Arc 1 Sampah Organik : Chapter 7 - Feedback

Aku tahu sedikit aneh ketika dia menolak bantuan dari Amalia. Awalnya aku kira kalau dia dalam kondisi tidak bisa melawan karena punya suatu kelemahan besar. Seperti semacam aib yang ketiga orang itu pegang untuk ancaman tetap diam.

Namun, jika memang begitu ... seharusnya sikapnya pada Amalia lebih ramah. Menolak dengan kasar berbeda dengan pasrah pada keadaan. Ini seperti dia sendiri yang memilih, dan marah ketika ada yang mengganggu pilihan tersebut.

“Aku tidak suruh pakai make up. Cukup sisir rambutmu dengan rapi, atur pola tidur, dan belajar tersenyum.” Kataku yang sudah menghabiskan roti. “Bentuk wajah dan tubuhmu dari awal sudah bagus, sangat normal kalau sebelumnya banyak pria yang tertarik. Jadi, kenapa gak coba—”

“...!?”

Gelombang emosi. Imarine melesatkan pukulan kanannya ke kepalaku.

Buk.

Gkhg!?

Aku memicingkan sebelah mata, menggeramkan gigi, dan mengibaskan lengan kiri barusan yang digunakan sebagai tameng serangan Imarine. Biarpun pukulan gadis itu berhasil dibelokkan ke arah lain, hantaman keras itu cukup untuk membuat tanganku terluka.

“Heh ... hehehe ...,” dehamku yang masih menahan rasa sakit. “Kalau kamu punya tenaga sekuat barusan, harusnya kamu bisa lawan mereka. Berlaga keren dengan memberi mereka pelajaran, bikin mereka kapok biar kamu bebas dari—”

“Berisik! Aku gak butuh bantuan kalian,” bentaknya yang memotong kalimatku.

Dug, dug ....

Emosi kemarahan terus mengalir masuk ke mulutku. Rasa pedas, mata perih, dan dada terpacu terus meningkat. Aku berlagak tenang, tapi sebenarnya aku menahan agar tidak terbawa emosinya.

Beberapa detik aku terdiam, menahan semua emosi yang dia keluarkan hingga tubuhku benar-benar stabil.

Aku sangat jarang melakukan ini, menprovokasi keluarnya emosi negatif dari seseorang, itu sama saja seperti tindakan melukai diri sendiri bagiku. Gelombang emosinya ... naik turun secara drastis dan membuatku merasa sakit.

“Kalian? Bukannya aku sendiri di sini?” tanyaku kembali dengan nada santai.

“Pura-pura bodoh? Palingan kamu kacungnya si cewek bisu itu, ‘kan?”

“Kacung? Ahaha ... entah kenapa terdengar imut kalau kamu yang bilang—”

*Whoush ....

Kenaikan gelombang emosi.

Hn!?

Aku segera menarik kepala ke belakang. Kursi tanpa sandaran kududuki memungkinkan tubuhku melayang miring seperti bermain limbo. Jika tanganku tidak berpegangan pada alas kursi, aku mungkin sudah jatuh ke belakang.

Gadis itu mencoba melakukan pukulan lagi. Dengan tangan kanan mengarah ke kepala secara horizontal. Mirip seperti tamparan, tapi dengan kepalan tangan.

Ah, sial.

Gbruk.

Pada akhirnya aku kehilangan keseimbangan. Ancangan ke belakangku kala itu terlalu kuat, membuat gaya yang kukeluarkan tidak terhentikan dan akhirnya jatuh. Beruntungannya aku jatuh di rumput, tidak terlalu sakit walau kepala yang mendarat lebih dulu.

Ketika aku terkapar dengan kepala di bawah dan kaki tertinggal di alas kursi, Imarine malah berjalan meninggalkanku. Aku mendengar langkah kaki dan merasakan gelombang emosi yang semakin menjauh.

“...”

Baiklah. Untuk sementara mungkin aku hentikan saja sampai di sini. Menghampirinya mungkin akan memberiku efek kebencian yang lebih parah.

Baru kali ini aku menemukan orang yang tidak suka dipuji. Biasanya perempuan akan mengeluarkan emosi bahagia sekecil apapun pujian itu. Aku tidak merasakan dia tidak suka, biasanya pujian yang berlebihan membuat beberapa orang jijik, dengan begitu emosinya akan terasa pahit. Namun, kali ini berbeda, gelombang emosi Imarine penuh dengan kemarahan.

Hmn ....

Tapi, ngomong-ngomong ... posisi terbalik dengan kepala di bawah ternyata cukup nyaman. Beberapa saat aku berpikir tanpa mengubah posisiku. Sensasi ketika darah mengalir ke otakku cukup memberikan kesegaran terhadap kesadaranku. Belum lagi permukaan rumput taman yang menusuk-nusuk permukaan kepala dan wajah bagian atas.

Hehe.

Walaupun tetap saja jika terlalu lama akan memberikan rasa pusing.

Aku bangkit dari tempat itu, bergerak dari taman menuju aula. Karena tugas mencari informasi hari ini sudah selesai, aku di sana hanya perlu menunggu Amalia dengan laporan pengintaiannya.

Sekolah yang kutempati sekarang didesain seperti memiliki dua wilayah. Dengan ruang aula sebagai penengah, aku bisa menamakan wilayah barat sebagai area publik siswa, dan wilayah timur sebagai area khusus.

Imarine barusan makan di area khusus, taman yang dimiliki sekolah cukup dilindungi dari sentuhan murid-murid. Tumbuhan-tumbuhan itu dirawat baik oleh beberapa pihak, jadi sangat dilarang untuk menginjakkan kaki di sana.

Area khusus tidak memiliki tempat umum kecuali perpustakaan. Sisanya adalah tempat-tempat khusus yang memang jarang dilewati murid-murid biasa.

Aku berjalan dari sisi timur aula dan memutar menuju ke barat.

Terlihat perubahannya, aura ketenangan sekolah yang kurasakan diganti oleh riuk ramai suara teriak orang-orang. Di area publik siswa ini, terdapat lapangan luas yang kami pakai untuk segala urusan dari mulai upacara hingga olahraga.

Di sisi inilah Amalia melakukan tugasnya. Imarine diam di area khusus untuk menghindari orang-orang, tetapi ketiga orang itu seharusnya masih nyaman di area publik siswa karena sangat dekat dengan kantin.

Setelah sampai di selasar aula sisi barat, aku berdiri menunggu sambil melihat pemandangan siswa-siswa yang bermain di lapangan. Di sana terdapat siswa laki-laki yang bermain sepak bola. Walaupun sekarang jam istirahat, mereka tetap mengambil waktu untuk melakukan pertandingan. Mungkin tujuannya adalah ingin memanaskan tubuh sebelum jam olahraga benar-benar dimulai.

Oh ... akhirnya dia datang.

Setelah sekitar sepuluh menit berlalu, aku pun melihat Amalia, dia berlari kecil ke arahku melewati selasar gedung murid kelas dua. Dengan pakaian berjubah, rambut putih, dan berlian yang sedikit bercahaya, aku bisa menemukannya dengan mudah di keramaian sekolah ini.

“Hah ... hah ...,” napasnya yang terengah-engah setelah sampai di hadapanku.

“...”

Tapi, aku mengambil dua langkah mundur untuk kembali membuat jarak. Bukan hanya karena gelombang emosinya, tetapi sesuatu dalam diriku yang lain juga menolak berdekatan dengannya.

“Amalia ..,” panggilku dari jarak tersebut. “Mungkin agak telat buat bilang ini .... Tapi, kamu gak malu pakai baju kayak begitu?”

“...!?”

Sebelumnya aku tidak merasakan hal ini karena teralihkan oleh hal lain. Berbeda dengan sekarang yang aku bisa melihatnya dengan jelas, pakaiannya begitu kontras dengan murid-murid lain. Membuat aku yang melihatnya pun ikut merasakan kejanggalan.

Bukannya kamu yang suruh aku kayak gini?

“Haha ... oke, maaf. Kamu juga gak kelihatan sama orang lain, jadi mungkin gak masalah—”

Bug.

Ada objek yang bergerak cepat, mata dan refleksku merespons, itu adalah bola sepak yang melayang dari arah lapangan.

