Menjelang pagi para wanita sudah berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan untuk mereka semua.
Apa kabar para pria? Mereka bertiga tengah berolahraga di lapangan yang dekat dengan villa tersebut. Mereka akan melakukan lari pagi di sana.
Selesai dengan aktivitas memasaknya para wanita bergantian ke kamar mandi untuk membersihkan diri sambil menunggu para pria kembali untuk sarapan bersama.
Setelah selesai sarapan dan para pria membersihkan diri dan bersiap mereka berenam akan berjalan jalan di sekitar sana ingin menikmati pemandangan dan kesejukan udara di sana.
Mereka menghabiskan waktu berjalan jalan menikmati pemandangan sambil berfoto foto. Vian selalu berada dalam jarak dekat dengan Zahra. Sepertinya dia tidak ingin berjauhan sedetik pun bersama pujaan hatinya.
Siang harinya mereka makan siang bersama di rumah makan yang ada di sekitaran situ.
Setelah puas berjalan jalan mereka kembali ke villa dan beristirahat di sana. karena malam nanti mereka akan mengadakan barbeque sebelum pagi harinya mereka pulang kembali ke rumah masing masing.
Malam pun tiba mereka berenam tampak sibuk mempersiapkan bahan bahan untuk barbeque.Sedangkan para pria sibuk menyiapkan panggangan. Rencananya malam ini mereka akan begadang menikmati malam sebelum mereka kembali esok hari.
Makanan pun matang dan mereka berkumpul di taman yang sudah di sediakan meja dan beberapa kursi untuk mereka gunakan malam ini.
Semuanya tampak bergembira. Mereka sesekali mengobrol dan bercanda ringan di sela sela menikmati makan malam mereka. Vian dan Renal terlihat akrab meskipun mereka baru kenal, sedangkan Aldo mereka memang satu kampus dan mereka cukup dekat juga karena kuliah di fakultas yang sama.
Renal yang seorang pengusaha muda yang sedang memulai merintis karier nya dan itu membuat Vian tertarik dan banyak mengobrol dengannya.
Sedangkan para wanita sibuk dengan seputar gosip di kampus dan saling curhat tentang masing- masing pasangannya.
Tak terasa sudah lewat tengah malam. Para wanita terlebih dahulu pamit untuk beristirahat dan para pria pun ternyata menyusul setelah mereka.
Pagi hari setelah sarapan semuanya terlihat sibuk merapikan barang bawaan mereka dan bersiap untuk pulang. Kali ini Zahra akan pulang bersama Vian. Rania bersama Renal dan Aldo bersama Zahwa.
Di perjalanan Vian dan Zahra keduanya tampak membisu. Mereka terdiam dalam keheningan. Vian yang fokus mengemudi sedangkan Zahra sesekali memperhatikan Vian dan lebih banyak menoleh ke samping luar jendela. Zahra sengaja membuka sedikit jendelanya karena ingin merasakan sejuknya udara pagi yang tanpa polusi.
Tiba tiba suara Vian memecah keheningan diantara mereka.
" Kamu tetap semangat belajarnya supaya bisa menggapai cita citamu memperbesar usaha kedua orang tuamu dan membuka usaha kuliner.
" Aku selalu semangat kalau dalam urusan belajar" jawaban Zahra meyakinkan.
" Baguslah. "
" Aku ingin sekali melihat kamu berhasil dan sukses" Vian berucap sambil menoleh ke arah Zahra. "
" Aku akan berusaha menjadi yang terbaik" ucapan Zahra kembali meyakinkan.
" Ara, aku sayang sama kamu. Kamu adalah wanita pertama yang ada di dalam hatiku. Aku ingin selalu melihatmu bahagia dan selalu tersenyum. "
" Aku juga sayang kamu, dan aku juga bahagia bisa bersamamu. "
" Kamu harus bahagia dong walaupun tanpa aku" Vian menoleh sambil terkekeh pelan. Namun ada rasa sakit di hatinya yang tak dapat dia perlihatkan ketika mengatakan itu. "
" Maksudmu?? "
" Ya kan yang membuatmu bahagia bukan hanya aku saja, Iya kan?. Tentunya masih banyak cara untuk bahagia. "
Zahra hanya menoleh pada Vian tanpa mengatakan apa pun. Dia masih tidak mengerti dengan setiap perkataan yang Vian katakan padanya.
Melihat Zahra hanya terdiam Vian pun berusaha mengubah suasana.
" Ara.. Bisakah hari ini kamu menemaniku seharian?? "
" Kenapa?? " Aku sedang ingin menghabiskan waktu dengan mu. Bukan kah setiap pasangan harus melalui waktu bersama dengan berharga tanpa menyia- nyiakan kesempatan yang ada."
" Baiklah. " Zahra mengangguk melihat tatapan permohonan dari Vian.
" Ayo kita habiskan waktu hari ini seolah olah kita akan berpisah besok, agar kita menghargai setiap waktu yang kita lalui" Ucap Vian lirih namun masih terdengar jelas oleh Zahra membuat perempuan itu semakin bingung dengan sikap Vian.
Tak terasa mereka kini telah sampai di depan sebuah Mall terbesar yang ada di kotanya.
Mereka pun berdua turun memasuki Mall. Zahra menatap genggaman tangan Vian yang tertaut di jari tangannya, dia bingung dengan apa yang di lakukan pria ini, karena ini adalah pertama kalinya Vian menggenggam tangannya selama mereka berpacaran. Namun Zahra hanya terdiam tanpa menolak perlakuan Vian padanya.
Happy reading ❤❤
Dukungnya dengan cara like, vote dan komen yang positif. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments