Di sinilah aku sore ini, di sebuah kafe, yang menjadi saksi cinta kami berdua dimulai.
Aku duduk bersebrangan dengannya, karena ketika dia akan duduk di sebelah ku dengan cepat aku menolaknya dan menyuruhnya duduk di sebrang sana.
Bukan tanpa alasan, namun aku takut ketika dua insan di hadapkan pada posisi berdekatan dan tersisa celah sedikit saja aku takut setan akan berada diantara kami.
Aku tau batasan dalam hal berpacaran, pegangan tangan pun hampir tak pernah kami lakukan dan Alvian pun sangat menghormati keputusan ku.
itu adalah salah satu kekaguman ku padanya yang menghormati batasan batasan antara laki-laki dan perempuan, dan alasan kedua walaupun dia dari keluarga kaya dan cukup tampan tapi dia tidak pernah tebar pesona dan baik hati pada semua orang tidak membeda bedakan status sosial.
Di kafe ini tepat dua bulan lalu dia menjadikan aku kekasihnya.
Seorang pelayan datang membawa pesanan kami berdua.
Kami pun menyantap makanan dengan keheningan.
" Rencana sesudah lulus kamu akan melanjutkan kuliah di mana? " tiba tiba saja pertanyaan Vian memecah keheningan diantara kami.
Dan obrolan obrolan lain nya akhirnya terjadi diantara kami sampai tak terasa makanan dan minuman di meja kami telah habis dan kami pun memutuskan untuk pulang.
Dijalan kami mampir di sebuah masjid karena adzan magrib telah berkumandang, kami pun memutuskan untuk sholat dulu karena takut tidak keburu jika di lakukan nanti di rumah.
Dan setelah dia berinisiatif mampir di masjid tanpa aku meminta menjadikan nya satu nilai plus lagi untuk dia di mataku.
Setelah selesai aku keluar lebih dulu dari pada Vian, aku menunggunya di teras masjid sambil memperhatikan kendaraan di depan yang sedang lalu lalang.
Ketika aku melihatnya keluar dari masjid aku begitu terpesona seakan wajahnya menjadi lebih tampan karena sudah tersiram air wudhu.
"Ada apa?," tanyanya tanpa suara menatapku heran sambil berjalan mendekati ku. Aku gelagapan seperti seorang yang telah ketahuan mencuri sesuatu.
"Tidak aku hanya sedang menunggu mu" berusaha menutupi kegugupan aku.
"Ayo,".... Ajaknya berjalan Mendahuluiku menuju parkiran.
Sesampainya di depan rumahku , terlihat keadaan rumah yang masih sepi dan gelap, karena jam segini kedua orang tuaku pasti masih berada di toko, karena toko akan tutup di jam sembilan malam.
Aku pun pamit masuk tanpa menawarkan padanya untuk mampir dahulu, tapi dia pun mengerti dan langsung saja dia pamit dan perlahan motornya menjauh dan tak terlihat lagi.
Aku pun segera masuk ke dalam rumah karena walaupun rumah dalam keadaan terkunci, tapi aku selalu membawa kunci cadangan, karena jika pulang sekolah pun terkadang aku langsung pulang ke rumah tanpa harus mampir dulu ke toko.
Langsung saja aku menyalakan lampu lampu di setiap ruangan dan bergegas masuk kedalam kamar.
Ya di sinilah aku tinggal, di rumah dua lantai yang tidak begitu luas namun asri, kamarku berada di lantai dua.
Di kamar ku hanya ada sebuah tempat tidur kecil, sebuah lemari dan juga meja belajar. tidak ada kamar mandi di dalam nya, tapi untuk ke kamar mandi aku tidak perlu ke lantai bawah karena tepat di sebelah kamarku terdapat kamar mandi.
Setelah membersihkan diri dan mengganti baju ku dengan baju tidur, aku sholat isya terlebih dahulu sebelum beranjak naik ke tempat tidur.
Di atas tempat tidur aku berbaring memiringkan tubuhku dan memeluk guling kesayangan ku.
Menerawang jauh mengingat kembali percakapan antara aku dan Vian di kafe tadi, setelah membahas ke sana kemari tentang tempat kuliah akhirnya kami memutuskan untuk kuliah di tempat yang sama, walaupun nanti akan mengambil jurusan yang berbeda tapi setidaknya masih bisa sering bertemu di sana. ya memang tinggal beberapa bulan lagi kami akan lulus SMK..
Happy reading... semoga syukaaa
;
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Tanti Papalia
bagus
2021-11-29
2