Keesokam harinya Banyu mendapat kabar dari orang suruhannya yang ditugaskan untuk mengawasi keluarga Guntoro, bahwa Lusi dan Guntoro selamat dari kejadian itu
"Sial*n!" Banyu mengumpat setelah mendengar berita bahwa Lusi dan Guntoro masih hidup
"Tuan Guntoro dan Nyonya Lusi selamat karena putranya yang datang setelah kita pergi, Tuan!" Ucap Sang mata-mata
"Kalian boleh pergi sekarang! Tapi ingat, tetap awasi mereka!"
"Baik, Tuan!" Jawab mereka kompak lalu meninggalkan ruang kerja Banyu
Banyu menghela nafas gusar, ia tak tau harus bagaimana caranya memberi tahu kabar tersebut kepada pria tempramen itu
Banyu kemudian keruangan kerja Gerhana untuk menceritakan semuanya
"Sial*n! Jadi tua bangka itu belum mamp*s!" Gerhana mengumpat setelah mendengar cerita Banyu
"Apa kita langsung eksekusi di rumah sakit?" Tanya Banyu hati-hati
"Nggak usah, biar gue pake cara gue sendiri buat ngancurin mereka!" Ucapnya dengan seringai yang mengerikan
"Lo nggak lagi mikir buat ngebales mereka lewat Gendis kan?"
"Itu urusan gue!" Jawab Gerhana dingin
"Gue tegaskan sekali lagi, kalau Gendis itu nggak ada hubungannya dengan mereka, Ge!" Tegas Banyu tak ingin sahabatnya salah mengambil langkah
"Jelas ada, Gendis itu dicintai oleh Abimana! Kalau Gendis tersakiti jelas Abimana akan hancur!" Ucapnya memberi jeda "Saat putra semata wayangnya hancur, maka orang tuanya pun akan ikut hancur" Lanjutnya menyeringai
"Gue nggak tau harus gimana cara ngomong sama elo, Ge! Sungguh malang nasibmu Gendis!" Banyu berucap kemudian melangkahkan kakinya keluar ruangan Gerhana
***
Setelah Banyu keluar dari ruangannya, Gerhana lalu memanggil pelayan untuk menyuruh Gendis ke kamarnya
"Suruh Gendis ke kamarku, sekarang!" Ucapnya memerintah
"Baik, Tuan!" Pelayan tersebut mengangguk hormat lalu segera ke kamar Gendis
Tok Tok Tok
Pelayan tersebut mengetuk pintu kamar Gendis, tak berapa lama Gendis keluar dengan masih memakai mukenanya, karena ia baru saja sholat isya'
Gendis menatap pelayan tersebut seolah sedang bertanya 'Ada apa?'
"Tuan Muda meminta anda untuk ke kamarnya, Nona!" Ucap pelayan tersebut sambil menunduk
'Kenapa lelaki kejam itu memanggilku ke kamarnya?' Gendis bertanya dalam hati
Gendis memberi isyarat kepada pelayan tersebut agar menunggunya, ia masuk kedalam dan melepas mukenanya. Kemudian ia mengikuti pelayan tersebut sampai di kamar Gerhana
Tok Tok Tok
Pelayan tersebut mengetuk pintu kamar Gerhana
"Masuk!" Suara berat Gerhana mempersilahkan
Kemudian Gendis dan pelayan tersebut lalu masuk kedalam kamar sang Tuan Muda
"Mulai sekarang Gendis yang akan mengurus segala keperluanku!"
Ucapan Gerhana sontak membuat Gendis dan pelayan tersebut terkejut
'Apa yang sedang lelaki kejam ini rencanakan? Lindungi hambamu ini, Ya Allah' Ucap Gendis dalam hati
"Sekarang ajarkan dia cara menyiapkan air untukku mandi!" Ucapnya dingin
Pelayan tersebut mengangguk lalu masuk kedalam kamar mandi dan Gendis mengekor dibelakangnya. Pelayan tersebut adalah Nana yang bertugas untuk menyiapkan segala kebutuhan Gerhana
Nana langsung mengajari Gendis cara menyiapkan air untuk mandi Gerhana. Air yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Setelah air siap kemudian diberi tetesan minyak aromatherapy lavender
Setelah menyiapkan air, Nana mengajak Gendis keruang ganti dan mengajarinya cara untuk menyiapkan baju ganti Tuan Muda
Gendis dibuat berdecak kagum saat memasuki ruang ganti milik Gerhana. Deretan setelan kerja yang tersusun rapi dalam lemari, kemudian dipintu sebelahnya terdapat deretan baju santai, dan di pintu berikutnya berisi tumpukan piyama tidur
Ada tujuh pintu menjulang tinggi yang masing-masing pintu berisi baju santai, setelan kerja, piyama tidur, dalaman dan kaos kaki
Ada deretan jam tangan super mewah didalam lemari kaca, deretan parfum mahal disebelahnya. Serta masih banyak barang mewah koleksi Gerhana lainnya yang membuat kepala Gendis sakit karena memikirkan berapa banyak uang yang dihabiskan untuk membeli itu semua
Sebelum jam 6 pagi Gendis sudah harus menyiapkan air mandi setelah itu menyiapkan setelan kerja, sepatu, kaos kaki, jam tangan, dasi dan jangan sampai lupa tas kerja Gerhana, satu lagi parfum
Dan tugas yang paling berat adalah membangunkan Tuan Muda yang terkadang akan kesal saat dibangunkan, tapi jika terlambat bangun akan mengamuk seperti singa habis melahirkan
Jika hari libur, jangan menyiapkan air untuk mandi terlebih dahulu sebelum sang Tuan Muda yang memintanya
Setelah menyiapkan semuanya, saat Gerhana mandi Gendis harus turun kebawah untuk menyiapkan sarapan untuk Gerhana. Roti dengan selai coklat untuk hari senin dan minumnya adalah jus alpukat, untuk hari selasa roti dengan selai strawberry dan jus strawberry
Untuk hari rabu, sandwich dan susu cokelat. Kamis roti dengan selai sirkaya dan jus jeruk. Jum'at, sandwich dan susu vanilla. Kemudian untuk hari sabtu dan minggu menunggu perintah dari Tuan Muda
Gendis begitu pusing mengingat semua hal yang dikatakan oleh Nana, betapa repotnya pikir Gendis
Gendis menulis diatas buku kemudian memberikannya kepada Nana. "Apakah aku boleh mencatatnya?" Tulisnya
"Boleh, Nona! Agar anda tidak lupa nantinya" Jawab Nana dengan sopan
Gendis mencatat semua tugas-tugas yang harus ia kerjakan untuk melayani Gerhana
***
Saat mentari mulai menunjukkan semburat jingga diufuk timur, Gendis sudah melakukan tugasnya dengan masih dituntun oleh Nana
Mulai dari menyiapkan air untuk mandi, setelan kerja, jam tangan, parfum, sepatu dan kaos kaki, dasi, serta tas kerja. Kemudian tugas yang paling berat yaitu membangunkan raja hutan, eh pangeran hutan yang galak seperti singa lapar
"Tuan, sudah jam enam!" Ucap Nana berdiri didekat ranjang
Gerhana masih tak bergeming
"Tuan, sudah jam enam lewat!" Ucap Nana pelan
Tapi Gerhana masih tak bergeming dari ranjangnya
"Tuan!" Panggil Nana dengan menaikan volume suaranya
"Hmmmm" Hanya itu yang keluar dari mulut Gerhana yang masih memejamkan matanya
"Tuaaan!" Panggilnya lagi
"Ck! Kenapa pagi-pagi sudah berteriak?" Gerhana berdecak kesal
"Sudah jam enam lebih, Tuan!" Ucap Nana sambil menunduk
Gerhana lalu masuk kedalam kamar mandi untuk segera bersiap-siap
Gendis dan Nana turun kebawah untuk menyiapkan sarapan
'Lalu bagaimana caraku untuk membangunkannya?' Batin Gendis resah
Setelah menghabiskan sarapannya Gerhana dan Banyu kemudian melaju ke kantornya, sedangkan Gendis harus kembali menikmati masa tahanannya didalam kamar
Gendis mulai menarikan ujung pensilnya diatas kertas putih, membuat coretan indah yang menggambarkan isi hatinya
Sesaat ia teringat neneknya dan El! Tak terasa air matanya mulai berjatuhan
***
"Uhuk uhuk!"
"Pelan-pelan, Sam!" Ucap Yogi, teman kuliah Samuel. Dengan menyodorkan sebotol air mineral
Tiba-tiba ia teringat Gendis, sudah seminggu lebih Gendis tidak dapat dihubungi
"Kamu kemana, Nda? Apa ponsel kamu rusak?" Batin Samuel bertanya
***
Jangan lupa tinggalkan jejak ya gaes
Salam samyang dari author amatiran, peluk cium via online untuk reader tercintaaaah🤗😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Zahira
nich baca marathon thor mulai suka alurnya jgn kecewakn aku
2021-02-01
3