Terlihat darah segar mengalir dari lehernya. Dia segera melepaskan pelukannya dan melangkah menjauh dari sang gadis.
"Gadis yang sadis dan kejam!" batin pemuda itu.
"Kita akan segera bertemu lagi gadis!" ucap pemuda itu sebelum menghilang.
Pemuda itu kemudian terbang menjauh dan menghilang dari kegelapan.
"Siapa orang itu sebenarnya? kenapa dia selalu mengawasiku?" muncul pertanyaan- pertanyaan dari batin Se Se.
PAGI HARI BERIKUTNYA
"Selamat pagi, Ayah! Selamat pagi, Kak!" sapa Se Se yang berjalan masuk ke paviliun utama dengan pelayannya.
"Selamat pagi!" jawab ayah dan kakaknya serentak
Se Se duduk tanpa menyapa Nyonya Xin dan kedua adik tirinya yang duduk di sana, seolah-olah mereka tidak terlihat.
"Apa matamu rabun? Kau tidak melihat ibu di sini?" omel Min Wan yang tidak senang karena ibunya tidak disapa.
"Sepertinya adik lupa kalau di rumah ini ibu hanyalah seorang selir. Bukankah seharusnya kalian yang menyapaku lebih dulu?" jawab Se Se dengan nada ketus dan menyindirnya.
"Brakk!"
"Kamu!" pekik Min Wan sambil berdiri dan memukul meja.
"Cukup! Berhentilah membuat masalah! Min Wan, kurangi bicaramu! Duduk dan makanlah!" bentak Ye Yuan membela adik kesayangannya.
Tidak ingin atmosfer menjadi dingin, Se Se segera mencari topik pembicaraan.
"Kak, saya akan keluar hari ini untuk membeli beberapa baju dan perhiasan. Apa kakak mau menemaniku?" tanya Se Se pada Ye Yuan.
"Baiklah, apapun yang meimeiku inginkan, akan kakak kabulkan." Ye Yuan menjawab dengan tersenyum manis pada adiknya sambil membelai rambut hitamnya.
ketiga wanita yang mendengar itu langsung mengerutkan kening tanda tak suka dan menatap sirik ke arah Se Se.
"Won!" nama panggilan pengawal pribadi Ye Yuan
"SYUTTT! Tiba-tiba muncul pria bertopeng berpakaian serba hitam dan mata merah setajam elang dengan pedang ditangannya.
"Hamba disini" jawabnya sambil berlutut satu kaki didepan Ye Yuan
"Tolong siapkan kereta kuda untukku!" ucap Ye Yuan.
"Baik, Tuan." sahutnya dan kemudian pergi melaksanakan tugas.
Mendengar hal itu, Nyonya Xin menyeringai jahat di wajahnya. Segera setelah acara makan selesai nyonya Xin berjalan ke belakang paviliun dan berbisik pelan kepada pelayannya. Entah hal jahat apa yang sedang di rencanakan olehnya.
Se Se menuju tempat belanja bersama kakaknya di temani pelayan setianya Ling er. Kusir kereta di depan, bersama Won yg duduk di sebelah kiri dan Ling er di sebelah kanan.
Sesampainya di tempat ramai, mereka turun berjalan kaki. Se Se melihat takjub pasar tradisional jaman lalu itu. Banyak sekali barang antik yang di jual di sana! Tentunya saat ini barang itu bukanlah barang antik seperti dijaman modern.
Tanpa di sengaja matanya melirik ke sebuah cincin bermata biru dan berukir ekor ikan.
Seolah-olah ada suatu energi yang menariknya untuk mendekati cincin itu, Se Se berjalan ke arah cincin dan kemudian mengambil sambil bertanya kepada penjualnya "Tuan, berapa harga cincin ini?"
"Anda sangat pandai melihat barang bagus! Nona, cincin ini adalah satu-satunya yang ada di dunia. Jika Nona menyukainya, saya akan menjualnya dengan harga 50 tael perak." jawab penjual cincin sambil menjelaskan.
