Zahra merebahkan tubuhnya yang baru saja selesai membantu Ibunya membereskan bekas makan malam mereka. Setelah bercengkrama sebentar dengan kedua orang tuanya.
Zahra menatap langit-langit kamarnya pikirannya jauh menerawang entah kemana. Kini yang ada dalam pikirannya hanyalah Alvian kekasihnya. Nama dan bayangan Alvian begitu melekat di sana. kejadian beberapa hari ini seolah kembali berputar di kepalanya.
pov Zahra..
Beberapa hari ini aku melihat kejanggalan pada diri Vian. Entahlah Apa yang sebenarnya terjadi. Dia tidak pernah terbuka untuk masalah pribadinya. padahal aku hanya ingin bisa sekedar meringankan beban di hati dan pikirannya. Aku hanya bisa berdo'a memohon yang terbaik untuk Vian dan hubungan kami ke depannya. Apa mungkin dia akan meninggalkan diriku? Dari setiap perkataannya tersembunyi kecemasan dan ketakutan akan kehilangan, Andaikan saja kamu bisa sedikit saja berbagi kesedihan mu padaku Vian aku menyayangimu.. Sangat menyayangimu.
***
Zahra terlelap dengan air mata di kedua sudut matanya. Malam itu entah kenapa dia merasa begitu gelisah. walaupun dalam tidurnya dia terlihat gelisah.
Fajar pun datang tanpa harus di undang. Setelah malam berlalu sudah di pastikan fajar akan datang menyambut pagi.
Di tempat lain...
Seorang pria terlihat melangkah gontai keluar dari mobil mewah memasuki Bandara untuk menjadi anak yang patuh pada kedua orang tuanya, walaupun dia harus pergi tanpa kata meninggalkan pujaan hatinya. Sedih sudah di pastikan bahkan hatinya hancur berkeping-keping. Kepergiannya meninggalkan kekasih hatinya tanpa terucap kata perpisahan, tanpa ada ucapan janji untuk kembali dan tanpa sebuah kepastian untuk hubungan mereka. Akan kah dia bisa bersatu kembali ataukah harus merelakan.
Pov Vian
Dua hari kemarin adalah dua hari yang sangat berkesan bagiku. Aku menghabiskan waktu bersama Ara wanita yang sudah hampir tiga tahun ini mengisi kekosongan di dalam hatiku.
Aku sangat beruntung mengenalnya bahkan di beri kesempatan untuk mencintainya. Dia mengajarkan banyak kebaikan padaku. Walaupun setelah hari ini aku tidak tau apa mungkin cinta kami akan tetap bersatu atau bahkan mungkin aku akan benar-benar kehilangan dia untuk selamanya.
Namun aku menyimpan setitik harapan bahwa dia akan tetap menunggu ku, meski pun kepergian ku tanpa kata. Aku tidak mau memberi beban padanya untuk setia menunggu ku. Kepergian ku kali ini akan memakan waktu yang sangat lama. Maka dari itu aku akan mencoba membebaskan Ara untuk bahagia walaupun itu bukan denganku.
Aku percaya jika takdir mengijinkan kami bersatu maka kami akan tetap bersama, walaupun harapan itu hanya ada setitik. Maafkan aku Ara, aku pergi tanpa pamit, tanpa kata perpisahan namun aku akan selalu menyimpan namamu dalam doaku.
Biarkan hatimu membenciku dengan begitu, kamu akan cepat melupakan ku. Semoga kamu menemukan pria yang lebih baik dariku. Aku hanya bisa berpasrah pada takdir yang ada. Aku tidak mau mengikatmu karena aku tak tau pasti aku akan kembali kapan... Maafkan aku Ara.. Walaupun maaf ku hanya bisa terucap di hatiku. Aku sangat.. sangat mencintaimu.
****
Vian terlihat duduk menunggu di kursi bandara. Kepergiannya kali ini memang belum bisa di pastikan berapa lama. Dia akan mengejar studinya di London dan harus mengurus perusahaan papanya di sana. Awalnya dia menolak, namun akhirnya dia menerimanya bukan karena dia takut di coret dari daftar warisan keluarganya, tapi dia tidak ingin mengecewakan kedua orang tua nya terlebih ibu yang telah melahirkannya ke dunia ini.
Setelah kakaknya merintis usahanya 5 tahun lalu dan memutuskan untuk tinggal sendiri dan memulai usahanya tanpa bantuan dari sang ayah, maka sudah di pastikan bahwa Vian lah yang akan meneruskan perusahaan papa nya.
Bukan tanpa alasan kakaknya Reynan meninggalkan rumah dan memilih berdiri di kaki sendiri tanpa meminta belas kasih kedua orang tuanya. Dia merasa kecewa karena kedua orang tuanya selalu memaksakan kehendak mereka kepada anak anaknya.
Pada saat itu Reynan di jodohkan dengan anak rekan bisnis papanya. Reynan menolak karena punya alasan tersendiri tanpa ada maksud untuk menyakiti atau kembangkan kepada kedua orang tuanya.
Vian tidak ingin membuat kedua orang tuanya kecewa. Setidaknya dia hanya di suruh untuk meneruskan perusahaan sambil meneruskan studinya di luar negri tanpa ada drama perjodohan, Walaupun dia harus mengikhlaskan cintanya pergi tanpa tau takdir ke depannya akan seperti apa.
Dengan langkah gontai Vian berjalan perlahan namun pasti, menaiki pesawat membawa luka hati yang teramat dalam. Berharap keajaiban datang sebelum dia benar benar meninggalkan negara kelahirannya. Namun sampai pesawat perlahan meninggalkan landasan keajaiban itu tak pernah datang. Satu hal dia percaya bahwa apa pun yang sudah terjadi pasti adalah yang terbaik.
**Part ini author sedih karena untuk sementara waktu Vian akan menghilang dulu ya. Biarkan Vian pergi membawa lukanya, entah kapan Vian kembali.
tetap dukung author dengan like, vote dan komen positif ya.. ❤**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments