Bukan Sheila namanya jika di perlakukan seperti itu akan mudah putus asa..
Setelah Raffael pergi ke kantor. Sheila juga bergegas menuju kampusnya..
Dengan balutan plester di dahi juga senyum ceria seperti biasanya..
"Hai sherly.. Muach" Kata Sheila sembari mengecup pipi sahabat nya itu..
"Tumben datengnya siangan Ngantor dulu nya? "
"Hust. jangan kenceng kenceng ntar ada yang denger" Tutur Sheila
"Oh ya. Rangga sama Satria kemana Sher? "
"Satria lagi ke toilet, Rangga lagi di ruang Dekan! "
"Ngapain? "
"Ga tau. kayaknya sih ada yang penting gitu."
Sheila hanya ber oohh ria saja..
tak berapa lama satria datang.
"Hay sayang ku Sheila. tumben baru dateng" Ucap nya sambil cengengesan
"Apaan sih. Gue kesiangan tadi bangunnya"
"Trus ntu jidat ngapa di plester"ucap satria lagi
" Iya tu kenapa She. Lu kejedot apaan? "Tanya sherly sambil memegangi luka Sheila
" Oi. sakit mak lo pencet pencet gitu"
"Sorry soryy. emang kenapa? "
"Ahh ini. itu. apa ya.. Anu gue ini.......
" Sheila??? "
Panggil seseorang mengaggetkan mereka bertiga
"Setan"
"Woy brayen. manggilnya jangan kenceng kenceng ngapa sih kaga budek kitanya" kesal satria
"Sorry... Itu. Sheila loe di panggil Ke ruang rektor" Ucap brayen
"Kenapa? " Tanya Sheila
Perasaan gue ga bikin masalah. kenapa di panggil ke ruang rektor?.... Gumam Sheila penuh tanya..
"Udah sono aja dari pada ntar kena semprot pak gembul tau rasa lu" Ujar sherly
"Iya. gue kesana"
________
"Gue deg deg an brayen" Ucap Sheila
"Ga papa. di dalem ada laki loe sama Rangga juga" Ujar brayen
"What? Raffael di sini? "Tanya Sheila yang hanya di tanggapi anggukan oleh brayen
Tok tok tokk....
Terdengar sautan dari dalam setelah Sheila mengetuk pintu
" Masuk"
Huuuffffttt.... Sheila menghembuskan nafas kasar..
"Selamat Pagi pak Gembul"Ucap Sheila dag dig dug ser sampai tak sadar dia memanggil rektor killer itu dengan sebutan gembul
" Apa kata kamu? "
"Ah itu.. Hehe. Pak budi yang terhormat" Ujar nya lagi sambil memperlihatkan deretan gigi putih nya..
Rangga terkekeh mendengar ucapan Sheila..
"Duduk. ada yang ingin saya bicara kan sama kamu" Ucap pak budi
Kemudian Sheila duduk di kursi tengah di antara dua laki-laki Namun Sheila tak menyadari jika di bagian sebelah kanannya adalah sang suami..
Sedangkan Sheila hanya menengok ke sebelah kiri menatap rangga seolah meminta penjelasan tentang apa yang akan terjadi nanti
Raffael dengan muka datarnya melirik sang istri yang tampak gugup berhadapan dengan rektor...
Ceo kok takut sama orang... gumam raffael
"Sheila saya memanggil kamu ke sini ingin menanyakan beberapa hal" Ucap pak budi sang rektor gembul
Namun Sheila tak mendengarkannya. justru matanya celangak celinguk mencari sosok yang kata brayen juga ada di dalam satu ruangan dengannya..
"Sheila kami dengar saya" Ucap pak budi lagi
"Iya saya denger" Jawabnya namun masih celangak celinguk
"Kalo orang sedang bicara dengarkan. Bukan celangak celinguk"
Glek... Sheila menelan silivanya mendengar suara yang sangat familiar di telinganya itu
"Raffael" ucapnya setelah menengok ke sebelah kanan. Namun Raffael sama sekali tak bergeming.. Muka datar dengan pandangan mengintimidasi itu membuat Sheila susah bernafas..
Kenapa sikapnya berubah hanya dalam satu malam.... Gumam Sheila.
"Sheila. Tuan muda Raffael mendapatkan sebuah laporan dari Tuan muda Denis Mathew, Bahwa kau pernah di tampar oleh princess and the genk itu di depan umum saat sesi wawancara tiga bulan lalu. Katakan apa itu benar" Tanya pak budi
Kenapa Raffael membahas itu.... Batin Sheila
Kemudian melirik ke arah rangga dan rangga pun mengangguk..
"Iya pak"
"Sudah berapa kali dia melakukan itu padamu? " Tanya pak budi lagi
"Hanya sekali itupun di depan tuan muda Denis" Ujar Sheila jujur
"Lalu kenapa kau diam saja? " Kali ini giliran Raffael yang bertanya
"Itu... Emm. Itu...
