Bab 9

Mobil yang membawa Gendis sudah terparkir sempurna di halaman sebuah rumah mewah. Salah satu dari mereka lalu membopong Gendis masuk kedalam rumah tersebut

"Letakkan dia di kamar tamu!" Ucap sang bos dingin, kemudian ia berlalu pergi keruang kerjanya

Seseorang itu lalu membawa Gendis kedalam kamar tamu, setelah menidurkan nya diranjang, ia lalu pergi dan tak lupa untuk mengunci pintu

"Mau Lo apaan gadis itu, Ge?" Tanya seseorang yang duduk disofa sambil memainkan gawainya

"Dia akan jadi tawanan buat kita!" Jawab pemuda tersebut dingin

"Nggak ada gunanya, Ge!" Jawab pemuda satunya

"Apa Lo udah mulai kehilangan kepintaran Banyu Samudera?" Tanya seseorang itu dengan menekan diakhir kalimat

"Tapi dia itu nggak terlibat Gerhana Rafardhan Shakeel Rahardja!" Jawab seseorang bernama Banyu dengan kesal

Banyu adalah sahabat, asisten sekaligus saudara Gerhana. Sedangkan Gerhana adalah seorang pengusaha muda sukses yang paling berpengaruh tak hanya di Indonesia melainkan hampir diseluruh Asia dan Eropa

"Walau dia nggak terlibat, tapi dia itu saksi! Lo mau kita masuk penjara karena dia melapor?" Gerhana mengingatkan

Banyu terdiam, benar yang dikatakan Gerhana. Tapi gadis itu tidak terlibat, dia tidak bersalah pikirnya

***

Keesokan paginya Gendis terbangun karena efek biusnya telah lenyap. Gendis menelisik melihat setiap sudut kamar yang ia tiduri, kamar yang begitu asing baginya

"Aku dimana?" Gumam Gendis

"Apa aku disurga?"

"Tapi kalau aku disurga, dimana Bunda dan Kakek? "

"Lalu bagaimana dengan nenek?" Tak terasa bulir bening menetes dari netra indahnya

Gendis kembali teringat dengan kejadian semalam, wajahnya seketika berubah sepucat mayat, tangannya gemetaran, tak terasa buliran bening mulai membanjiri pipi mulusnya

Gendis menangis tersedu, 'bagaimana nasib Ibu Lusi dan Pak Guntoro? Ya Allah hamba mohon selamatkanlah mereka, Ya Allah!' Gendis berdo'a dalam hati

Cklek

Pintu kamar Gendis terbuka, sontak membuat Gendis ketakutan, wajahnya sudah nampak seperti mayat hidup, tangannya dingin dan gemetaran

'Bagaimana kalau dia datang untuk membunuhku? Ya Allah selamatkan hamba' Gendis terus berdo'a dalam hati

Lalu seorang wanita paruh baya membawa sebuah paper bag dan seorang wanita muda dengan nampan ditangannya menyembul dari balik pintu dan berjalan kearah Gendis

Gendis yang sedari tadi masih duduk diatas ranjang, sontak turun dan mundur hendak berlari, ia begitu takut memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya dengan dirinya

"Jangan Takut, Nona!" Ucap Wanita paruh baya tersebut "Saya Keke, kepala pelayan disini"

"Dan ini Mela, pelayan yang akan mengurus anda!" Keke memperkenalkan wanita muda disebelahnya

Gerhana sengaja menyuruh salah satu pelayannya untuk melayani Gendis, tapi tugas sebenarnya adalah untuk menjaga Gendis agar tidak kabur nantinya

Gendis diam tak menjawab, ia begitu ketakutan, tubuhnya semakin pucat, dan terasa begitu dingin. Ia semakin mundur hingga tubuhnya menempel ditembok

Gendis menggeleng sebagai tanda 'jangan mendekat', air matanya semakin deras mengalir bak anak sungai

"Nona, tolong jangan mempersulit pekerjaan kami!" Keke memohon dengan wajah memelas

Gendis tetap menggeleng, bahkan tangisnya semakin terisak pilu

"Kami bisa saja kehilangan pekerjaan, bahkan nyawa kami, Nona. Jika nona tidak mau menurut!" Keke semakin memohon

Gendis takut dengan mereka, tapi mendengar bahwa dua wanita dihadapannya bisa saja kehilangan pekerjaan atau lebih parahnya kehilangan nyawa karena dirinya, akhirnya Gendis memilih untuk menurut

"Siapa nama anda, Nona?" Keke bertanya dengan sopan setelah Gendis duduk kembali diranjang

"Gendis" Gendis menjawab menggunakan bahasa isyarat

Kedua pelayan tersebut saling melirik seolah bertanya apa maksudnya

"Saya minta kertas dan pena!" Ucap Gendis menggunakan bahasa isyarat

Kedua wanita dihadapannya semakin dibuat bingung

Akhirnya Gendis membuat gambar kotak diudara sebagai kertas, dan ia mencoret-coretkan telunjuknya dilengan sebagai tanda pena/pensil

"Nona ingin saya ambilkan kertas dan pensil?" Keke bertanya setelah bisa mencerna maksud Gendis

Gendis mengangguk

Kepala pelayan tersebut meminta Mela untuk mengambilkan kertas dan pena untuk Gendis. Tak berapa lama, Mela kembali dengan membawa buku dan pena serta pensil ditangannya lalu memberikannya kepada Gendis

"Nama saya Gendis, saya hanya gadis bisu, tolong lepaskan saya!" Tulis Gendis setelah menerima buku dan pena dari Mela

"Kami tidak punya kewenangan itu, Nona. Maafkan kami!" Keke berucap sendu, ia begitu prihatin melihat Gendis

"Sekarang Nona mandi lah, setelah itu sarapan!" Pinta Keke "Mela akan menemani anda disini, saya permisi!" kemudian Keke berlalu pergi

"Mari saya bantu anda mandi, Nona!" Ucap Mela sopan

"Tidak perlu, saya bisa mandi sendiri dan tolong jangan panggil saya 'Nona'!" Tulis Gendis

"Tolong jangan mempersulit pekerjaan saya, Nona!" Ucap Mela sendu "Anda belum tau betapa murka Tuan Muda jika perintahnya tidak dilaksanakan dengan benar! " Lanjut Mela menjelaskan

Akhirnya Gendis pasrah, tapi ia meminta Mela untuk hanya ikut dan jangan melihat Gendis saat mandi

Selesai mandi, Mela membantu Gendis untuk merapikan rambutnya. Setelah itu Gendis memakan sarapannya dan menghabiskan susu yang telah Mela bawakan

***

"Apakah dia sudah bangun?" Gerhana bertanya kepada kepala pelayannya

"Sudah, Tuan!" Jawab Keke "Tapi, Nona.... " Keke tak melanjutkan ucapannya, ia bingung harus menjelaskan seperti apa

"Tapi apa, Bi?" Gantian Banyu yang bertanya

Keke nampak ragu untuk mengatakannya

"Tapi apa?" Pertanyaan Gerhana yang begitu dingin semakin membuat nyali Keke menciut "Dan siapa namanya?"

"Namanya Gendis, Tuan!" Jawab Keke sambil menunduk "Tapi Nona Gendis tidak bisa bicara!" Lanjutnya ragu

"Maksudnya dia tidak mau berbicara denganmu, Bi?" Tanya Banyu

"Bukan, Tuan! Tapi Nona Gendis itu bisu!" Jawab Keke semakin menunduk

Jawaban Keke sontak membuat Gerhana dan Banyu kaget. Setelah menyelsaikan sarapannya, Gerhana lalu pergi ke kamar Gendis untuk memastikan benar tidaknya kalau gadis itu bisu

***

Gendis baru saja menyelsaikan sarapannya, ia meletakan kembali piring dan gelasnya diatas nakas. Sedangkan Mela berdiri disamping ranjang

Cklek

Pintu dibuka dengan kasar, seketika tubuh Gendis bergetar ketakutan tatkala melihat siapa yang masuk kedalam kamarnya

Ia memang belum pernah melihat Gerhana sebelumnya bahkan namanya pun Gendis tak tau, karena semalam pun Gerhana menggunakan topi dan masker untuk menutupi wajah tampannya

Tapi melihat tatapan matanya dan penampilannya, Gendis bisa menyimpulkan bahwa ia adalah Gerhana atau yang ia tau adalah Tuan Muda

Gerhana berjalan semakin mendekati Gendis. Gendis merasa menjadi manusia tak bertulang, tubuhnya lemas, bahkan untuk digerakkan saja tidak bisa

"Siapa namamu?" Tanya Gerhana dingin

Gendis diam tak mampu untuk menjawab, tangannya gemetaran untuk memegang pensil

"Jawab!" Bentak Gerhana

Gendis malah semakin terisak, seumur hidupnya ia tak pernah dibentak oleh kakek dan nenek yang telah membesarkannya. Tapi orang ini, yang baru ia temui berani membentaknya

Gerhana lalu mencengkeram dagu Gendis untuk melihatnya, hal itu semakin membuat Gendis takut

'Nenek, Gendis takut! El tolong aku, aku takut!' Batin Gendis

"Cepat katakan siapa namamu?" Gerhana kembali bertanya

"Sudah, Ge! Bukankah Bibi Keke sudah menjelaskannya!" Banyu menengahi

"Pasti dia cuma pura-pura!" Jawab Gerhana tak percaya "Mana mungkin seorang Abimana menyukai gadis bisu!" Lanjutnya menatap tajam Gendis

Gendis malah semakin terisak hingga bahunya naik turun

"Oooh mungkin harus dipatahkan salah satu anggota tubuhnya, agar dia mau bicara!" Ucap Gerhana kemudian mencengkeram kuat lengan Gendis

Gendis sudah tidak bisa merasakan sakit ditangannya, ia sudah pasrah jika pun lelaki dihadapannya ini akan membunuhnya

***

Jangan lupa tinggalkan jejak ya gaes

**Dengan cara like komen dan vote, serta klik jadikan favorit kalau kalian menyukai cerita ini

Salam Samyang dari author, peluk cium via online🤗😘**

Terpopuler

Comments

Rokiyah Yulianti

Rokiyah Yulianti

wah kejamnya Gerhana

2021-03-01

1

Penulis Halu

Penulis Halu

like

2021-01-20

0

Ellnara

Ellnara

Semangat terus Author dan jaga kesehatan. Ceritanya seru banget, aku suka. Ditunggu up terbarunya ya. Mari saling mendukung 🙏🙏🙏 Salam hangat dari...

KAKAK TIRIKU PELABUHAN TERAKHIRKU

TAKDIR CINTA SEORANG GANGSTER

2021-01-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!