“Woi, awas!” teriakku pada Amalia.

Bola itu melesat dari arah lapangan menuju aula tempat kami berdiri. Menurut bentuk lengkungan dan kecepatan yang diperkirakan otakku, benda itu akan mengenai gadis tersebut.

“...?”

Amalia tidak menghindar, dia cenderung membuat ekspresi bingung sambil melihat ke samping dengan perlahan. Respons lambatnya membuat dia tidak melakukan hindaran sama sekali.

Bugh.

“...!?”

Aku tidak sempat melindungi Amalia, jarakku terlalu jauh karena sebelumnya aku melangkah mundur menjauh karena gelombang emosi dari menstruasinya. Akibatnya terjanganku hanya membuat aku dan Amalia mendekat.

*Whoush ....

Ghuakh!?

FEEDBACK ...!

Gelombang emosi.

Amalia tidak sempat menghindar, bola tersebut terkena bahunya dan terpental kembali ke lapangan. Dia tidak teriak, tapi wajah dan gelombang emosinya yang berteriak.

Tentu saja Amalia merasakan sakit akibat hantaman itu. Dia mulai memegang bahunya dan secara otomatis mengubah posisi ke setengah berdiri sambil menggeram bisu.

Brukh.

Akhtnm ... Hfgmn ... Hah ... hah ....

Sedangkan aku ... aku terjatuh. Kehilangan tenaga di kaki secara total karena merasakan timbal balik luar biasa. Seakan ada yang mencungkil isi kepalaku, seakan mataku ingin keluar dari tempatnya, rasa sakit ini begitu besar hingga aku tidak bisa bergerak banyak.

Ini semua karena Amalia.

Ketika menstruasi, kulit wanita akan jadi sensitif. Sedikit saja tumbukan bisa membuat mereka marah. Aku mengerti perasaan itu, aku benci dengan pria yang menganggap remeh hal tersebut. Wanita saat itu sedang menahan rasa sakit luar biasa, dan aku adalah laki-laki yang bisa merasakannya.

 

 

****

 

 

Episodes
1 Arc 0 Stroberi : Chapter 1 - Sebagian Ingatan
2 Arc 0 Stroberi : Chapter 2 - Gadis Jubah Putih
3 Arc 0 Stroberi : Chapter 3 - Dasar Pencuri
4 Arc 0 Stroberi : Chapter 4 - Selangkanganku
5 Arc 0 Stroberi : Chapter 5 - Gadis Bisu
6 Arc 0 Stroberi : Chapter 6 - Namaku Kaivan
7 Arc 0 Stroberi : Chapter 7 - Siluman Gagak
8 Arc 0 Stroberi : Chapter 8 - Mana Luapan Emosi
9 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 1 - Gelombang Emosi Depresi
10 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 2 - Bullying
11 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 3 - Kemarahan
12 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 4 - Tunggu Kepala Dingin
13 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 5 - Kamu Mens Kan
14 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 6 - Kemarahan Dan Kebencian
15 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 7 - Feedback
16 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 8 - Tapi Aku Menolak
17 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 9 - Menurutmu Bagaimana
18 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 10 - Harus Mati
19 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 11 - Buat Apa Repot
20 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 12 - Kekuatan Amalia
21 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 13 - Tempat Parkir
22 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 14 - Lidah Kucing
23 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 15 - Kenapa Kamu Bantu Aku
24 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 16 - Suapin
25 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 17 - Getar Handphone
26 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 18 - Aku Amalia
27 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 19 - Munyu Munyu Munyu
28 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 20 - Aku Masih Di Sini
29 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 21 - Sebenarnya Apa Salahku
30 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 22 - Kenapa Kamu Di Sini
31 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 23 - Aku Kenal Kamu
32 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 24 - MaKaSih
33 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 25 - Kaleidskop
34 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 26 - Stop
35 Arc 1 Sampah Organik : Chapter 27 - Karena Aku Takut
36 Arc 2 Jejamuan : Chapter 1 - Tugas Piket
37 Arc 2 Jejamuan : Chapter 2 - Cara Diterima Cewek
38 Arc 2 Jejamuan : Chapter 3 - Begitulah Kira-kira
39 Arc 2 Jejamuan : Chapter 4 - Kamu Serius
40 Arc 2 Jejamuan : Chapter 5 - Hubungan Dua
41 Arc 2 Jejamuan : Chapter 6 - Kenapa Malu-malu
42 Arc 2 Jejamuan : Chapter 7 - Rasa Takut
43 Arc 2 Jejamuan : Chapter 8 - Kuharap Tidak Berlangsung Terus
44 Arc 2 Jejamuan : Chapter 9 - Cerita Fany
45 Arc 2 Jejamuan : Chapter 10 - Mengubah Pikirannya
46 Arc 2 Jejamuan : Chapter 11 - Kemajuan Sendiri
47 Arc 2 Jejamuan : Chapter 12 - Anggap Saja Kebetulan
48 Arc 2 Jejamuan : Chapter 13 - Ke Mana Matamu
49 Arc 2 Jejamuan : Chapter 14 - Besok
50 Arc 2 Jejamuan : Chapter 15 - Aku Gak Telanjang
51 Arc 2 Jejamuan : Chapter 16 - Tidak Selalu Benci
52 Arc 2 Jejamuan : Chapter 17 - Gelombang Yang Mendekat
53 Arc 2 Jejamuan : Chapter 18 - Kembali Jadi Tugasku
54 Arc 2 Jejamuan : Chapter 19 - Sejak Kapan
55 Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 1 - Pengintaian
56 Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 2 - Mengiblati
57 Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 3 - Gentleman
58 Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 4 - 32C
59 Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 5 - Gelombang Pengalih
60 Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 6 - Tetap Menjijikan
61 Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 7 - Terserah Kakak
62 Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 8 - Kamu Melihat
63 Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 9 - Sihir Menghilang
64 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 1 - Berita
65 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 2 - Menyewa Hotel
66 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 3 - Senjata
67 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 4 - Satu Kamar
68 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 5 - Saksi Mata
69 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 6 - Lolos
70 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 7 - Melindungi Dan Tumbal
71 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 8 - Keterhubungan Kasus
72 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 9 - Tempat Terburuk
73 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 10 - Sakit Bunuh Diri
74 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 11 - Dua Jalur
75 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 12 - Nokturnal
76 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 13 - AIDS
77 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 14 - Permohonan?
78 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 15 - Alasan Dan Kerja Sama
79 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 16 - Animus Lobster
80 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 17 - Antar Pulang
81 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 18 - Kehidupan Normal Tapi Tak Biasa
82 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 19 - Di Balik Bunuh Diri . 1
