesuatu pada pemain musik, mereka mengangguk kepala tanda mengerti.
Se Se permisi sebentar untuk mengganti bajunya, beberapa saat kemudian, dia masuk kembali ke aula pesta mengenakan hanfu berwarna merah darah.
"Hamba minta izin untuk menggunakan pedang di sini, untuk mendukung tarian hamba." ucap Se Se sambil menunduk hormat.
"Di izinkan." ucap Kaisar yang berada di samping Ibu Suri
Seorang pengawal maju dan menyerahkan pedangnya.
Musik di mulai, Se Se menggerakkan pedang seperti orang yang sedang bertarung, namun gerakannya terlihat indah bagai menari.
Semua orang terpesona dengan tariannya. Baru pertama kali mereka melihat tarian seperti ini.
Tarian pedang ini diciptakan Se Se saat di terima menjadi pasukan khusus. Dia menarikannya di depan anggota dan teman pasukan untuk merayakan hari pelantikan mereka.
Musik berhenti dan terdengar suara tepuk-tangan semua orang, kecuali beberapa gadis yang merasa iri dengan keindahan tarian itu.
Raja Wei tersenyum kecil melirik calon pengantinnya dan kembali berwajah dingin setelah menyadari kesalahannya.
"Bagus! bagus! tidak disangka bakat Putri Huang sangat luar biasa." ucap Ibu Suri sambil bertepuk tangan.
"Kasim Li, bawakan kotak hijau di belakang. Berikan kotak itu pada Putri Huang. Itu adalah hadiah khusus yang saya sediakan untuk orang berbakat hari ini." lanjutnya lagi
"Hamba mengucapkan Terima Kasih kepada Yang Mulia Ibu Suri." jawab Se Se sambil sedikit membungkuk.
Acara dilanjutkan kembali. Se Se merasa bosan di ruangan itu, dia berdiri dan berjalan keluar untuk menghirup udara segar.
Dia berjalan hingga tepi kolam istana. Banyak teratai yang sedang mekar dan banyak ikan mas yang sesekali menampakkan diri di permukaan air.
Dia menyandarkan tubuhnya di batang pohon persik yang ada di pinggir kolam dan menghela napas panjangnya, membuang stress dan ketegangannya sejak tadi.
"Yo! ternyata Putri Huang sedang menikmati bunga teratai disini." Terdengar suara dari belakang, beberapa gadis bangsawan melangkah mendekatinya.
Se Se menoleh ke sumber suara dan menjawab dengan suara datar, "Saya hanya mencari udara segar di sini. Nona Gu sepertinya sangat suka menganggu ketenangan orang lain."
Nona Gu adalah putri pertama keluarga Gu. Sifatnya iri hati dan cemburu pada gadis yang lebih cantik dari dirinya. Dialah yang meminta Se Se menunjukkan bakatnya saat di aula tadi.
Se Se kembali menatap kolam.
"Putri Huang... bukankah seharusnya cadarmu itu di buka agar kita saling mengenal?" ucap Nona Zhao yang datang bersama Nona Gu.
"Mungkin wajahnya terlalu memalukan sehingga Putri Huang tidak berani memperlihatkannya. Hahaha..." timpal gadis disamping Nona Zhao sambil tertawa meremehkan.
"Aku ingin melihat seberapa buruknya wajahmu itu" batin Nona Gu.
Se Se menghela napas panjang, dia menatap ke arah para gadis pengganggu, kemudian memalingkan wajahnya dan berlalu pergi dari tempat itu. Seorang pelayan menarik tangannya dan menghempaskannya ke tanah.
"BRUKKK!!!"
"Hahahaha....." tawa para gadis menyaksikan Se Se yang terjatuh.
Tanpa di sadari para gadis, dari jauh, sepasang mata menyaksikan hal itu.
Sese berdiri dan menatap pelayan di depannya dengan wajah dingin. Pelayan itu kembali menarik lengannya dan berusaha menjatuhkannya.
"Hentikan!" ucap seorang pria yang melangkah mendekat bersama beberapa pria lain.
"Beraninya kau seorang pelayan bersikap tidak hormat pada Putri, Pengawal!! pukul pelayan kurang ajar ini 30 kali!" ucap pria itu lagi.
"Yang... Yang Mulia...! hamba bersalah, hamba minta maaf. Tolong ampuni hamba Yang Mulia!" ucap pelayan itu takut dengan pria di depannya.
"Pangeran 4, pelayan hamba melakukan kesalahan besar. Hamba mohon Pangeran bisa memaafkannya. Hukuman 30 kali pukul sangat berat, dia bisa kehilangan nyawanya." Ucap Nona Gu pada pria di depannya sambil memberi hormat.
"Nona Gu, jika kau tidak bisa mendisiplinkan pelayanmu, maka aku yang akan membantumu melakukannya." jawab Pria itu datar.
"Apakah ini benar Pangeran 4? Bukankah Pangeran 4 biasanya tidak peduli dengan kesalahan orang?" tanya Nona Gu dalam hati.
Nona Liu melangkah maju, "Xuan ge ge, tolong ampuni pelayan ini, dia tidak sengaja melakukannya."
*Ge ge\= sebutan untuk laki-laki yang lebih tua
"Cepat bawa dia!" Perintah Pangeran 4 dengan suara tegas dan membuat pelayan itu bergidik.
"HAN ZE YIN!" teriak Nona Liu dengan wajah menahan amarah karena di abaikan Pangeran 4.
Pangeran 4 melirik kesal kearah Nona Liu.
"Nona Liu, walaupun kau adalah tunanganku, kau, tidak di izinkan menyebut nama Pangeran. Ini adalah peringatan terakhir untukmu!" ucapnya dengan menatap mata Nona Liu.
Nona Liu ketakutan dan berlutut di tanah. Pelayan di sampingnya segera ikut berlutut dan memohon maaf pada Pangeran 4.
"Apa kamu baik-baik saja Putri Huang?" tanya Pangeran 4 lembut.
"Saya baik-baik saja Pangeran. Terima Kasih sudah membantu saya." jawab Se Se sambil sedikit memberi hormat.
Sekilas muncul ingatan tentang pemilik tubuh. Kejadian yang sepertinya pernah di alami Huang Se Se yang asli.
Kepalanya terasa pusing dan hampir terjatuh, Pangeran 4 segera menahan tubuhnya. Tanpa sengaja cadar di wajahnya terlepas dan memperlihatkan wajah cantiknya.
Beberapa Pangeran yang ikut melihat drama tadi pun terpesona dengan wajahnya. Mereka melihat wajah itu tanpa mengedipkan mata dan beberapa pria itu bahkan lupa menutup mulutnya.
"Terima Kasih, Pangeran."
Dia segera berdiri dan menjauh dari tubuh Pangeran 4.
Sepasang mata yang sejak tadi berdiri menyaksikan hal itu, melangkah ke sana dengan aura dinginnya. Merasa tidak puas karena calon pengantinnya di peluk pria lain.
^^^BERSAMBUNG...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 325 Episodes
Comments
Oi Min
raja Wei.... situ waras?? kemane lu waktu Se se yg konon katanya calon istri mu di bully hah....?? ada yg nolongin cemburu..... ga je
2024-09-29
0
Mami El
🤭🤭🤭🤭kenapa di anggurin aja punya calon istri...🤭🤭🤭
2023-11-11
0
Bahrul Ulum
p
2023-09-21
0