Bab 19

Sudah dua hari Gendis terbaring diranjang Gerhana, kondisi Gendis sebenarnya sudah jauh kebih baik. Micko pun sudah memperboleh kan Gendis untuk melepas infusnya, tapi Gerhana masih belum memperbolehkannya dengan alasan Gendis masih butuh perawatan

Gendis masih tak mengerti tentang jalan pikiran Gerhana, terkadang ia sangat baik, tapi terkadang sangat mengerikan. Seolah Gerhana mempunyai kepribadian ganda

Malam ini Gerhana tak pulang kerumah, karena terlalu banyak pekerjaan yang membuatnya harus tudyr di kantor, begitupun Banyu

Gendis teramat sangat gelisah, pikirannya hanya tertuju kepada neneknya, ia sangat merindukan wanita yang telah merawat dan membesarkannya sedari bayi

Gendis duduk termenung, ia ingin segera bebas dari sini dan berkumpul dengan neneknya. Dua hari ini memang sikap Gerhana sudah mulai melunak, tapi apakah itu akan bertahan lama? Siapakah Gendis yang berharap Gerhana akan terus bersikap baik padanya

Ketakutan akan sikap Gerhana kembali pada settingan sebenarnya membuat Gendis bergidik ngeri. Ia takut jika kebaikan Gerhana selama dua hari ini adalah taktik untuk menyakitinya lebih sakit dari sebelumnya

Atau bahkan kebaikannya adalah sebagai kenang-kenangan untuk Gendis, sebelum ia dihabisi dengan keji

Gendis teringat bagaimana mengerikannya Gerhana dan Banyu ketika menembak Lusi dan Guntoro malam itu, serta perlakuan Gerhana padanya selama ini membuatnya semakin ketakutan

Bisa saja Banyu dan Gerhana hanya berpura-pura baik, mereka bisa kapan saja membunuh Gendis. Kejadian dimana ia diguyur air dingin dan dikurung dalam kamar mandi kembali terlintas dipikirannya

Entah setan mana yang merasukinya, hingga ia berani memutuskan untuk kabur

"Nenek, do'akan Gendis, Nek!" Lirih Gendis

Ia semakin membukatkan tekadnya untuk kabur saat teringat neneknya

Gendis memegang botol infusnya dan berjalan menuruni tangga, ia melihat kondisi rumah yang sudah gelap

"Syukurlah, pasti semua pelayan sudah tertidur!" Gumamnya

Gendis berjalan pelan sembari menengok kanan dan kiri untuk nemastikan tidak ada yang melihatnya

Ternyata pintu utama dikunci, dan Gendis tidak tau menau dimana para pelayan menyimpan kuncinya

Gendis kembali naik ke kamar Gerhana dengan membawa tali tambang dari dari dapur

Gendis ingin kabur lewat jendela kamarnya, tapi sayang jendela kamar Gendis sudah dipasang terali. Hanya lewat balkon satu-satunya jalan agar ia bisa keluar dari neraka ini

Gendis mencopot selang infus ditangannya, ia membuka balkon dan keluar untuk mengawasi keadaan sekitar. Beruntungnya ia karena para penjaga tidak ada satupun yang terlihat. Mereka pasti sedang nobar bola di pos, pikir Gendis

Gendis mengikat salah satu ujung tambang dengan pagar pembatas balkon, kemudian ia menurunkan ujung tali lainnya menjuntai kebawah

Ia membelit telapak tangannya menggunakan dasi mahal Gerhana, agar tidak lecet pikirnya. Perlahan ia mulai turun melewati pembatas balkon dan memegang tali tambang tersebut kuat-kuat

Ia turun perlahan dan hati-hati, dengan mata yang terus melirik kekanan dan kekiri untuk memastikan tidak ada yang melihatnya

Bruuk

Sungguh sial nasib yang Gendis alami, ketika belum sempat kakinya menginjak tanah, ia terjatuh dan seperti yang ia duga, kaki kananya terkilir

Gendis berjalan dengan terseok-seok sambil mengendap-ngendap melewati taman yang sepi

"Alhamdulillah" Ucapnya lega ketika sampai di depan pagar

Ia melihat pagar dengan besi lancip tertancap rapi diatasnya, beruntungnya pagar tersebut tidak terlalu tinggi dan seolah nasib baik tengah berpihak kepadanya, ia melihat tangga besi bersandar ditembok, segera ia memasang tangga tersebut

Perlahan ia menaiki satu persatu anak tangga tersebut, ketika tiba diatas pagar, Gendis sudah bersiap untuk melompat dan

Srek

Bruk

Ternyata nasib baik hanya sekedar numpang lewat untuk Gendis, piyama sebatas lutut yang ia kenakan tersangkut besi dan naasnya besi tersebut juga menggores dalam pahanya

Dan lebih parahnya lagi ia terjungkal dengan posisi kening mencium paving di bawah pagar

Ia berjalan tertatih tanpa alas kaki dan dengan luka disekujur tubuhnya, celana yang robek, dan darah segar mengalir dari paha belakangnya tak ia hiraukan

Ia semakin menjauh dari kediaman Gerhana, nyeri dikaki kanan dan perih dipaha kirinya serta kepala yang berdenyut tak ia rasakan. Yang terpenting baginya adalah ia bisa segera pergi dari Gerhana dan bertemu neneknya

"Bagaimana caranya aku bisa pulang, jika sepeser uang pun aku tak punya" Gumamnya

Ia tak membawa apapun dari rumah Gerhana, tidak ponsel, tidak uang, bahkan hanya baju yang melekat dibadannya yang ia bawa

"Ya Allah berilah hamba petunjuk!"

Ternyata nasib buruk masih enggan pergi darinya. Saat sedang duduk mengistirahatkan kakinya yang berdenyut nyeri. Tiba-tiba dari arah belakang muncur segerombolan pria yang semakin mendekati Gendis

"Hai Cantik, sendirian aja nih! Mau abang temenin?" Tanya salah seorang dari mereka

Gendis berjingkat kaget dan menegok kearah belakang, wajahnya berubah pucat melihat segerombolan pria berjalan semakin mendekat

Gendis segera bangkit dari duduknya dan mencoba berlari dengan tertatih karena rasa sakit dikakinya

Gerombolan pria tersebut tertawa melihat Gendis yang bersusah payah lari dari mereka

Mereka berpencar mengitari Gendis, lima orang pria tersebut semakin mendekat. Salah satu dari mereka menarik tangan Gendis

"Ya Allah tolong hamba" Ucapnya dalam hati

"Siapapun tolong, aku!" Batinnya menjerit

Bahkan disaat genting seperti ini Gendis masih enggan bersuara

"*Bunda, Gendis takut!"

"Nenek, El! Tolong aku*!" Batinnya berteriak

Ia menangis terisak, sekuat tenaga ia mencoba melepaskan tangannya yang dicekal pria itu, namun tenaga Gendis sungguh tidak sebanding dengan pria itu, apalagi dengan kondisi Gendis yang seperti sekarang ini

Gendis terus memberontak saat pria tersebut menyeret Gendis dengan kasar

"Wah apa dia bisu, hingga tidak berteriak?" Ucap salah satu dari mereka

"Palingan juga dia itu udah nggak sabar buat diajak seneng-seneng sama kita" Ucap yang lainnya. Dan disambut gelak tawa dari yang lainnya

Sungguh hati Gendis terasa sakit dengan ucapan mereka, serendah itukah dia? Dengan sisa tenaga yang ada, Gendis menendang kaki pria yang terus menyeretnya dan mencoba lari dari para pria gila itu

Dengan sigap salah satu dari mereka menarik kasar rambut Gendis

"Udah bisu, sok jual mahal lagi!" Pria tersebut menghardik Gendis

Plak

Dan dengan teganya pria tersebut menampar Gendis kuat-kuat hingga ia jatuh tersungkur, darah segar mengalir dari sudut bibirnya

Pria tersebut semakin mendekat dan

Srek

Ia merobek baju Gendis paksa, hingga menampilkan dada putih mulus yang hanya tertutupi bra

Gendis menangis terisak sambil mengilangkan tangan didada untuk menutupi sesuatu didalam bra, mereka menarik paksa baju yang telah robek itu hingga terlepas sempurna

"Wah mulus sekali ternyata!" Ucap salah satu dari mereka sambil membelai punggung mulus Gendis

Sungguh Gendis jijik melihat tatapan para pria itu, ia semakin mengeratkan tangannya untuk menutupi dadanya

"Seandainya hidupku berakhir sampai disini, hamba ikhlas Ya Allah!" Batinnya pasrah

"Nenek maafkan Gendis"

Gendis menangis terisak, apa yang bisa ia lakukan selain pasrah saat mereka memandangi Gendis seperti singa lapar yang melihat daging segar

Dia merutuki kebodohannya karena kabur dari kandang buaya dan masuk kekandang singa lapar

***

Reader : Mawar, Lo tega banget sih bikin Gendis sengsara mulu!

Gue : Emang jalannya begitu, Mawar bisa apa?

Reader : Kan bisa elo ubah jalan ceritanya, Mawaaaaar😒

Gue : Ogah

Reader : Oteweh dukun nih gue!

Gue : Mo ngapain? Dukunnya udah pada pensiun

Reader : Mau gue suruh buat nyantet online elo, emang cuma peluk cium yang bisa online! Dunia perdukunan juga udah modern, bisa nyantet via online

Gue : @*$+"/''

Jangan lupa tinggalkan jejak ya gaes

Terpopuler

Comments

Mey Ra

Mey Ra

kok gendis nyebelin yaa...di saat mendesak aja ga mau teriak...bodo apa setres sich

2021-02-03

4

Penulis Halu

Penulis Halu

like

2021-01-25

0

Yeni Istiyanti

Yeni Istiyanti

yeeey q first comment kaka🥰

2021-01-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!