83 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 20 - Di Balik Bunuh Diri . 2
84 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 21 - Senjata Tombak Capit . 1
85 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 22 - Senjata Tombak Capit . 2
86 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 23 - Pisau Sihir
87 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 24 - Kombinasi . 1
88 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 25 - Kombinasi . 2
89 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 26 - Mengulur Waktu
90 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 27 - Dunia Yang Sakit . 1
91 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 28 - Dunia Yang Sakit . 2
92 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 29 - Rasa Sakit Sungguhan . 1
93 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 29 - Rasa Sakit Sungguhan . 2
94 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 30 - Getar Terakhir
95 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 31 - Kebangkitan . 1
96 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 32 - Kebangkitan . 2
97 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 33 - Shade . 1
98 Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 33 - Shade . 2
99 Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 1 - Pemulihan
100 Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 2 - Takdir Yang Tak Berubah
101 Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 3 - Hari Pertama
102 Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 4 - With Imarine
103 Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 5 - With Amalia
104 Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 6 - With Amalia 2
105 Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 7 - Hasil Akhir Geza
106 Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 8 - Botol Sihir Geza
107 Arc 4 New Stage : Chapter 1 - Langkah Menuju Rumah
108 Arc 4 New Stage : Chapter 2 - Pakaian
109 Arc 4 New Stage : Chapter 3 - Kuku Tajam
110 Arc 4 New Stage : Chapter 4 - Memilih Diam
111 Arc 4 New Stage : Chapter 5 - Creation Of Adam
112 Arc 4 New Stage : Chapter 6 - Remaja Plin Plan
113 Arc 4 New Stage : Chapter 7 - Burung Hantu Raksasa
114 Arc 4 New Stage : Chapter 8 - Bug Deteksi Emosi
115 Arc 4 New Stage : Chapter 9 - Pertengkaran Yang Klise
116 Arc 4 New Stage : Chapter 10 - Bukan Tandingan
117 Arc 4 New Stage : Chapter 11 - Kamu Bukan Adikku
118 Arc 4 New Stage : Chapter 12 - Umpatan Yang Menyakitkan
119 Arc 4 New Stage : Chapter 13 - Anak Angkat
120 Arc 4 New Stage : Chapter 14 - Hubungan Saling Mengait
121 Arc 4 New Stage : Chapter 15 - Kerendahan Hati Dan Egoisme
122 Arc 4 New Stage : Chapter 16 - Dasar Kemunculan Animus
123 Arc 4 New Stage : Chapter 17 - Jejak Kehidupan
124 Arc 4 New Stage : Chapter 18 - Jejak Kehidupan Di Kamarku
125 Arc 4 New Stage : Chapter 19 - Harta Titipan
126 Arc 4 New Stage : Chapter 20 - Mulai Maju Dan Berangkat Secepatnya
127 Arc 4 New Stage : Chapter 21 - Luapan Dari Amalia
128 Arc 4 New Stage : Chapter 22 - Lompatan
129 Arc 4 New Stage : Chapter 23 - Pemilik Dimensi
130 Arc 4 New Stage : Chapter 24 - Dipermainkan
131 Arc 4 New Stage : Chapter 25 - Animus Murni
132 Arc 4 New Stage : Chapter 26 - Magic Stab
133 Arc 4 New Stage : Chapter 27 - Kontrak Berdarah
134 Arc 4 New Stage : Chapter 28 - Dunia Buatan
135 Arc 4 New Stage : Chapter 29 - Pesan Dari Octa
136 Arc 4 New Stage : Chapter 30 - Aturan Dan Aksi
137 Arc 4 New Stage : Chapter 31 - Empat Orang
138 Arc 4 New Stage : Chapter 32 - Keputusan Hanz
139 Arc 4 New Stage : Chapter 33 - Ruangan Baru
140 Arc 4 New Stage : Chapter 34 - Komunikasi Empat Sudut
141 Arc 4 New Stage : Chapter 35 - Awal Teka-teki
142 Arc 4 New Stage : Chapter 36 - Dasar Survival
143 Arc 4 New Stage : Chapter 37 - Malam Pertama Di Hutan
144 Arc 4 New Stage : Chapter 38 - Pengejaran
145 Arc 4 New Stage : Chapter 39 - Kata Terima Kasih
146 Arc 4 New Stage : Chapter 40 - Pagi Dengan Gajah
147 Arc 4 New Stage : Chapter 41 - Artefak Gunung Terpahat
148 Arc 4 New Stage : Chapter 42 - Start Dimulai Saat Terbenam
149 Arc 4 New Stage : Chapter 43 - Gagal Umpan
150 Arc 4 New Stage : Chapter 44 - Terkapar
151 Arc 4 New Stage : Chapter 45 - Menolak Kalah
152 Arc 4 New Stage : Chapter 46 - Kembali Ke Ruangan Baru
153 Arc 4 New Stage : Chapter 47 - Rangkuman Pemain Lain
154 Arc 4 New Stage : Chapter 48 - Orang Mati
155 Arc 4 New Stage : Chapter 49 - Batas Dunia Game Dan Emosi
156 Arc 4 New Stage : Chapter 50 - Kebun Belakang
157 Arc 4 New Stage : Chapter 51 - Gelombang Dingin Dari Ann
158 Arc 4 New Stage : Chapter 52 - Arah Bukti
159 Arc 4 New Stage : Chapter 52 - Merasuknya Latar Belakang
160 Arc 4 New Stage : Chapter 53 - Sisi Lain Cara Pandang Literatur
161 Arc 4 New Stage : Chapter 54 - Berbagai Ending
162 Arc 4 New Stage : Chapter 55 - Bukti Dari Ingatan Yang Diberikan
163 Arc 4 New Stage : Chapter 56 - Kedatangan Imarine Di Kamar
164 Arc 4 New Stage : Chapter 57 - Latihan Dengan Imarine
165 Arc 4 New Stage : Chapter 58 - Kedatangan Amalia Di Kamar
166 Arc 4 New Stage : Chapter 59 - Penyerangan Dan Gelombang Emosi Berahi
167 Arc 4 New Stage : Chapter 60 - Amalia Vs Imarine
168 Arc 4 New Stage : Chapter 61 - Peluk Sampai Akhir
169 Arc 4 New Stage : Chapter 62 - Mutasi Kamar
170 Arc 4 New Stage : Chapter 63 - Domino Ketidakberuntungan
171 Arc 4 New Stage : Chapter 64 - Sisir Hutan
172 Arc 4 New Stage : Chapter 65 - Permohonan Sihir Amalia
173 Arc 4 New Stage : Chapter 66 - Zombie
174 Arc 4 New Stage : Chapter 67 - END
Episodes

Updated 174 Episodes

1
Arc 0 Stroberi : Chapter 1 - Sebagian Ingatan
2
Arc 0 Stroberi : Chapter 2 - Gadis Jubah Putih
3
Arc 0 Stroberi : Chapter 3 - Dasar Pencuri
4
Arc 0 Stroberi : Chapter 4 - Selangkanganku
5
Arc 0 Stroberi : Chapter 5 - Gadis Bisu
6
Arc 0 Stroberi : Chapter 6 - Namaku Kaivan
7
Arc 0 Stroberi : Chapter 7 - Siluman Gagak
8
Arc 0 Stroberi : Chapter 8 - Mana Luapan Emosi
9
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 1 - Gelombang Emosi Depresi
10
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 2 - Bullying
11
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 3 - Kemarahan
12
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 4 - Tunggu Kepala Dingin
13
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 5 - Kamu Mens Kan
14
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 6 - Kemarahan Dan Kebencian
15
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 7 - Feedback
16
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 8 - Tapi Aku Menolak
17
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 9 - Menurutmu Bagaimana
18
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 10 - Harus Mati
19
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 11 - Buat Apa Repot
20
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 12 - Kekuatan Amalia
21
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 13 - Tempat Parkir
22
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 14 - Lidah Kucing
23
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 15 - Kenapa Kamu Bantu Aku
24
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 16 - Suapin
25
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 17 - Getar Handphone
26
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 18 - Aku Amalia
27
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 19 - Munyu Munyu Munyu
28
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 20 - Aku Masih Di Sini
29
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 21 - Sebenarnya Apa Salahku
30
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 22 - Kenapa Kamu Di Sini
31
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 23 - Aku Kenal Kamu
32
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 24 - MaKaSih
33
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 25 - Kaleidskop
34
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 26 - Stop
35
Arc 1 Sampah Organik : Chapter 27 - Karena Aku Takut
36
Arc 2 Jejamuan : Chapter 1 - Tugas Piket
37
Arc 2 Jejamuan : Chapter 2 - Cara Diterima Cewek
38
Arc 2 Jejamuan : Chapter 3 - Begitulah Kira-kira
39
Arc 2 Jejamuan : Chapter 4 - Kamu Serius
40
Arc 2 Jejamuan : Chapter 5 - Hubungan Dua
41
Arc 2 Jejamuan : Chapter 6 - Kenapa Malu-malu
42
Arc 2 Jejamuan : Chapter 7 - Rasa Takut
43
Arc 2 Jejamuan : Chapter 8 - Kuharap Tidak Berlangsung Terus
44
Arc 2 Jejamuan : Chapter 9 - Cerita Fany
45
Arc 2 Jejamuan : Chapter 10 - Mengubah Pikirannya
46
Arc 2 Jejamuan : Chapter 11 - Kemajuan Sendiri
47
Arc 2 Jejamuan : Chapter 12 - Anggap Saja Kebetulan
48
Arc 2 Jejamuan : Chapter 13 - Ke Mana Matamu
49
Arc 2 Jejamuan : Chapter 14 - Besok
50
Arc 2 Jejamuan : Chapter 15 - Aku Gak Telanjang
51
Arc 2 Jejamuan : Chapter 16 - Tidak Selalu Benci
52
Arc 2 Jejamuan : Chapter 17 - Gelombang Yang Mendekat
53
Arc 2 Jejamuan : Chapter 18 - Kembali Jadi Tugasku
54
Arc 2 Jejamuan : Chapter 19 - Sejak Kapan
55
Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 1 - Pengintaian
56
Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 2 - Mengiblati
57
Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 3 - Gentleman
58
Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 4 - 32C
59
Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 5 - Gelombang Pengalih
60
Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 6 - Tetap Menjijikan
61
Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 7 - Terserah Kakak
62
Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 8 - Kamu Melihat
63
Arc 2.5 Kebimbangan : Chapter 9 - Sihir Menghilang
64
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 1 - Berita
65
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 2 - Menyewa Hotel
66
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 3 - Senjata
67
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 4 - Satu Kamar
68
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 5 - Saksi Mata
69
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 6 - Lolos
70
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 7 - Melindungi Dan Tumbal
71
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 8 - Keterhubungan Kasus
72
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 9 - Tempat Terburuk
73
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 10 - Sakit Bunuh Diri
74
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 11 - Dua Jalur
75
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 12 - Nokturnal
76
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 13 - AIDS
77
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 14 - Permohonan?
78
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 15 - Alasan Dan Kerja Sama
79
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 16 - Animus Lobster
80
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 17 - Antar Pulang
81
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 18 - Kehidupan Normal Tapi Tak Biasa
82
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 19 - Di Balik Bunuh Diri . 1
83
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 20 - Di Balik Bunuh Diri . 2
84
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 21 - Senjata Tombak Capit . 1
85
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 22 - Senjata Tombak Capit . 2
86
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 23 - Pisau Sihir
87
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 24 - Kombinasi . 1
88
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 25 - Kombinasi . 2
89
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 26 - Mengulur Waktu
90
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 27 - Dunia Yang Sakit . 1
91
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 28 - Dunia Yang Sakit . 2
92
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 29 - Rasa Sakit Sungguhan . 1
93
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 29 - Rasa Sakit Sungguhan . 2
94
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 30 - Getar Terakhir
95
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 31 - Kebangkitan . 1
96
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 32 - Kebangkitan . 2
97
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 33 - Shade . 1
98
Arc 3 Manis Sengat Semut Asam Format : Chapter 33 - Shade . 2
99
Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 1 - Pemulihan
100
Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 2 - Takdir Yang Tak Berubah
101
Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 3 - Hari Pertama
102
Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 4 - With Imarine
103
Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 5 - With Amalia
104
Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 6 - With Amalia 2
105
Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 7 - Hasil Akhir Geza
106
Arc 3.5 All Round Healing : Chapter 8 - Botol Sihir Geza
107
