HOLAA HAPPY READING !!!
_____
Di Kediaman Adam Malik.
Terdengar suara barang-barang yang terlempar begitu keras nya dari dalam kamar Anan Malik. Laki-laki itu, yang tadi malam nya begitu bersemangat karena acara pernikahan nya dengan wanita yang begitu sangat dia cintai hanya tinggal menghitung jam saja. Tapi saat pagi berubah menjadi hal paling menyakit kan bagi nya karena mendengar kabar dari Herdian bahwa Sadifa melarikan diri.
Sakit, perih, seketika dunia nya pun ikut runtuh bersama hati nya saat itu juga.
Kenapa ?
Apa alasan nya ?
Kenapa dia pergi saat pernikahan nya yang hanya menunggu jam saja.
"Arrgghhh..." Anan melemparkan ponsel nya dengan keras hingga benda itu hancur di atas lantai. Mengubungi wanita itu terus menerus tapi tak mendapatkan jawaban juga.
Memalukan !!!
Laki-laki itu duduk di lantai menyandarkan tubuh nya di tepian ranjang. Menggunakan jas berwarna putih, sudah begitu rapih dan tampan laki-laki itu tadi. Ia begitu bersemangat,tak sabar ingin menggandeng tangan calon permaisuri nya di atas pelaminan nanti.
Tapi seketika semua itu ternyata hanya sebuah hayalan nya saja.
"Sial !!!" Anan mengumpat, tak terima dengan semua kenyataan pahit yang dia terima pada pagi hari ini.
Eh sebentar, apa kah dia sedang bermimpi ??
Seperti nya tidak !!
Rasa sakit, perih, hancur nya, kecewa nya semua ini terasa begitu nyata.
Anan menunduk, menjenggut rambut nya dengan satu tangan kanan nya. Mata nya terpejam mencoba menerka-nerka mengapa Sadifa tega pergi meninggalkan nya di saat mereka akan menikah.
Apa benar dia tidak pernah mencintai nya ? Pikir Anan seketika dia mengingat ucapan Risky tempo hari di kantor.
Jika memang benar, lalu kenapa dia menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih hingga sejauh ini ?
Anan menepiskan tangan yang menjenggut rambut nya sendiri dengan kasar.
"Cih.." Dia berdecih, tersenyum seperti menertawai diri nya sendiri yang terlihat begitu memprihatinkan itu.
Anan mengangkat wajah nya, lalu dia bangkit dan langsung berjalan dengan langkah panjang keluar dari dalam kamar nya. Ia sedikit berlari kecil menuruni anak tangga dengan terburu-buru.
"Anan, mau kemana ??" Maria bertanya pada putra nya itu. Tapi tidak mendapatkan jawaban apa pun.
"Pah, Anan pa.." Maria merengek pada suami nya, seorang ibu itu merasa khawatir pada putra nya, melihat putra nya itu baru saja mengalami kehancuran hati. Batal menikah, Maria takut jika Anan akan melakukan hal yang tidak diinginkan. Terlebih Maria tau betapa Anan mencintai Sadifa.
___
Anan melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan kota untuk menuju rumah Sadifa. Anan ingin mencari tau siapa tau saja ada petunjuk untuk mengetahui dimana keberadaan gadis itu sekarang.
Tok..tok..
Anan mengetuk pintu rumah Sadifa, dimana masih ada Herdian ayah Sadifa di rumah itu.
Ceklek..
Pintu di buka seseorang dari dalam, sosok Herdian dengan menjalan kan kursi roda nya sendiri untuk membuka pintu.
"Anan.." Herdian terbelalak. Terkejut yang datang adalah mantan calon menantu nya itu, bukan apa-apa, Herdian hanya merasa malu pada laki-laki itu.
"Pak, boleh saya masuk ke kamar Sadifa !" Ucap Anan meminta izin. "Saya hanya ingin mencari sesuatu yang mungkin saja bisa menjadi petunjuk di mana Sadifa sekarang !!" Imbuh laki-laki itu menyampaikan maksud nya.
Herdian terdiam sebentar sebelum dia menganggukkan kepala nya untuk mengizinkan Anan masuk ke dalam kamar putri nya.