Se Se mengamati cincin itu dan kemudian berkata "Saya akan membelinya dengan harga 10 tael. Jika lebih dari itu, saya tidak sanggup membayarnya."
Mendengar hal itu, Ye Yuan langsung menatap ke arah adiknya seolah tidak percaya dengan perkataannya. "
Uang bulanan yang dilaporkan oleh Nyonya Xin adalah 500 tael perbulan untuk semua nona di paviliun. Sedangkan kebutuhan dirumah semua dibiayai dari dana lain di paviliun. Bagaimana bisa adiknya tidak memiliki uang 50 tael?" pikirnya dalam hati
"Saya akan rugi jika saya menjualnya dengan harga serendah itu nona, bagaimana jika harganya saya turunkan menjadi 30 tael?" ucap penjual.
"Kakak akan membayarnya untukmu!" sela Ye Yuan sambil mengeluarkan uang 30 tael dan menyerahkannya kepada penjual
Sambil tersenyum Se Se melihat kakaknya dan mengatakan "Terima Kasih, Kak!"
Se Se memakai cincin itu di jari tengahnya, dia menatap batu permata yang terlihat berubah warna dari sebelumnya bahkan batu itu terlihat lebih besar dari sebelum di pakai.
"Cincin yang unik" batinnya dalam hati.
"Meimei... apakah kamu sedang kesulitan? Bagaimana bisa dirimu tidak memiliki 50 tael?" tanya kakaknya penasaran.
"Itu karena saya menghabiskannya untuk berbelanja, Kak." jawab Se Se berbohong.
"Katakanlah pada kakak jika kamu membutuhkan uang. Kakak akan memberikan semua gaji kakak untukmu." Ucap pemuda itu sambil tersenyum.
"Terima Kasih Kak! hehehe..." jawab sang gadis sambil tertawa kecil.
Mereka kembali berkeliling mencari pakaian untuk sang gadis. Sampai di toko pakaian, Se Se mencoba beberapa baju disana. Tanpa disadari sepasang mata sedang mengawasinya. Se Se membawa sebuah pakaian panjang berwarna putih dan mencobanya didalam kamar ganti.
"Nona..." seseorang memanggilnya dari belakang dan kemudian meniupkan serbuk obat tidur ke wajah nya.
Se Se dibawa oleh orang itu tanpa sepengetahuan Ye Yuan yang masih menunggu di depan toko sambil memilih baju lain untuk dicoba adiknya
Beberapa saat menunggu adiknya tidak kunjung keluar, perasaan hati Ye Yuan menjadi khawatir dan meminta Ling Er memeriksa kamar ganti untuk mencari adiknya.
"Tu...tuan, Nona tidak ada di dalam." ucap Ling Er berlari keluar dari kamar
"Bagaimana bisa dia menghilang? Won segera cari nona pertama! Ling Er, kembalilah ke kediaman dan beritahu Tuan Perdana Mentri untuk mengirimkan bantuan!" Dengan panik dan khawatir Ye Yuan segera menggeledah semua ruangan ditoko tersebut tapi tetap tidak menemukan gadis yang dicarinya.
Sementara itu di tempat lain dalam sebuah ruangan gelap, gadis itu membuka matanya perlahan dan melihat sekelilingnya. Dia tidak bisa menggerakkan tangan dan kakinya karena terikat oleh rantai besi yang di hubungkan ke ranjang tempatnya berbaring.
"Gadis baru itu diperintahkan untuk segera dijual dan dia belum pernah melakukannya. Setelah malam ini kita diminta untuk mengantarnya ke kediaman Raja Wei." terdengar suara obrolan dari luar kamar tempat si gadis di rantai.
Mendengar hal itu sang gadis segera mengeluarkan belati dari ruang dimensi dan membuka rantai dengan belati itu. Dengan gesit dan hitungan detik rantai sudah terlepas. Dia segera kabur dari jendela kamar dan berlari masuk ke hutan.
Di dalam hutan, Se Se berlari dengan terburu-buru dan tanpa sengaja melukai jarinya yang terkena ranting pohon. Darah keluar dari jarinya dan menetes ke batu permata di cincinnya. Cincin itu mengeluarkan cahaya pelangi yang membuat Se Se terkejut dan melihat ke arah jarinya.
Cincin itu seperti menghisap darahnya dan mengeluarkan energi yang kuat.
Se Se menatap aneh cincin itu dan berusaha melepasnya. Tapi cincin itu tidak bisa di lepaskan seolah menyatu dengan jarinya. Sesaat kemudian cahaya di cincin itu menghilang dan muncul bayangan ingatan di pikiran Se Se.
"Putarlah permata cincin ini untuk menyamarkan dirimu. Putar kembali untuk mengembalikan ke bentuk aslimu."
Mendengar ingatan itu, Se Se segera mencoba memutar cincin itu. Sedetik kemudian warna rambut dan wajahnya berubah. Dia kaget melihat warna rambutnya yang berubah putih.
Terlihat sungai di depannya. Se Se segera mendekati sungai itu untuk melihat wajahnya di pantulan air. Dia tambah terkejut saat melihat wajah itu.
"Flor... Florence...!" gumamnya.
Tanpa sadar air matanya menetes. Florence adalah gadis yang terbunuh saat menyelamatkannya dari tembakan penjahat di kehidupannya yang lalu. Melihat wajah itu, tanpa sadar perasaan sedih dan menyesal kembali dia rasakan. Perasaan bersalah karena kematian anggota serta sahabatnya membuatnya lupa dengan keadaan disekitarnya saat ini.
"Grrrrr... Grrr...!!!" terdengar suara raungan binatang buas menuju kearah sang gadis.
Se Se segera menoleh dan melihat kawanan serigala yang sedang berjalan ke arahnya. Dengan gesit Se Se segera mengambil pistol dari ruang dimensi dan membunuh para kawanan serigala itu tanpa kesulitan.
"Dorrr... Dorrr... Dorrr...!"
Seorang pemuda berpakaian hitam duduk bersimbah darah di lantai. Pakaian dan wajahnya di lumuri darah. Dia hanya duduk memperhatikan sang gadis yang membunuh kawanan serigala dengan hitungan detik. Menatap pemandangan di depannya serasa bertemu dewi kematian.
Puluhan ekor serigala di bunuh oleh seorang gadis dalam hitungan detik dengan gerakan ringan dan hampir tak terlihat bergerak. "Sadis dan menyeramkan!" batin si pemuda yang tengah memperhatikan gadis itu.
Setelah semua serigala terbunuh, Sang gadis menyadari seseorang sedang memperhatikannya dari balik pohon. Dia segera menatap kearah pemuda tersebut sambil mengarahkan pistol ke arahnya.
Pemuda itu tersenyum dingin dan menatap sang gadis. Dia mencoba berdiri dengan menahan berat badannya di batang pohon. Melihat gerakan lemah dan darah di wajah serta tubuh pemuda itu, Se Se melepaskan rasa was-wasnya. Pemuda di depannya itu tidak terlihat berbahaya.
Se Se kemudian berjalan pergi kearah yang berlawanan dengan pemuda itu.
"BRUKKK!"
^^^BERSAMBUNG...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 325 Episodes
Comments
All
bukan gak penting lagi, tapi benar benar gak perlu diperhatiin
2023-09-24
0
•Rifa_Fizka
Hallo kakak mampir juga dong di novel aku ,yang berjudul kekuatan hati wanita ceritanya seruuu
2023-07-24
0
Nurmala
chxnk banget novel nya bagus... tp kenapa malah ada acara pistol segala.. jadi nya merusak novel... yg awal nya di jaman kerajaan.. jadi nya berubah campur aduk
2023-07-23
0