Menikah adalah setiap hal yang di impikan setiap orang..
Apalagi menikah dengan sosok yang di cintainya.. Bak pelangi setelah hujan. kehidupan Sheila mungin akan sangat berwarna setelah setiap kekangan dan larangan yang keluarga Rifanda berikan. juga dengan pertunangan bodohnya dengan Denis yang sama sekali tak dia inginkan. akhirnya dia kini akan segera menikah dengan seseorang yang dia temui empat bulan lalu..
Sosok lembut humoris dan romantis.. itulah yang membuat Sheila jatuh cinta pada sosok yang katanya sangat dingin dan angkuh.
Tapi dengannya dia sangat berbeda.. Bagai memeliki kepribadian ganda..
Raffael menjelma menjadi pangeran berkuda yang selalu menghiasi warna indah sang tuan putri..
Di sini Sheila sedang berbunga-bunga menunggu beberapa saat menuju akad..
Sedangkan di sisi lain nampak seorang pria jakung menyeringai puas.. dengan seseorang Pria paruh baya.
"Dendammu akan segera terbalaskan anak muda"
"Tentu saja tuan Devarti. Ini semua juga berkat bantuanmu, " Ucap pria itu..
_________
Di sebuah Rumah Indah bernuansa Hitam putih itu lah Akad nikah akan di langsungkan..
Ya itu adalah kediaman seorang Arandy Raffael...
Mempelai pria tengah duduk di depan penghulu sembari menunggu sang pujaan hati
Tak berapa lama nampak seorang wanita dengan Kebaya putih juga hiasan melati di rambut juga Mahkota kecil menambah kesan cantik di kepala sang mempelai wanita..
Senyum indah merekah membuat semua yang hadir menjadi saksi betapa bahagianya mempelai wanita.. dengan di bantu seorang MUA dia merias diri.. Cantikkk. Sangat cantik..
"Baik. Bisa kita mulai akad nya tuan? " Tanya penghulu
"Bisa. silahkan" Jawab Raffael datar..
Mungkin dia gugup... pikir Sheila.
"Saya nikah kan dan saya kawinkan sodara Arandi Raffael putra sanjaya dengan sodari Sheila Rifanda............
"Saya trima nikah dan kawinnya Sheila Rifanda binti abdul irjik dengan mas kawin Satu set perhiasan di bayar tunai"
Sah.. sahh.. sahhh...
Sorak para saksi menjadi bukti kini sepasang sejoli itu menjadi suami istri..
________
Malam hari setelah selesai menyalami tamu yang dihadiri beberapa orang saja termasuk Denis dan juga Brayen
kini Sheila tengah duduk di sofa ruang tengah dari rumah mewah yang kini ia tempati itu..
Tak lama asisten Leon datang..
"Nyonya. Anda seperti nya sangat lelah. Mari saya antar ke kamar anda.. " Ucapnya dengan sopan
"Mari"
Saat Sheila hendak menaiki tangga
"Anda mau kemana nyonya? " Tanya Leon
"Bukankah kamar kami di atas? "
"Tidak nyonya. mari ikuti saya"
"Memangnya dimana kamar Raffael. bukankah itu kamar yang saya pakai tadi kamar dia" Tanya Sheila yang mengikuti langkah Leon dari belakang. namun Leon tak buka mulut sedikit pun..
Hingga tiba mereka di sebuah kamar kecil di samping dapur. seperti kamar pembantu..
"Ini kamar Anda nyonya" Ucap Leon
"Maksudnya. kami akan tidur di sini? "
"Tidak. ini kamar anda. dan yang tadi anda pakai ber rias adalah kamar Tuan.. " Ucap Leon dengan expresi datar
Karena Sheila yang sudah sangat lelah pun segera masuk ke kamar itu tanpa memikirkan apapan. dia hanya berpositif thinking.
Mungkin saja kamarnya sedang di hias buat kita. . . Gumamnya
Hingga Sheila selesai mandi juga berganti baju dengan sebuah daster lusuh yang tadi di berikan salah seorang bodyguard Raffael belum menampakkan batang hidungnya.. Hingga Sheila pun terlelap..
_________
Di sebuah Bar
Raffael sedang menikmati Vodca yang entah sudah berapa botol ia habiskan.