" Katakan"Bentak Raffael
"Tuan tolong tenang dulu" Sela pak budi
Setelah Raffael sedikit bisa mengontrol emosi nya Rangga kini yang bicara
"Tuan, Pak. Maaf saya menyela. Sheila diam saja karena ya seperti yang kita tau. Orang tua princess adalah orang yang sangat berpengaruh bukan Di perusahaan SH itu? Dan Sheila. dia hanya gadis biasa yang hanya bekerja paruh waktu di minimarket kecil. Jadi saya rasa Sheila tidak mungkin melawan orang besar seperti mereka"
Raffael memgerutkan keningnya mendengar penuturan Rangga..
Pekerja paruh waktu? Apa maksud nya. Apa Sheila tidak memberi tahu kekasihnya itu kalau dia CEO SH corporation..... Batin Raffael
Mati aku. ngapa Rangga buka mulut sih. Bukannya mengindahkan malah memperkeruh suasana aja.... Batin Sheila yang mendapatkan tatapan tajam lagi dari suaminya..
"Apa maksudmu dengan bekerja paruh waktu di minimarket? " Tanya Raffael
"Iya tuan, Sheila bekerja di mini market sepulang kuliah. jadi tidak mungkin dia melawan princess.. Lagi pula ibunya itu kan juga Direktur di perusahaan anda? " Ujar Rangga lagi
"Shhhtt. Apa mulutmu tadi di kasih oli? " Bisik Sheila pada Rangga
"Kenapa?
" Lebih baik kau diam dari pada mulutmu aku lakban setelah ini"Ancam Sheila reflek si bodoh Rangga membekap mulutnya sendiri...
Setelah perdebatan yang cukup panjang. akhirnya pak budi memutuskan untuk Menunjuk Sheila sebagai Presiden mahasiswa di kampusnya...
"Kalo begitu begini saja tuan muda Raff. Untuk memberantas tindak bullying di kampus kita ini. saya akan menunjuk Nona ini menjadi presiden mahasiswa... Apa anda setuju? "
"Apa? Tidak tidak. saya tidak bisa menjadi presiden mahasiswa. Saya sering terlambat dan pulang paling cepat. Dan jika kakak saya tau. saya akan kena masalah pak. tolong" Sheila tidak siap di tunjuk sebagai presiden mahasiswa.. Karena dia setelah ini mungkin akan teledor untuk kuliahnya. karena sebentar lagi proyek besar yang dia jalankan bersama suaminya akan segera di laksanakan..
"Saya setuju dengan nona ini. Bagaimana mungkin gadis lemah sepertinya bisa menjadi presiden mahasiswa" Ucap Raffael terlihat sangat merendahkan. Namun Sheila justru merasa senang karena mendapat bantuan dari sang suami
"Kalau begitu.. Rangga saja. dan kamu sebagai wakilnya"
"Saya setuju" Ucap Raffael dan Sheila bersamaan. kemudian saling pandang...
mata bertemu mata....
*Tatapannya.... seperti devaju... Gumam Raffael
Suamiku.. Aku mencintaimu.... Bisik Sheila lirih di telinga Raffael* kemudian tersenyum....
_________
Setelah semuanya selesai Sheila hendak kembali ke kelasnya.. Setelah rangga terlebih dahulu pergi tadi.. Tiba-tiba tangan seseorang menariknya....
Sampai di sebuah ruangan seperti ruangan khusus..
saat melihat sosok yang menarik nya. Sheila tersenyum
"Raffael" Ucapnya menemukan sosok suami nya berdiri di depannya...
Dan Cuppp
Tanpa aba aba....
Raffael langsung menyambar bibir mungil istri kecilnya itu..Ciuman yang indah di siang hari setelah pagi tadi ia membuat istri nya itu terluka.. Lahir dan batin
Ciuman itu lama kelamaan menjadi sebuah *******.. Namun tak lagi halus..
Bahkan Raffael menggigit keras bibir sheila hingga Sheila memekik kesakitan...
"Auhh" Rintihnya..
ciuman kasar itu kian lama kian menuntut...
Raffael semakin memperdalam ciumannya....
"Shitt" Umpatnya karena sesuatu sedang meronta ronta di balik celana meminta sesuatu segera di tuntaskan..
Dan Raffael pun melepaskan ciumannya..
Pergi berlalu begitu saja meninggalkan Sheila tanpa merasa bersalah
..
Bibir yang berdarah itu di usap Sheila dengan kasar sambil meratapi nasib nya..
Bagaimana mungkin sosokmu yang lembut bisa sekasar ini padaku el.. Gumam nya
Dan pertahanan yang sedari tadi di bendung akhirnya luruhh. Menangis sejadi jadinya Sheila di dalam sana..
Sedangkan seseorang menatap nya jadi luar jendela dengan penuh rasa bersalah...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
MamiihLita
rafael jahat
2021-03-19
1