Seminggu berlalu, Alvian tak pernah terdengar kabarnya. Jangankan bertemu, saling bertukar kabar lewat HP pun tak ada. padahal biasanya tidak seperti ini.
Aku sendiri bingung kenapa Vian tiba-tiba menghilang, bahkan tak ada satu temannya pun yang tau. Pernah ku coba menghubungi nomornya namun sia-sia karena sepertinya nomor HP nya sudah tidak aktif.
Ada rasa kehilangan yang menyeruak di relung hatiku. Tak terasa ada air mata yang menetes kala mengingatnya. Inikah yang di namakan Rindu??. Aku merasakan untuk pertama kalinya.
Namun aku berusaha untuk melupakan tentangnya sejenak. Kesibukan ku yang membuat aku sedikit melupakan Vian.
" Ara " suara teriakan membuyarkan lamunanku. Aku menoleh asal suara itu. Suara yang teramat ku kenal. Ya dia sosok yang selama ini tengah ku rindukan.
Alvian berjalan mendekatiku sambil tersenyum. Senyum yang begitu ku rindukan.
" Bagaimana kabarmu? Maaf seminggu ini aku sibuk membantu Ayahku di perusahaan, jadi tak sempat menghubungimu. " Aku hanya menganggukkan kepalaku sambil tersenyum bersikap seolah baik baik saja seminggu ini. Padahal aku merasa sedikit kecewa dengan sikapnya. Sungguh sibuk Kah Dia? bahkan untuk menghubungiku saja tidak bisa bahkan dia me non aktifkan ponselnya.
Inilah yang selalu membuat aku kecewa padanya. Aku tidak pernah di ijinkan untuk tau tentangnya, apa yang terjadi padanya, dia selalu bersikap seolah baik baik saja di depanku walaupun dia sedang menghadapi masalah. Terkadang aku meragukan perasaan Vian padaku, karena sikap tertutupnya yang membuat dinding pemisah diantara hubungan kami.
Di sisi lain sikapnya selalu menenangkan ku dan membuatku begitu nyaman dengan keberadaannya. Entah lah aku terkadang bingung benarkah dia serius dengan hubungan ini?
" Malah melamun, yuk kita ke kantin. " tanpa banyak bicara aku hanya mengikutinya saja.
Kami berjalan beriringan menuju kantin. Di sana ternyata ada Zahwa dan Rania. Mereka melambaikan tangannya pada kami, mengajak kami berdua untuk bergabung di sana.
" Apa kabar Vian? lama tak melihatmu. " Rania mendahului menyapa pada Vian.
" Baik Ran." Jawaban yang begitu singkat.
Kami pun menikmati makanan yang tadi kami pesan dalam keheningan tidak ada yang berbicara sama sekali, sebelum Zahwa tiba- tiba bertanya pada Vian.
" Vian kamu jadi ikut liburan bareng kita kan? " Bukannya menjawab Vian malah berbalik menatapku seolah olah bertanya padaku meminta penjelasan. " Rania dan Zahwa pun menatapku. Aku pun langsung menjelaskan pada keduanya bahwa aku baru saja bertemu Vian dan belum membahas tentang liburan yang telah kami rencanakan.
Akhirnya Ranialah yang menjelaskan pada Vian bahwa kami merencanakan akan liburan bersama dan berencana mengajaknya juga. Vian terlihat diam dan berfikir sebelum akhirnya dia berkata " Baiklah aku akan ikut bersama kalian. " Namun ada guratan kesedihan dan kebingungan di wajahnya, aku tau itu aku mengenalnya sudah lebih dari 2 tahun walaupun dia tidak mengatakannya namun aku bisa melihat kegelisahan padanya. Aku bisa apa? ketika dia tidak pernah mau bercerita tentang apapun padaku tentang masalahnya. Aku hanya bisa mendoakannya masalah apa pun yang tengah dia hadapi semoga dia bisa menyelesaikannya. Hanya doa terbaik yang bisa ku lakukan untuknya.
Sepulang dari kampus Vian mengajakku ke Mall. Dia berkata ingin mengganti waktu seminggu kemaren yang telah mengabaikan aku. Entahlah di satu sisi aku merasa bahagia di sisi lain aku merasakan sesuatu yang aneh pada diri Vian.
Di sana kami benar benar menghabiskan waktu berdua saja menonton, makan, bahkan dia mengajakku berkeliling Mall dan menghadiahkan aku sebuah kalung cantik. Aku yang awalnya menolak karena merasa tidak enak dengan pemberiannya yang ku tau harganya yang sangat mahal bagiku namun Vian mengatakan kalung ini tanda cinta kami dan dia berharap aku selalu memakainya dan tak pernah melepaskannya, dia juga membelikan ku baju, tas dan juga sepatu katanya itu untuk permintaan maafnya atas menghilangnya dirinya satu minggu kemarin.
Terakhir kami berdua mendatangi sebuah taman. Kami cukup lama terdiam, duduk bersebelahan di bangku taman. Aku yang memperhatikan sekitar yang sangat ramai banyak pasangan yang sedang berduaan, ada juga yang datang bersama keluarga kecilnya dan ada juga yang datang beramai ramai bersama temannya.
Aku melirik Vian yang duduk di sebelahku. Aku melihat dia yang sedang terdiam sambil memandang dengan tatapan kosongnya. Apakah gerangan yang sedang dia pikirkan namun aku tak berani bertanya. Ingin rasanya aku bertanya padanya tentang apa yang sedang mengganggu pikirannya, aku ingin sekali meringankan beban yang sedang dia pikul namun hanya angan saja tanpa berani berucap.
Setelah beberapa lama kami terdiam Vian menoleh padaku kemudian tersenyum.
" Ara aku sangat bahagia bisa mengenalmu dan menjadi kekasihmu dan semoga kelak aku bisa menjadi pendamping mu sampai kita menua bersama, " Vian terlihat menghela nafas sebelum dia melanjutkan kembali perkataannya" Satu hal yang harus kamu ketahui aku sangat mencintaimu dan aku ingin kamu juga jangan pernah berhenti untuk mencintaiku apa pun yang terjadi jangan pernah melupakan aku ya, walaupun aku berada jauh darimu. " Aku menatap Vian, namun dia memalingkan wajahnya dan menengadahkan nya ke atas langit." Apa maksudmu? Kenapa seakan kamu akan pergi jauh dariku. " Aku menatapnya heran. " Sudahlah jangan dipikirkan, Ayo aku akan mengantarkan kamu pulang. Apa maksud dari perkataannya? namun Vian tidak mau membahasnya lagi. Hari ini aku merasakan keanehan dalam dirinya namun aku seperti biasanya tidak berhak tau tentangnya.
Aku kecewa padamu Alvian Bagaskara.
Happy reading❤
Maaf sudah lama tidak up🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
kartikawili
Maaf ya aku jarang Up..aku revisi dikit-dikit dulu 🙏
2021-06-01
1