Arc 4 New Stage : Chapter 1 - Langkah Menuju Rumah
108
Arc 4 New Stage : Chapter 2 - Pakaian
109
Arc 4 New Stage : Chapter 3 - Kuku Tajam
110
Arc 4 New Stage : Chapter 4 - Memilih Diam
111
Arc 4 New Stage : Chapter 5 - Creation Of Adam
112
Arc 4 New Stage : Chapter 6 - Remaja Plin Plan
113
Arc 4 New Stage : Chapter 7 - Burung Hantu Raksasa
114
Arc 4 New Stage : Chapter 8 - Bug Deteksi Emosi
115
Arc 4 New Stage : Chapter 9 - Pertengkaran Yang Klise
116
Arc 4 New Stage : Chapter 10 - Bukan Tandingan
117
Arc 4 New Stage : Chapter 11 - Kamu Bukan Adikku
118
Arc 4 New Stage : Chapter 12 - Umpatan Yang Menyakitkan
119
Arc 4 New Stage : Chapter 13 - Anak Angkat
120
Arc 4 New Stage : Chapter 14 - Hubungan Saling Mengait
121
Arc 4 New Stage : Chapter 15 - Kerendahan Hati Dan Egoisme
122
Arc 4 New Stage : Chapter 16 - Dasar Kemunculan Animus
123
Arc 4 New Stage : Chapter 17 - Jejak Kehidupan
124
Arc 4 New Stage : Chapter 18 - Jejak Kehidupan Di Kamarku
125
Arc 4 New Stage : Chapter 19 - Harta Titipan
126
Arc 4 New Stage : Chapter 20 - Mulai Maju Dan Berangkat Secepatnya
127
Arc 4 New Stage : Chapter 21 - Luapan Dari Amalia
128
Arc 4 New Stage : Chapter 22 - Lompatan
129
Arc 4 New Stage : Chapter 23 - Pemilik Dimensi
130
Arc 4 New Stage : Chapter 24 - Dipermainkan
131
Arc 4 New Stage : Chapter 25 - Animus Murni
132
Arc 4 New Stage : Chapter 26 - Magic Stab
133
Arc 4 New Stage : Chapter 27 - Kontrak Berdarah
134
Arc 4 New Stage : Chapter 28 - Dunia Buatan
135
Arc 4 New Stage : Chapter 29 - Pesan Dari Octa
136
Arc 4 New Stage : Chapter 30 - Aturan Dan Aksi
137
Arc 4 New Stage : Chapter 31 - Empat Orang
138
Arc 4 New Stage : Chapter 32 - Keputusan Hanz
139
Arc 4 New Stage : Chapter 33 - Ruangan Baru
140
Arc 4 New Stage : Chapter 34 - Komunikasi Empat Sudut
141
Arc 4 New Stage : Chapter 35 - Awal Teka-teki
142
Arc 4 New Stage : Chapter 36 - Dasar Survival
143
Arc 4 New Stage : Chapter 37 - Malam Pertama Di Hutan
144
Arc 4 New Stage : Chapter 38 - Pengejaran
145
Arc 4 New Stage : Chapter 39 - Kata Terima Kasih
146
Arc 4 New Stage : Chapter 40 - Pagi Dengan Gajah
147
Arc 4 New Stage : Chapter 41 - Artefak Gunung Terpahat
148
Arc 4 New Stage : Chapter 42 - Start Dimulai Saat Terbenam
149
Arc 4 New Stage : Chapter 43 - Gagal Umpan
150
Arc 4 New Stage : Chapter 44 - Terkapar
151
Arc 4 New Stage : Chapter 45 - Menolak Kalah
152
Arc 4 New Stage : Chapter 46 - Kembali Ke Ruangan Baru
153
Arc 4 New Stage : Chapter 47 - Rangkuman Pemain Lain
154
Arc 4 New Stage : Chapter 48 - Orang Mati
155
Arc 4 New Stage : Chapter 49 - Batas Dunia Game Dan Emosi
156
Arc 4 New Stage : Chapter 50 - Kebun Belakang
157
Arc 4 New Stage : Chapter 51 - Gelombang Dingin Dari Ann
158
Arc 4 New Stage : Chapter 52 - Arah Bukti
159
Arc 4 New Stage : Chapter 52 - Merasuknya Latar Belakang
160
Arc 4 New Stage : Chapter 53 - Sisi Lain Cara Pandang Literatur
161
Arc 4 New Stage : Chapter 54 - Berbagai Ending
162
Arc 4 New Stage : Chapter 55 - Bukti Dari Ingatan Yang Diberikan
163
Arc 4 New Stage : Chapter 56 - Kedatangan Imarine Di Kamar
164
Arc 4 New Stage : Chapter 57 - Latihan Dengan Imarine
165
Arc 4 New Stage : Chapter 58 - Kedatangan Amalia Di Kamar
166
Arc 4 New Stage : Chapter 59 - Penyerangan Dan Gelombang Emosi Berahi
167
Arc 4 New Stage : Chapter 60 - Amalia Vs Imarine
168
Arc 4 New Stage : Chapter 61 - Peluk Sampai Akhir
169
Arc 4 New Stage : Chapter 62 - Mutasi Kamar
170
Arc 4 New Stage : Chapter 63 - Domino Ketidakberuntungan
171
Arc 4 New Stage : Chapter 64 - Sisir Hutan
172
Arc 4 New Stage : Chapter 65 - Permohonan Sihir Amalia
173
Arc 4 New Stage : Chapter 66 - Zombie
174
Arc 4 New Stage : Chapter 67 - END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!