Seorang pria tampan datang dengan wajah merah padam karena amarah dan menarik kerah seseorang yang menyentuh punggung Gendis dan
Bug
Bug
Bug
Beberapa tinjuan berhasil membuat pria tersebut jatuh tersungkur. Tak mau tinggal diam melihat temannya dihajar habis-habisan, mereka secara bersama-sama balik menyerang pria tampan tersebut
Namun karena memang jago bela diri dan dirasuki amarah yang luar biasa, membuat mereka tak mampu menyentuh pria tampan tersebut
Pria tampan tersebut menghajar mereka tanpa ampun, salah satu dari mereka bangkit dan mengambil kayu yang ada di dekatnya dan bersiap memukul pria tampan tersebut
Secepat kilat pria tampan tersebut membalikkan keadaan, dan merebut kayu tersebut
Bug
Bug
Bug
Pria tampan tersebut memukul lelaki yang membawa kayu tersebut hingga jatuh tersungkur
"Tangan kotormu sebelah mana yang kau gunakan untuk menyentuh wanitaku?" Tanya nya dingin kepada pria yang membelai punggung Gendis
Pria tersebut bergetar ketakutan menatap tatapan tajam pria tampan yang tak lain adalah Gerhana
"Tangan yang mana? Jawab!" Bentak Gerhana berapi-api
"I ii ini!" Ucap pria tersebut sambil ngangacungkan tangan kanannya
Gerhana meraih tangan tersebut
Krek
"Aaaaaaw!" Pria tersebut berteriak kesakitan karena Gerhana mematahkan tangannya
"Aa aaampun!" Ucapnya tergagap menahan sakit
"Siapa lagi diantara kalian yang menyentuh 'wanitaku'?" Ucap Gerhana dengan menekan kata wanitaku
Mereka semua diam ketakutan melihat tatapan membunuh Gerhana
"Jawab!" Bentaknya "Oooooh atau ku patahkan semua bagian tubuh kalian" Ucapnya dengan seringai mengerikan
Mereka saling tunjuk, karena memang mereka semua menyentuh Gendis, mulai dari menarik tangannya, menjambak rambutnya, menamparnya, dan merobek bajunya
"Ooooh jadi tangan kotor kalian semua sudah menyentuh wanitaku! Baiklah!" Ucapnya menyeringai
Gerhana melihat para bodyguard dan juga Banyu datang
"Cincang mereka semua dan berikan daging mereka untuk singa peliharaanku yang sudah lama tidak makan daging manusia!" Ucapnya, kemudian meninggalkan mereka dan menghampiri Gendis
Gendis menangis tersedu sambil memeluk lututnya. Gerhana membuka jas kerjanya untuk menutupi punggung Gendis, ia lalu menggendong Gendis dan membawanya kedalam mobil
Gendis menenggelamkan wajahnya di dada bidang Gerhana dan semakin terisak. Sungguh isakan yang menyayat hati Gerhana
Gerhana mendudukan Gendis dan memakaikan seatbelt, ia lalu berjalan memutar dan duduk dibalik kemudi. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju kediamannya
Saat Gerhana melajukan mobilnya, Banyu segera menelpon Micko untuk segera datang ke kediaman Gerhana
Gerhana melirik Gendis yang nampak sangat rapuh disebelahnya
"Seandainya gue telat dateng, entah apa yang akan terjadi dengan elo!"
Flashback On
Gerhana sudah berencana untuk tidak pulang, karena pekerjaan yang menumpuk. Ia telah mengirimkan pesan kepada Gendis yang mengatakan ia tidak pulang
Gerhana sudah meminta pelayan dan bodyguard untuk menjaga Gendis
Entah kenapa pikiran Gerhana tidak tenang, ia tidak fokus untuk mengerjakan pekerjaannya
"Lo kenapa, Ge?" Banyu bertanya saat melihat sahabatnya itu terlihat gelisah.
"Gue nggak papa!" Gerhana menjawab singkat
"Kalau capek istirahat, jangan dipaksain" Banyu memperingati
Saat malam semakin larut Gerhana semakin tidak fokus dengan kerjaanya
"Ayo balik!" Ajak Gerhana
Banyu mengernyitkan dahinya
"Perasaan gue nggak enak!" Ucapnya lalu bangkit dari kursi kebesarannya
"Sejak kapan elo punya perasaan, Ge!" Banyu membatin, ia pun bangkit dan berjalan menyusul Gerhana
"Ngebut, Xel!" Titah Gerhana saat mereka telah duduk didalam mobil sports nya
Tanpa banyak bertanya, Exel melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Hingga perjalanan yang biasa ditempuh dengan kecepatan sedang memakan waktu tiga puluh menit, kini hanya butuh sepuluh menit untuk mereka tiba dirumah
Gerhana berlari menaiki tangga setelah masuk kedalam rumah, ia membuka pintu kamarnya lebar tapi tak mendapati Gendis didalam
Ia segera turun menuju kamar Gendis, namun ia tak menemukan Gendis didalam. Ia kemudian berteriak memanggil para pelayan
"Apa Tuan Muda sudah gila mengumpulkan pelayan tengah malam begini" Batin salah seorang pelayan yang merasa tidurnya terganggu
Para pelayan dan bodyguard sudah berkumpul dihadapan Gerhana
"Cari Gendis disetiap sudut rumah ini!" Titahnya
"Baik, Tuan" Jawab mereka kompak, mereka lalu berpencar mencari keberadaan Gendis
Lima menit kemudian mereka kembali berkumpul dengan wajah pucat pasi karena ketakutan
"Kami sudah mencari disetiap ruangan, tapi kami tidak menemukan Nona, Tuan" Jawab Bibi Keke
Gerhana mengambil vas bunga dan melemparnya ketembok
Pyaaar
Vas tersebut hancur berkeping-keping, membuat para pelayan maupun bodyguard menggigil ketakutan
"Apa yang kalian lakukan, hingga menjaga seorang gadis saja tidak bisa!" Gerhana berteriak, wajahnya merah padam karena amarah
Mereka menggigil ketakutan
"Cepat temukan dia, kalau sampai sehelai rambutnya terjatuh atau kulitnya tergores! Nyawa kalian taruhannya? " Ucapnya dingin ia kemudian menaiki tangga menuju kamarnya
Mereka berpencar untuk mencari Gendis
"Apa yang anda lakukan, Nona! Karena anda pergi nyawa kami semua menjadi taruhannya" Batin Bibi Keke
"Tapi kami juga tidak bisa menyalahkan anda, Nona! Kami tau betapa tersiksanya Anda" Keke terus membatin
"Saat anda menyelamatkan nyawa kami, anda membahayakan nyawa anda sendiri dan saat anda menyelamatkan nyawa anda sendiri itu berarti membahayakan nyawa kami!" Batinnya sendu
Gerhana melihat botol infus tergeletak, serta ponsel Gendis. Terpaan angin dari balkon membuatnya sadar bahwa pintu balkon terbuka dan hanya menyisakan Gorden tipis
Ia berjalan hendak menutup pintu, namun netranya menangkap sesuatu yang mencurigakan. Ia melihat tali tambang terjuntai kebawah
"Jadi kau lewat sini, kucing kecil!" Ucapnya menyeringai
Ia segera berlari menuruni tangga
"Andro priksa selurih CCTV" Titahnya. Andro adalah tangan kanan Exel yang bertugas menjaga rumah
Setelah memeriksa CCTV yang menampakkan ketika Gendis terjatuh dan ketika Gendis melompat dari pagar membuat hati Gerhana seolah teriris
Ia segera melajukan mobilnya kearah yang Gendis lewati dan betapa murkanya dia ketika lampu mobilnya tak sengaja menyorot lima orang pria yang akan berbuat tak senonoh kepada seorang gadis
Ia segera turun dari mobil dan menarik kerah pria yang menyentuh Gendis
Flashback Off
Setibanya dirumah, Gerhana menggendong Gendis menaiki tangga menuju kamarnya. Mereka sudah disambut para pelayan yang berjajar rapi
Micko datang setelah Gerhana membaringkan tubuh Gendis keatas ranjangnya
Micko masuk dan mengeluarkan peralatannya
"Tutup matamu saat mengobatinya!" Ujar Gerhana dingin, ia baru teringat saat Gendis tidak memakai baju dan tubuhnya hanya terbalut jas miliknya
"Gue ini dokter, bukan pesulap yang bisa ngerjain sesuatu dengan mata tertutup!" Micko menjawab ketus. Ia sungguh heran dengan pria tampan yang kini berdiri disampingnya
"Liat lukanya! Kalau lo ngeliat yang tak semestinya, gue pastikan saat ini juga lo kehilangan mata lo!" Ucapnya mengancam
Micko lalu memberikan semua peralatannya kepada Gerhana
"Lo obati sendiri kalau gue nggak boleh ngeliat!" Ucapnya kesal
Akhirnya Gerhana menyerah dan membiarkan Micko melihat bahkan menyentuh kulit mulus Gendis
***
Jangan lupa selaku tinggalkan jejak yea readers ku tercintaaaa, biar mawar makin semangat
Peluk cium via online untuk kalian semua🤗😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Sri Yati
kalo ditutup matanya,diraba raba dong tubuh nya 🤭🤭🤪🤪🤪🤪🤪
2021-02-02
1
Nok Hasanah
lanjut
2021-02-01
1
Susi Ana
jempol hadir, mampir ya
2021-01-25
2