Bab 8

Tak terasa sudah dua bulan Gendis bekerja di jakarta, tak lupa setiap gajian ia mengirimkan uang untuk biaya hidup neneknya

Cita-cita untuk kuliah itu masih ada, keluarga Lusi pun mendukung untuk Gendis melanjutkan kuliahnya. Mereka sudah menganggap Gendis seperti anak sendiri, Abi pun sering kali menawari Gendis untuk melanjutkan study nya

Tapi seorang Gendis tidak pernah ingin merepotkan orang lain, ia terpaksa menunda keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya. Ia sudah mulai mengumpulkan uang dari hasil gajinya yang sebagian untuk nenek nya dan sebagian ia tabung untuk kuliah tahun depan

Gendis sudah membulatkan tekad untuk melanjutkan pendidikannya tahun depan, biarlah setahun ini ia bekerja mengumpulkan uang untuk biaya kuliah nantinya

Malam ini ia begitu gelisah, ia mencoba memejamkan matanya untuk berselancar kedunia mimpi namun nyatanya tak bisa

Ia keluar mengambil wudhu untuk sholat malam, setelah sholat ternyata pikirannya masih saja gelisah

"Ada apa ini? Kenapa malam ini aku nggak bisa tidur!" Gumam Gendis

Ia mencoba beristighfar sebanyak-banyaknya agar ia bisa terlelap. Namun nyatanya ia masih tak bisa memejamkan mata indahnya

"Apa mungkin karena aku kangen nenek, jadi sulit tidur" pikir gendis "Seandainya Mbok Minah ada, paati aku tidur dikamarnya!"

Mbok Minah sedang pulang kampung, karena putrinya sedang melahirkan. Ia berjanji hanya dua minggu di kampung, dan sekarang baru satu minggu yang berarti masih satu minggu lagi Mbok Minah baru akan kembali

Gendis begitu merasa kesepian sejak Mbok Minah pulang kampung, tapi beruntunglah masih ada Abi yang sering mengajaknya jalan-jalan untuk menghilangkan suntuk

Abi memutuskan untuk mengurus perusahaan papanya yang ada di Indonesia, sedangkan yang di England ia serahkan kepada asistennya disana

Abi merasa menemukan sosok adik dalam diri Gendis, ia dan orang tuanya begitu menyayangi Gendis. Bahkan mereka berencana bulan depan untuk datang ke kampung halaman Gendis di Malang

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 01:30 dini hari, namun mata gendis masih belum bisa terpejam. Pikirannya begitu tidak enak

Gendis keluar kamar untuk mengambil minum di dapur, namun ia mendengar keributan di ruang keluarga

"Siapa ribut malam-malam gini?" Gumam Gendis

"Kalau Bapak sama Ibu nggak mungkin, mereka tidak pernah berbicara keras selama ini!" Gendis terus bergumam dengan pikirannya sendiri

"Apa mas Abi?" Gendis bertanya pada dirinya sendiri

"Aaaah nggak mungkin, Mas Abi bilang hari ini ia tak pulang karena ke Bandung!"

"Atau jangan-jangan perampok?" Gendis bergidik ngeri membayangkan

Gendis yang penasaran akhirnya memutuskan untuk mengecek keadaan

Ia berjalan pelan menuju ruang keluarga, dan betapa terkejutnya ia melihat Guntoro dan Lusi sudah tersungkur bersimbah darah

Dengan wajah sepucat mayat dan tubuh yang gemetaran, Gendis berlari kearah Guntoro dan Lusi tapi suara Guntoro menghentikan langkahnya

"Pergi, Nak! Lari lah! Jangan kemari!" Teriaknya, ia masih bisa berteriak meminta Gendis pergi walau darah sudah mengucur dari pahanya

Sedangkan Lusi sudah terkulai lemah dengan luka tembak didadanya

Belum sempat Gendis bergerak untuk menyelamatkan diri ataupun menyelamatkan Guntoro dan Lusi, secepat kilat para penjahat itu menyergap Gendis dan membekap mulutnya dengan menggunakan sapu tangan yang sudah diberi cairan bius

"Gendiiiis!" Teriak Guntoro yang masih bisa didengar oleh Gendis, setelah itu Gendis kehilangan kesadarannya

"Lepaskan dia, dia tidak bersalah! Tidak ada hubungannya dengan kalian!" Guntoro terus berteriak dengan sisa tenaga yang ada

"Kumohon lepaskan dia!" Lirihnya kemudian tak sadarkan diri karena darah yang terus mengalir

"Bawa dia!" Ucap seseorang yang menggunakan maskerbdan topi

"Baik Tuan!" Ucap mereka, kemudian membopong tubuh Gendis dan memasukkannya kedalam mobil

Mereka lalu melajukan mobilnya membelah malam dan meninggalkan kediaman Guntoro yang bersimbah darah

Flashback On

Dua orang pria tampan, sedang duduk diruang kerja. Salah satu dari mereka sedang menyesap kopi dengan santainya

"Apa rencana Lo sekarang?" Tanya pria tampan yang duduk di sofa sambil memainkan gawainya

Ia melatakkan kopinya diatas meja, kemudian ia berjalan kedekat jendela dan menatap kosong keluar "Gue rasa udah cukup ngebiarin mereka bahagia selama ini, bukan?"

"Lalu, apa yang mau Lo lakuin?" Tanya pemuda lainnya

"Lo udah tau kan jawabannya!" Ucapnya dingin dengan masih menatap kosong bintang yang bertaburan

"Baiklah, kita eksekusi malam ini!" Ucap pemuda lainnya

"Siapkan segalanya, jangan sampai meninggalkan jejak setitikpun!" Ucapnya lalu menatap temannya dengan seringai mengerikannya

Pemuda satunya lalu keluar ruangan tersebut dan melajukan mobilnya kesuatu tempat. ia mengumpulkan anggotanya disebuah tempat yang serupa base camp

"Kita eksekusi malam ini!" Ucapnya datar

"Baik Tuan!" Ucap mereka kompak

Terdapat sepuluh orang diruangan tersebut yang memang secara khusus direkrut untuk misi ini

"Retas semua CCTV yang ada disekitar rumah target!" Ucapnya

"Kirimkan makanan untuk satpam komplek dan berilah cairan bius agar mereka pingsan!" Ucapnya mulai menyusun rencana

"Siap laksanakan, Tuan!" Jawab mereka serentak

Pria datar tersebut lalu melajukan mobilnya menuju kembali membelah jalanan Ibu kota yang macet karena lalu lalang para pengendara

Tepat pukul 12 malam, 3 buah mobil sudah terparkir sempurna dikomplek perumahan mewah pondok indah

Tepat pukul satu dini hari, mereka keluar dari mobil tersebut, terdapat dua belas orang dengan pakaian serba hitam dan menggunakan masker serta topi masuk kesalah satu rumah mewah di komplek tersebut

Mereka nampak sudah begitu profesional saat hendak membuka pintu, tanpa menimbulkan suara dan tidak meninggakkan kerusakan. Mereka lalu masuk dan menuju kamar target

Sebelum melakukan eksekusi, mereka terlebih dahulu meretas semua CCTV yang ada dikomplek tersebut untuk menghilangkan jejak dan mempermudah menemukan kamar target

Para security pun saat ini tengah pingsan setelah menyantap makanan yang diberikan oleh salah satu pelaku, dengan dalih ia diminta untuk membagi-bagikan makanan oleh target

Setelah masuk kekamar target, salah satu pelaku yang disinyalir adalah bosnya menyalakan lampu agar target beserta istrinya terbangun

Dan benar saja, mereka terbangun karena cahaya lampu yang menyala terang

"Si si siapa kalian?" Target bertanya dengan gugup

Tanpa menjawab pertanyaan target, sang bos memberikan kode agar anak buahnya membawa mereka keluar

Setelah tiba diluar, tanpa berbasa basi, Sang bos langsung mengeluarkan pistol dan mengarahkannya tepat dipilipis target, sedangkan salah satu dari pelaku yang disinyalir adalah wakilnya sudah siap menarik pelatuk pada pistol yang sudah tertempel sempurna dikepala istri target

"Mau apa kalian?" Istri target memberanikan diri untuk bersuara "Kalau kalian mau harta ambil lah!"

Bagi Lusi harta tidaklah penting dibanding keselamatannya dan Guntoro. Ya target tersebut adalah Guntoro dan keluarganya

"Kami mau nyawa kalian!" Ucap seseorang yang menempelkan pistolnya dikepala Lusi

"Siapa kalian?" Guntoro bertanya, firasatnya mengatakan bahwa pelaku adalah seseorang dari masalalunya

Tanpa menjawab pertanyaan Guntoro, pelaku dengan teganya menembak paha sebelah kiri Guntoro. Sedangkan pelaku yang lain menembakkan pistolnya tepat didada Lusi

Lusi tersungkur sambil memegang dadanya, Guntoro yang sama merasakan sakit seketika mendekati istrinya yang sudah terkulai lemah

"Ma, bangun, Ma!" Ucap Guntoro yang sudah tidak dapat didengar Lusi

Saat pelaku sudah bersiap untuk menarik pelatuknya kembali, tiba-tiba Guntoro berteriak

"Pergi, Nak! Lari lah! Jangan kemari!"

Flashback Off

****

**Jangan lupa tinggalkan jejak ya readers

Dengan cara tekan like, komen dan vote. Jadikan favorit jika kalian menyukai cerita ini**

Salam Samyang dari author, peluk cium via online🤗😘😘

Terpopuler

Comments

NaenaTusan

NaenaTusan

namanya panjang amat, kaya rel kereta api ajaaa,,, Bagus critanyaaa, masih nyimak

2021-03-17

1

Rokiyah Yulianti

Rokiyah Yulianti

wah serem bgt ya, malah gendis di tangkep lg ya duh kasian gendis

2021-03-01

2

temok

temok

pnasaran ttg masa lalu mreka

2021-02-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!