"Raff? Jangan seperti ini. Jika kau larut. Maka kau tak akan bisa membalaskan dendammu"
"Aku tau. Dan setelah ini aku akan menyiksanya. membalaskan dendamku.. dendam orang tuaku. dan juga dendam adikku.. Karena nya aku kehilangan segala-galanya. Kekayaan. orang tua bahkan juga adikku" Ucap Raffael
"Bagus anak muda. dengan seperti ini Orang tuamu akan tenang di alam sana"
"Tuan Devarti.. Terimakasih untuk petunjuk mu. hingga aku bisa menghancurkan mereka... Hahahaha" Kata Raffael tertawa bak iblis...
_________________
Malam berganti..
Pagi menyapa surya sudah menampakkan sinarnya.
Sheila sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk sang suami.
Tidak ada fikiran buruk di benaknya meskipun Raffael semalam tidak nampak di kamar yang ia tempati..
"Semoga Raffael suka dengan sarapan yang aku buatkan" Kata Sheila setelah menyelesaikan masakannya dan menata nya di meja makan..
Kemudian dia bergegas Mandi dan bersiap menuju kampus..
setelah siap ia pun kembali ke meja makan.
tak berapa lama nampak Raffael sudah rapi dengan setelan kerjanya..
"Selamat pagi suamiku? " Sapa Sheila ramah dengan juga senyum yang indah.
Namun muka Raffael sangat datar dengan tatapan tajam ke arah Sheila..
Hanya bisa menelan silivanya tanpa bisa berkata. Sheila menarik kursi yang hendak di duduki Raffael..
"Silahkan duduk"
Lagi lagi Raffael hanya diam
Mungkin sedang ada masalah dengan kantornya.... Pikir Sheila.
Melihat Raffael yang tak bergeming dengan segera Sheila mengambilkan sarapan untuk suaminya..
Dengan Nasi goreng, Juga telur mata sapi... Raffael masih tak bergeming..
Hingga dia mulai memakan hidangan yang tersaji..
Hanya satu suapan..
Bbrruussshhhh
Raffael menyemburkan nasi goreng yang dia makan ke muka Sheila. Sontak saja Sheila terkejut dengan perlakuan suaminya itu.
"Apa kau ingin membunuh ku? " Bentak Raffael
"Aa apa suu suamiku? "
"Kau ingin membunuh ku dengan makanan pedasmu ini? " Bentak Raffael lagi.
Ppraaanggg..
Piring melayang.. Raffael membanting piring nya tepat di depan Sheila sehingga serpihan kaca itu mengenai kakinya..
"Auuhhh, Hiks.. Hikss" Rintihan Sheila
"Dasar perempuan tidak tau diri" Hardik Raffael..
Lagi lagi Raffael membanting piring kali ini bukan satu. Tapi semua yang ada di meja makan di banting Olehnya.
"Hiks.. Hikss Suamiku maafkan aku. aku tidak... aku..
" Hentikan ucapanmu atau aku akan merobek mulut sampahmu itu"
Bagai tertusuk ribuan jarum.. Bohong jika tidak sakit mendengar seseorang yang kita cintai menyebut diri kita sampahh..
Apakah hanya karna nasi gorengnya pedas kau harus memaki-maki ki seperti ini?
Ingin rasanya Sheila mengatakan itu. tapi lidahnya terasa kelu. Tak ada yang dapat di perbuat. Hanya menangis terisak isak lah yang dia bisa lakukan sekarang ini..
Tanpa rasa bersalah. Raffael pergi begitu saja. Tanpa memperdulikan Sheila yang terus memanggilnya..
Dengan kaki yang terluka Dia berusaha mengejar suaminya..
"Suamiku tunggu" Ujar Sheila sambil memegangi lengan suaminya..
"Lepaskan tanganku" Ucap Raffael dengan suara sedikit pelan. Namun Sheila tak menghiraukannya.
"Ku bilang lepaskan tanganku" Bentakanya sambil mendorong tubuh Sheila hingga terhuyung ke belakang hingga kepalanya terbentur Vas bunga raksasa di sudut ruangan
"Ku peringatan padamu. jangan pernah kau berani menyentuh ku sedikit pun. atau aku tidak akan segan segan mematahkan tanganmu itu" Ucap Raffael dinging namun sangat mengancam...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
MamiihLita
menikah hanya untuk dsakiti dan balas dendam 😭
2021-03-19
1