"Kalian tidak diizinkan masuk ke sini!" ucap seorang pengawal yang menjaga pintu masuk paviliun utama.
"Menyingkirlah!" perintah Se Se yang tidak senang dirinya tidak diizinkan masuk.
"Maaf Nona, Nyonya telah berpesan untuk tidak membiarkan Nona masuk. Hamba hanya melaksanakan tugas saja. Mohon Nona tidak mempersulit hamba." jelas pengawal dengan menundukkan kepalanya.
"Hahhh...!" Se Se menghela napas panjang dan kemudian berbalik jalan ke paviliun kakaknya di arah timur.
"Hari ini adalah hari kepulangan kakak, pesta makan keluarga ini juga untuk merayakan kepulangan ayah dan kakak. Aku tidak boleh mengacaukannya." batinnya dalam hati sambil berlalu pergi.
"Meimei..." terdengar panggilan seorang pemuda saat Se Se melangkah tidak jauh dari paviliun utama. Dia mendongakkan pandangannya ke depan, mencari asal suara.
"Nona, itu Tuan muda." bisik Ling Er pada Nona nya yang terlihat bingung dan terkejut.
"Ka...kakak...?" gumam Se Se sambil memperhatikan wajah kakaknya dan kemudian berlari memeluknya sambil menangis. Wajah kakaknya sangat mirip dengan kakak kandungnya di kehidupan lalu. Dia merasa seperti bertemu kakak kandungnya lagi dan segera memeluknya dalam tangis kencang karena terlalu merindukan keluarganya yang ada di masa lalu.
*Meimei \= panggilan untuk adik perempuan
Mendapat pelukan meimeinya, sang kakak merasa sangat terkejut, karena ini pertama kalinya dia dipeluk seperti itu oleh adiknya. "Meimei, kamu kenapa?" tanya pemuda itu sambil melepas pelukan adiknya.
"Saya hanya merindukan kakak. Rasanya sudah sangat lama tidak bertemu dengan kakak." jawab Se Se dengan suara sedih dan mata yang berkaca-kaca.
Pemuda itu menghapus air mata Se Se dan kemudian memeluk adiknya itu. "Berhentilah menangis, wajah menangismu sangat jelek" ucap pemuda itu menggoda adiknya.
"Selamat datang, Kak!" ucap Se Se sambil membalas pelukan hangat kakaknya.
Kakaknya sudah meninggal di kehidupan masa lalu karena di bunuh oleh anggota pembunuh bayaran yang mengincar upah untuk melenyapkan nyawa kakaknya.
Se Se sangat menyesal karena tidak bisa melindungi kakaknya yang di incar oleh para pembunuh. Karena banyaknya pekerjaan di masa lalu, dia mengabaikan kakaknya. Saat melihat wajah kakaknya yang sama dengan kakak sang putri, dia merasa sangat bahagia telah di berikan kesempatan hidup sekali lagi. Mungkin kehidupan kedua ini adalah berkah yang diberikan Tuhan padanya untuk menebus kesalahan pada kakaknya.
"Ayo masuk ke dalam!" ajak Ye Yuan.
Se Se menggandeng tangan kakaknya dan berjalan masuk ke paviliun. Penjaga paviliun tidak berani bersuara dan hanya membiarkan mereka masuk.
"Ayah, Nyonya Xin..." sapa mereka serentak dan kemudian berjalan ke arah meja dan duduk di samping ayahnya. Se Se duduk di samping kakaknya.
"Apa kamu sudah merasa baikan?" tanya pria paruh baya itu pada putrinya dengan wajah cemas.
Ye Yuan yang baru saja duduk langsung menatap gadis di sampingnya sambil memperhatikan bagian mana dari adiknya yang tidak terlihat sehat.
"Saya baik-baik saja, Ayah!" jawab Se Se sambil melihat wajah ayahnya dengan senyuman manis.
"Meimei... apa kamu sedang sakit?" tanya Ye Yuan dengan wajah cemas.
"Meimei mu ini sangat sehat Kak! Hanya saja beberapa hari yang lalu saya terjatuh ke kolam dan menyebabkan kepala saya terluka. Sejak itu banyak hal yang saya lupakan." jelas Se Se pada pemuda tampan itu.
"Kakak Pertama sangat ceroboh sampai bisa terjatuh ke kolam." Cibir putri kedua Huang Min Wan.
"Jika bukan karena ayah dan kakak, akan ku robek mulutnya itu!" batin Se Se sambil melirik adik tirinya.
Melihat wajah meimeinya yang tidak senang di cibir, Ye Yuan mengalihkan bahan pembicaraan. "Meimei pasti sudah lapar, makanlah yang banyak!"
Ye Yuan mengambil banyak daging ke mangkuk Se Se dan kemudian menyelipkan sumpit ke tangannya.
"Makanlah yang banyak, mengapa meimei sangat kurus? Apa makanan di kediaman Huang sangat buruk? Tanya Ye Yuan dan kemudian memasukkan sepotong daging ke mulutnya dan berkata dalam hati "Rasa masakan ini sangat enak."
"Saya hanya tidak berselera karena kangen ayah dan kakak." Jawab Se Se berbohong, dia tidak ingin membuat ayah dan kakaknya cemas.
"Kakak pertama akan segera menikah, mungkin itu sebabnya kakak pertama menjaga berat badannya untuk calon suaminya nanti. Bagaimanapun istri gemuk akan terlihat jelek bukan?" Ucap Lin Wan dengan tatapan sinis karena merasa cemburu dengan perlakuan Ye Yuan kepada Se Se.
Ye Yuan berhenti makan dan menatap wajah Se Se dengan terkejut.
"Menikah?" gumam Ye Yuan.
"Ye Yuan... Kaisar sudah menyampaikan dekrit kerajaan untuk menikahkan Se Se dengan Raja Wei. Pernikahannya akan di laksanakan di istana bulan depan." Ucap wanita paruh baya yang merupakan ibu tiri Sese.
"BRAKKKK!!!"
Ye Yuan menghentak tangannya ke meja dan berdiri.
"AKU MENENTANG PERNIKAHAN INI!" tegas Ye Yuan dengan suara keras sambil melihat wajah adik kesayangannya.
"Aku akan ke istana menemui Kaisar dan meminta agar pernikahan ini di batalkan!" ucap Ye Yuan lagi.
Sambil berjalan keluar pintu, Ye Yuan terlihat menahan amarah dengan wajah yang memerah seakan ingin membunuh orang-orang disekitarnya.
Se Se segera berdiri dan menahan lengan kakaknya untuk menghentikan langkah kakinya.
"Kakak, jangan melakukan hal yang tidak berguna!" ucap Se Se sambil menatap lembut wajah kakaknya.
"Ye Yuan, perintah Kaisar tidak dapat di langgar. Ayah yang bersalah, saat itu ayah tidak tau bahwa Kaisar sedang mencari jodoh untuk Raja Wei. Kaisar bertanya berapa umur putri tertua di kediaman, Ayah menjawab usianya sudah 18 tahun memasuki usia menikah.
"Kaisar yang mendengar hal itu tersenyum dan langsung meminta Se Se menjadi permaisuri Raja Wei. Ayah tidak tau harus berkata apa, ayah bahkan tidak bisa menolaknya. Maafkan ayah... !" ucap Tuan Perdana Menteri yang kelihatan menahan air matanya.
Ye Yuan memeluk meimeinya di selimuti perasaan iba dan bersalah. "Apa yang harus kakak lakukan untuk membantumu?" tanyanya dalam hati.
TENGAH MALAM
"Tok tok tok..." suara pintu kamar Se Se di ketuk pelan dari luar.
"Masuklah..." Se Se menoleh ke arah pintu dan melihat kakaknya datang membawa kantongan kecil.
"Ambil ini dan kaburlah! Pergilah ke negara yang jauh dari sini, dan jangan kembali lagi." ucap Ye Yuan menyerahkan kantong di tangannya kepada Se Se.
"Kakak, apa yang akan terjadi jika saya kabur dari pernikahan ini? Kaisar akan menghukum keluarga Huang karena melanggar perintah dan akan terjadi masalah besar di keluarga kita. Saya, tidak bisa melakukannya Kak!"
Kantongan itu di kembalikan ke tangan Ye Yuan dan kemudian Se Se berdiri dari kursinya, dia memeluk Ye Yuan dan berkata "Saya akan menikah dengan Raja Wei. Cepat atau lambat saya tetap harus menikah. Jadi, dengan siapa pun itu tidak jadi masalah. Saya akan baik-baik saja."
Ye Yuan yang mendengar penghiburan dari adiknya tidak dapat menahan air matanya. Dia hanya duduk memeluk adik tercintanya sambil menangis tanpa suara.
Se Se mengantar kakaknya keluar kamar dan mengucapkan selamat malam kepada kakaknya.
Saat kakaknya telah menjauh, dari atap kamarnya terdengar suara langkah kaki. Dia mendongakkan kepalanya mencari sumber suara, dia melihat seorang pemuda berdiri di atas sana. Pria itu berbaju biru dan mengenakan topeng perak dengan ukiran sayap menutupi sebagian wajahnya. Rambut panjangnya terikat keatas sebagian dan menggunakan pita senada dengan warna bajunya.
"Hai penguntit! Apa kamu tidak lelah selalu mengawasiku?" tanya Se Se sambil tersenyum palsu menatap ke arah pria itu.
SYUTTT!!!
Pria itu turun dan membawa Se Se ke atas atap, tempatnya berdiri tadi dengan ilmu peringan tubuhnya.
"Lepaskan aku!! Dasar penguntit gila" Se Se berteriak terkejut dan memaki pria bertopeng sambil menatapnya dengan tatapan marah.
Pria itu hanya memeluk pinggangnya dan menatap gadis didepannya. Rambut hitam panjang, mata besar dengan hidung yang mancung kecil dan bibir yang semerah darah. Cukup cantik jika dinilai dari wajahnya. Tapi rumor mengatakan dia adalah gadis sombong dan angkuh yang tidak mau bersosialisasi dengan siapapun.
"Pria dan wanita memiliki perbedaan. Tolong singkirkan tangan anda, Tuan penguntit!" ucap Se Se sambil menatap tidak suka ke arah pria bertopeng.
"Lagi pula aku sudah menyentuhnya, tidak ada bedanya jika di lepas sekarang atau nanti" jawab pemuda itu sambil tersenyum menggoda.
Se Se merasa kesal di perlakukan tidak sopan seperti itu. Dia mengambil belati dari ruang dimensinya yang terletak di lengan kanannya, dan mengarahkan belati itu ke leher pemuda bertopeng.
"Lepaskan! atau belati ini akan menggores lehermu!" ancam Se Se sambil menusuk leher si pria.
^^^BERSAMBUNG...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 325 Episodes
Comments
All
setuju banget
2023-09-24
0
All
kelihatannya ada yang gak beres
2023-09-23
0
Mami El
lanjut Thor 🥰
2023-09-21
0