Pagi ini aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus.
" Zahra.. " Suara panggilan Ibu membuatku harus meletakan sisir ku dulu dan bergegas menemuinya. maklum lah jika Ibu di biarkan menunggu akan panjang urusannya yang akan berujung pada pemotongan uang jajanku. kan ngeri banget rasanya.
" Iya bu" sahut ku cepat sambil berjalan ke arahnya.
" Bisakah siang nanti kamu ke toko? Ibu sedang butuh bantuan mu" Aku berfikir dulu sebelum menjawab pertanyaan Ibu.
" Baiklah bu, tapi aku tidak janji ke sana cepat karena ada mata kuliah siang nanti. Aku paling bisa membantu Ibu di atasan jam satu siang. "
" Baiklah yang penting kamu tetap bisa ke sana. "
" Siap bu Bos" ucapku sambil berlalu ke kamarku melanjutkan kegiatan yang tadi sempat tertunda.
Beres bersiap aku segera berangkat ke kampus. Sengaja aku berangkat lebih awal dari jadwal karena ingin menemui Vian, namun dia tidak ada padahal ada jadwal kuliah pagi.
Setelah aku selesai dengan semua mata pelajaran aku pun kembali mencari Vian. Tetap saja nihil tidak membuahkan hasil. Temannya yang ku tanyai pun tidak ada yang tau pastinya kenapa Vian tidak masuk hari ini.
Kupikirkan nanti saja lah,soalnya aku teringat ibu yang menyuruhku membantu di toko. " Ya sudah aku akan telepon dia nanti saja ketika di rumah" gumam ku pelan sambil bergegas melangkahkan kaki ke arah parkiran.
Hanya memakan waktu 30 menit saja jarak dari kampus ke toko.
Aku sudah sampai tepat di depan toko. Seperti biasa begitu masuk kulihat kak Lusi yang sedang sibuk dengan di bantu bik Nanik.
Aku langsung melangkah saja menuju ke ruang produksi karena pasti Ibu sedang berada di sana.
Ibu menoleh terlebih dahulu sebelum aku menyapanya.
" Sudah pulang? " aku pun mengangguk.
" Hari ini Ibu mau membuat puding sebanyak 300pcs.Kamu bantu ya! Ibu soalnya ada pesanan lain ini masih belum selesai."
" Baiklah " Aku langsung saja mengambil celemek untuk melindungi bajuku kali aja terkena adonan. Ku siap kan semua bahannya, dan mulai meracik, sebelum ku panaskan aku menata cup kecil untuk wadahnya. Aku pun mulai menyalakan kompor dan memasukan satu persatu bahan nya.
Cuma bikin puding, itu sih kecil buatku, dulu saja aku pernah membuat kue pai dalam jumlah yang banyak hanya seorang diri. Bolehlah ya aku sedikit menyombongkan sedikit kemampuanku. 🤭
Hampir 3 jam aku berkutat dengan panasnya kompor dan adonan. " Selesai" Aku biarkan dulu supaya hilang uap panasnya sebelum aku masukan dulu sebentar ke lemari pendingin.
Ku tinggalkan dulu ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan sholat ashar.
Ku siapkan dus untuk menyusunnya, lalu ku keluarkan nampan yang tadi ku masukan ku susun satu persatu ke dalam dus sambil ku hitung jumlahnya.
" Beres Bu " Aku memberitahukan pada ibu yang sedang fokus membuat hiasan untuk atas kue.
" Ya sudah apa kamu bisa mengantarnya juga ke cafe nak Bagas? " Ibu berbicara tanpa menoleh.
Aku bingung, Mas Bagas? sebenarnya aku malas tapi mau bagaimana lagi?.
" Ya sudah bu,baiklah . "
" Kamu berangkat diantar pak Karyo saja ya! " Aku pun mengangguk dan berjalan ke dapan ingin meminta bantuan pak Karyo untuk mengangkut semua puding ini.
" Pakailah mobil operasional! " aku pun mengangguk sambil berlalu.
" pak pelan pelan saja bawa mobilnya takutnya nanti pudingnya ada yang rusak " Aku mewanti wanti pak Karyo.
" Siap" sahut pak Karyo. Aku duduk tenang sambil menoleh ke kaca jendela melihat hiruk pikuk kemacetan jalanan.
Aku yang belum tau lokasi tepatnya, menyerahkan semuanya pada pak Karyo saja.
Hanya memakan waktu 15 menit saja kami sudah sampai di sebuah cafe yang lumayan cukup besar, dari luar terlihat nyaman untuk tempat makan, ngopi atau sekedar nongkrong. Cafe ini di desain ala ala anak muda dengan menampilkan berbagai tulisan inspirasi, hiasan hiasan yang menurutku sangat cocok untuk ber-selfie ria. tak lupa ada sebuah kolam dan tanaman tanaman yang menyejukkan mata di sana. Tempat ini begitu nyaman menurutku. Terlihat sosok yang ku kenal menghampiri kami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments