Hari ini aku pergi lagi ke toko. Jika libur tidak ada kegiatan pasti akan aku habiskan di toko dari pada di rumah pasti berdiam diri di kamar dan bergulung dengan selimut.
" Zahra, nanti akan ada pesanan kue buat acara arisan di komplek belakang toko. Kamu bisa bantu ibu untuk mengantarnya? kebetulan tidak terlalu banyak hanya 3 toples kue kering dan 3 kue bolu panggang strawberry. "
" Biasanya ibu suka menyuruh pak Karyo jika ada pesanan yang minta di antar. "
" Kebetulan hari ini pak Karyo lagi ada keperluan keluarga katanya. "
" Baiklah, Bu. Tapi aku tidak bisa ke sana pagi pagi, paling jam 10 baru bisa ke toko kebetulan ada tugas dadakan yang harus di kerjakan dan segera di kirim jam 9 pagi. "
" Tak apa siangan saja. Yang pesan minta di kirimnya setelah Dzuhur. "
" Siap Bu. "
" Ya sudah Ibu pergi ke toko duluan, Ayahmu sudah menunggu di depan"
Aku pun bergegas ke kamarku untuk mengerjakan tugas dadakan yang di berikan dosen malam tadi.
Akhirnya selesai juga, ku lirik jam di dinding kamarku menunjukan pukul 10.05.
Aku bersiap untuk pergi ke toko, setelah mengirimkan tugasku melalui e-mail terlebih dahulu.
Baru jam 10 tapi matahari begitu terasa terik di kulitku. Ku percepat laju motor, agar aku segera sampai di toko.
Di toko kak Lusi, sudah menyapaku dengan senyum ceria" Siang non Zahra. "
aku memutar malas bola mataku karena kak Lusi suka sekali meledekku dengan panggilan itu. Padahal sudah ku bilang padanya puluhan kali bahkan ratusan kali untuk tidak memanggilku dengan sebutan itu.
Aku lebih senang kak Lusi memanggilku nama saja karena kami hanya terpaut 2 tahun saja, yang usia kak Lusi berada di atas ku.
Aku langsung melangkah menuju ke belakang setelah ku balas sapaan kak Lusi.
Di dapur aku melihat ibu yang sibuk membuat adonan, sedangkan Bik Nanik sedang sibuk bolak balik di depan oven memanggang kue dan mengangkat kue yang telah matang dan tak ke tinggalan Bik surti yang menyiapkan bahan dan memisahkan kue mana yang mau di jual di toko mana yang pesanan.
langsung saja aku mendekati Ibu, dan membantu mencetak adonan kue kering.
" Kamu sudah datang Nak, bantu Lusi saja di depan" setelah melihatku membantunya mencetak adonan.
" Tak apa bu, aku bantu Ibu di sini, di depan juga tidak terlalu ramai. "
" Nan, kue yang pesanan sudah matang semua? " tanya Ibu pada Bik Nanik.
" bolu nya baru satu Bu, kue keringnya jiga 2 loyang lagi belum matang. "
" Tenang bu, jam sebelas juga belum, kan masih ada waktu sampai dzuhur. " aku mencoba menenangkan Ibu yang kelihatannya takut tidak selesai dengan waktu yang di janjikan.
" Beres juga" ucapku. " aku mau ambil minum dulu ya bu! " dan berlalu ke ruangan sebelah tempat para karyawan istirahat untuk makan
" Setelah minum ke depan saja bantu Lusi! ini cuma sedikit lagi kok"
" Iya bu" aku pun ke depan untuk membantu kak Lusi sesuai perintah Ibu
memang ada beberapa pembeli yang mengantri.
" Silahkan, sebelah sini bu, " ucap ku pada pembeli yang mengantri untuk di layani.
Siang begini memang toko cukup ramai pembeli dan Kak Lusi hanya sendiri yang melayani, memang akan Sedikit kewalahan, karena memang dulu ada yang khusus melayani di meja kasir. Sejak mbak Eva mengundurkan diri beberapa bulan yang lalu Ibu memang belum sempat mencari karyawan baru lagi untuk menggantikannya.
" Sudah Non, di kasir saja saya yang melayani di sini"
'Siap kak " ucapku sambil berlalu ke meja kasir
Kalau pengunjung sedang banyak memang cukup melelahkan juga. ku lirik jam di tanganku sudah menunjukan pukul 11.45.
aku hendak melangkah kebelakang namun sebuah suara menggerakkan kepalaku untuk menoleh ke arahnya.
" Hai "....
Seketika aku pun menoleh pada awal suara tersebut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments