Pagi ini Gendis sudah mulai bekerja, bahkan sejak jam 5 pagi ia dan Mbok Minah sudah mulai membersihkan rumah bosnya itu
Jam sudah menunjukkan pukul enam, Gendis dan Mbok Minah sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk majikannya itu. Setelah selesai menyiapkan sarapan, Gendis dan Mbok Minah menata makanannya diatas meja makan
Tepat pukul tujuh Lusi dan Guntoro turun untuk sarapan. Lusi mengajak Gendis dan Mbok Minah untuk sarapan bersama, tapi karena sungkan Mbok Minah lebih baik menunggu majikannya selesai terlebih dahulu
Lusi dan Guntoro tidak pernah membeda-bedakan antara asisten rumah tangga, staff kantor, maupun keluarganya. Karena bagi mereka derajat manusia sama di mata Tuhan, kecuali tingkat keimanannya
Lusi memanggil Gendis untuk berkenalan dengan suaminya sebelum ia dan suaminya pergi kekantor
"Ini Gendis, Pa!" Ucap Lusi nemperkenalkan "Yang mama ceritakan kemarin" Sambungnya
Sang suami mengangguk paham "Semoga betah ya, Nak!" Ucapnyq
Gendis tersenyum menanggapi
Lusi dan Suaminya sudah berangkat ke kantor, sebenarnya Lusi tidak bekerja, hanya sesekali datang untuk melihat-lihat, Lusi mempunyai toko kue yang sudah mempunyai beberapa cabang di Jakarta
Setelah sarapan, Gendis dan Mbok minah lalu menyelsaikan pekerjaan yang tertunda. Setelah semua pekerjaan selesai, kini waktunya Gendis dan Mbok Minah untuk beristirahat
"Semoga kamu betah ya, Nduk!" Ucap Mbok Minah penuh harap "Mbok disini sejak Abimana masih sangat kecil, mungkin sudah dua puluh tahunan Mbok kerja disini!"
Gendis melongo mendengar penuturan Mbok Minah
"Yang kerja disini memang selalu berdua, hanya Mbok yang paling lama disini!" Mbok Minah mulai bercerita
"Semenjak Abi dewasa, mereka sering kali berganti asisten rumah tangga! Kadang ada yang sebulan, dua bulan, malah kadang ada yang cuma seminggu!"
'Apa Tuan Abi itu orang yang kejam? Sehingga membuat para pekerja tidak betah!' Batin Gendis menebak-nebak
Seolah seperti seorang cenayang, Mbok minah langsung bisa menebak isi hati Gendis
"Abimana itu tidak kejam!" Ucapnya
"Lalu kenapa mereka tidak betah, Mbok?" Tulis Gendis dilayar ponselnya
"Abi itu orang yang baik, sama seperti kedua orang tuanya! Bukan mereka yang tidak betah bekerja disini, tapi Ibu lah yang memecat mereka!"
"Kenapa, Mbok?" Tulis Gendis
"Karena mereka tidak kuat iman melihat ketampanan Abimana!"
Gendis semakin bingung dengan jawaban yang dilontarkan Mbok Minah
"Mereka dengan sengaja hendak menggoda Abi! Ada yang berani masuk kekamarnya, ada sengaja berpakaian tidak senonoh di depan Abi, dan masih banyak lagi kegilaan mereka untuk menjerat Abi!"
Gendis mengangguk paham 'Setampan apa sebenarnya Tuan Abi? Sampai digilai wanita-wanita!' Gendis membatin
Abimana Putra Alvaro, atau lebih akrab disapa Abi. Adalah seorang pemuda tampan, berkarisma, baik, lembut, sopan dan begitu banyak nilai plusnya sebagai calon suami gadis-gadis cantik dan calon mantu idaman emak-emak kompleks
Abi adalah seorang pengusaha muda yang sukses meneruskan perusahaan papanya, saat ini Abi sedang mengurus usaha papanya yang ada di England
Abi tidak betah tinggal di Indonesia, karena baginya perempuan Indonesia terlalu norak saat memandang seorang pria. Jadi ia memilih menetap di England dan hanya beberapa kali dalam setahun pulang ke Indonesia
***
Satu bulan sudah berlalu, Gendis amat menikmati pekerjaannya, mereka sangat baik dalam memperlakukan Gendis, bahkan bisa disebut seperti anak mereka sendiri
Hari ini kediaman Guntoro Alvaro sedang disibukkan dengan berbagai persiapan untuk menyambut kedatangan putra tunggalnya, terutama adalah bagian dapur yang paling sibuk
Gendis dan Mbok Minah serta Lusi sedang sibuk membuat berbagai macam olahan kesukaan putra mahkota dirumah itu
Gendis bertugas membuat berbagai macam kue dan dessert, Mbok Marni dan Lusi sibuk menyiapkan makanan khas Indonesia yang pasti sangat dirindukan oleh putranya selama disana
Setelah semua beres, Gendis dan Mbok Minah segera membersihkan diri, sedangkan sang nyonya rumah sudah berangkat menjemput putra mahkotanya sedari jam 4 sore tadi
Gendis begitu gugup saat hendak keluar kamar, pasalnya ini adalah kali pertamanya bertemu dengan sang putra mahkota
Gendis terlihat anggun dengan gaun yang dibelikan Lusi, khusus untuk menyambut putranya, begitupun Mbok Minah, ia memakai gamis berwarna biru dongker dengan hijab senada yang juga dibelikan Lusi
"Kamu cantik banget, Nduk!" Puji Mbok Minah
Gendis tersenyum menanggapi, tapi ada guratan kekhawatiran yang tak dapat ia sembunyikan
"Jangan takut! Abi itu pria baik dan sopan!" Ucap Mbok Minah seolah bisa membaca pikiran Gendis
Tepat pukul tujuh malam, sebuah mobil mewah keluaran terbaru sudah terparkir sempurna dihalaman rumah keluarga Guntoro Alvaro
Nampak seorang pemuda yang begitu tampan keluar dari pintu penumpang, lalu diikuti oleh seorang wanita paruh baya yang tetap terlihat anggun diusianya mengekor dibelakangnya
"Assalamu'alaikum" Sapa pemuda tersebut
"Wa'alaikumsalam" Jawab Mbok Minah
Pemuda tersebut lalu bersalaman dengan Mbok Minah lalu menatap Gendis yang mengekor dibelakang Mbok Minah
"Ini, Mas Abi, Nak!" Lusi memperkenalkan "Putra Ibu"
Gendis langsung bersalaman, tangannya begitu dingin seperti es dan dapat dirasakan oleh Abi
"Nggak usah takut, Ndis!" Ucap Abi ramah
Dan hanya ditanggapi senyuman oleh Gendis, senyum yang begitu manis menurut Abi
Abi lalu naik ke atas menuju kamarnya, ia segera mandi agar lelah selama perjalanan dapat luntur tersapu air
"Ayo, Nak! Kita makan bareng" Ucap Lusi seraya menarik tangan Gendis menuju meja makan
Gendis menggeleng, rasa sungkan dan gugup melihat Abi membuat nyalinya seketika menciut
"Hargai Mas Abi, Nak! Kasian dia!" Rayu Lusi, keluarganya memang selalu mengajak para Asisten rumah tangganya untuk makan bersama. Mereka tidak membeda-bedakan status sosial seseorang
Karena kebaikannya ini hingga membuat banyak pekerjanya salah arti menanggapinya
Dengan sangat terpaksa Gendis menurut untuk ikut makan malam bersama, Gendis duduk disebelah Mbok Minah
"Makan yang banyak, Ndis!" Ucap Guntoro sang kepala keluarga "Nanti kalau kamu pulang kampung terus kurus disangka nenekmu kamu menderita disini!" Canda nya
Gendis hanya tersenyum malu menanggapinya
Abi nenuruni anak tangga satu persatu, ia tersenyum menyapa semua yang duduk dimeja makan, kemudian dia duduk tepat dihadapan Gendis
"Ma, masak sebanyak ini kenapa nggak ngundang orang satu komplek?" Abi terheran-heran melihat berbagai menu khas Indonesia tertata rapi di meja makan
"Kan kamu disana nggak bisa makan yang beginian, Bi!" Ucap Lusi
"Disana sekarang sudah banyak restaurant yang menyajikan masakan Indonesia, Ma!"
"Tapi kan bukan masakan mama!" Jawab Lusi
"Iya, iya mamaku sayang! Gitu aja udah ngambek" Canda Abi
Gendis tersenyum miris melihat keharmonisan didepan matanya itu, seandainya bunda masih hidup pikirnya
"Ini lagi, mama sekarang rubah haluan?" Tanya Abi sambil memakan dadar gulung
"Maksud kamu?" Mamanya mengernyit tak mengerti
"Ya mama mau buka toko kue basah sekarang!" Ucapnya sambil mengambil kue bugis
"Disana apa ada orang jualan beginian?" Tanya Lusi sedikit kesal dengan kecerewetan putranya
"Nggak ada!" Jawabnya kurang jelas didengar karena mulutnya sedang mengunyah kue bugis
"Kamu tau ini semua siapa yang bikin?" Tanya Lusi sambil melirik putranya yamg terus menerus mencicipi satu persatu kue buatan Gendis
"Beli!" Jawab Abi kemudian melahap kue lapis
"Gendis yang buat semua ini!" Jelas Lusi
Abi begitu terkejut karena ternyata Gendislah yang membuat aneka macam kue basah yang ia makan, sedikit tidak percaya karena Gendis masih terlalu muda untuk menguasai cara membuat bermacam jajanan pasar
Makan malam mereka diisi dengan candaan dan obrolan ringan, begitu hangat pikir Gendis
***
Tak henti-hentinya author mengingatkan untuk jangan jadi silent readers ya gaes
**Kasih jejak biar author tambah semangat up eps barunya
Peluk ciun via online tidak ketinggalan yea gaes🤗😘**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Wiyanti
masih menyimak ya Thor..😊
2021-06-17
1
Rokiyah Yulianti
aku masih terus baca, seru bgt thor. saking serunya sampe gamau berhenti baca hehe
2021-03-01
1
Eri
lanjut💪💪💪💪
2021-02-03
1