Anan mencari-cari sesuatu, meneliti di setiap sudut kamar Sadifa yang mungkin saja ada petunjuk di sana, Anan masih begitu berharap bisa menemukan wanita pujaan hati nya yang sudah meninggalkan nya di hari pernikahan mereka itu.
Nihil !! Anan tak menemukan suatu apa pun di sana, kini harapan nya sudah benar-benar sirna. Kecewa lagi, putus asa yang kini menguasai perasaan laki-laki itu saat ini.
Anan terduduk di kursi meja rias Sadifa, memandang berbagai macam kosmetik kecantikan yang tertata rapih di meja itu. Lalu mata nya tertuju pada satu boneka kelinci kecil yang dulu pernah ia berikan pada sadifa.
Laki-laki itu bangkit mengambil boneka itu yang tergeletak di atas ranjang. Anan memandang sendu boneka itu. Anan teringat masa-masa di mana dia begitu bahagia nya saat bersama Sadifa. Hari-hari nya terasa begitu berwarna kala berdua dengan wanita itu.
Tapi...
Ia masih tidak percaya pada kenyataan pahit yang dia terima hari ini. Anan menggeleng samar, sulit untuk menerima dan mempercayai bahwa Sadifa tega meninggalkan nya dimana menjelang pernikahan mereka akan di laksanakan.
Mata laki-laki itu berkaca-kaca memandang boneka kelinci kecil itu. Pahit, sungguh pahit semua yang di rasakan nya saat ini.
"Nak Anan..." Herdian memanggil dengan suara lirih. Laki-laki paruh baya itu sekuat tenaga membawa kursi roda nya sendiri mendekati Anan yang duduk di tepian ranjang Sadifa.
Hening sesaat, sebelum Herdian kembali memmbuka suara nya.
"Maaf kan bapak nak.." Suara Herdian terdengar gemetar.
Anan hanya diam, seperti enggan untuk berkata apa pun saat ini.
"Semua ini karena kesalahan bapak !!" Herdian tak kuasa menahan air mata nya. Ia terlalu merasa sangat bersalah pada laki-laki itu.
"Bapak juga tidak pernah menyangka kalau Sadifa akan berbuat seperti ini." Ia mencoba menjelaskan. "Tolong maaf kan nak.." Pinta laki-laki paruh baya itu dengan tulus.
Anan bangkit, ia berlutut di depan Herdian. Herdian adalah ayah Sadifa. Jadi Anan juga sudah menganggap Herdian seperti ayah nya sendiri.
"Bapak tidak perlu merasa bersalah." Ucap Anan datar.
Herdian mengambil sesuatu dalam saku celana nya, Lalu ia memberikan nya pada Anan. "Bapak menemukan ini di kamar Sadifa." Ujar nya menyerahkan sepotong kertas di tangan nya.
Anan menerima nya, ia membuka kertas yang terlipat itu dan ternyata ada tulisan di sana. Anan bangkit, ia sedikit menjauh untuk membaca sepotong surat itu.
isi surat
maaf, Sadifa tidak bisa melanjutkan pernikahan nya, dia tidak pernah mencintai laki-laki lain. Yang Sadifa cintai hanyalah aku. Fahri !!
Kami adalah sepasang kekasih sejak 4 tahun lalu, kami saling mencintai, jadi tolong biarkan kami hidup bahagia atas rasa cinta kami.
Hati Anan bagai tercabik-cabik setelah membaca isi surat itu, seketika darah nya terasa mendidih.
"Cih.." Ia tersenyum getir, meremas kertas di tangan nya itu. Lalu tanpa berucap sepatah kata pun, Anan melangkah pergi meninggalkan Herdian yang menitikan air mata nya di sana dengan rasa bersalah yang begitu amat besar yang ia rasakan.
_____
Like, komen, kasih dukungan nya yah 😆
selamat malam selamat istirahat kalian💕
❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
Budiwati
😭😭
2022-06-18
0
Liesdiana Malindu
judulnya kan sugar Dedy,, jangan-jangan nanti nya anan jatuh cinta dgn anaknya Difa dan Fahri.🤔🤔🤔.
bisa jadi kan?
berarti usia mereka terpaut 24 Thun.
2022-06-05
0
Badatul Alba
rasain cinta tdk mungkin fi perkosa Bos😗
2022-05-31
0