Flashback 17 tahun yang lalu...
Mama Wina POV
Saat cinta tak di restui, apakah menikah diam-diam adalah jalan keluar terbaik?
Tidak,
Aku dan Rian sudah menjalin hubungan sejak kami duduk di bangku kuliah.
Seperti pasangan kebanyakan, tujuan kami tentu saja naik pelaminan dan membina sebuah keluarga yang bahagia.
Namun rencana tinggallah rencana. Mendapatkan restu dari kedua orang tua Rian adalah hal mustahil bagiku.
Aku dan Rian memutuskan mengambil jalan pintas, aku hamil di luar nikah.
Kami berharap dengan begini, orang tua Rian akan memberikan restu.
Nyatanya hal itu sia-sia belaka.
Rian memang menikahiku, tapi itu secara diam diam hanya agar aku dan anak yang aku kandung memiliki status.
Namun kebahagiaanku bersama Rian tak berlangsung lama.
Sesaat setelah Kevin lahir, Rian dipaksa menikah dengan gadis lain oleh kedua orangtuanya.
Rian tentu saja menolak, namun orang tua Rian tak kehabisan akal.
Mereka mengancam akan memisahkan aku dan Rian, jika Rian menolak perjodohan itu.
Namun jika Rian menerima perjodohan itu, orangtua Rian tetap akan menjamin hidupku dan Kevin serta tetap memperbolehkan Rian bertemu kami.
Aku egois?
Ya, aku egois saat itu. Aku membujuk Rian agar menurut dan menyanggupi perjodohan itu.
Di satu sisi hatiku sakit, tapi disisi lain aku tidak bisa jika harus berpisah dari Rian dan menjadi orang tua tunggal.
Hati wanita mana yang tidak sakit saat ia harus membagi cintanya pada wanita lain.
Akhirnya Rian menikah dengan Devi.
Aku mencoba terus bertahan demi Kevin.
Rian tetap rutin mengunjungi kami berdua tanpa sepengetahuan Devi tentu saja.
Aku tidak tahu akan semurka apa wanita itu saat tahu bahwa Rian sudah punya istri lain sebelum dirinya.
Semua rahasia ini dijaga rapat oleh keluarga besar Rian.
Setahun setelah mereka menikah, Devi melahirkan seorang bayi laki-laki.
Semuanya berjalan seperti seharusnya.
Devi dan Rian menjalani kehidupan keluarga yang harmonis.
Dari luar keluarga mereka terlihat bahagia, meskipun aku tahu Rian sering mengeluh padaku tentang Devi yang kadang lebih fokus pada pekerjaan daripada keluarganya.
Di satu sisi aku terus menguatkan Rian agar bersabar menghadapi Devi, namun disisi lain aku juga mencoba menguatkan diriku sendiri agar terus bertahan dengan keadaan yang aku jalani saat ini.
Entahlah, aku merasa dilema.
Aku sungguh mencintai Rian,
Aku dan Kevin butuh Rian,
Namun aku juga tak mau menjadi duri di pernikahan Rian dan Devi yang sudah bahagia.
Inilah kesalahan terbesarku,
Aku terus meyakinkan diriku bahwa aku bukanlah duri.
Aku yang lebih dulu memiliki Rian daripada Devi.
Jadi aku terus bertahan dan bertahan,
Hingga akhirnya petaka itu datang.
Ibarat menyimpan bangkai pada akhirnya akan tercium juga bau busuknya.
Keteledoran Rian membuat semua rahasia yang ditutup dengan rapat dan rapi ini hancur berantakan.
Rian lupa menyimpan ponsel yang biasa ia gunakan untuk berkomunikasi denganku.
Dan Devi tak sengaja menemukannya. Devi membaca semua riwayat chat antara aku dan Rian.
Devi langsung murka kala itu.
Devi selalu menudingku sebagai selingkuhan Rian yang sudah menghancurkan rumah tangganya.
Devi menganggap aku adalah wanita perebut suami orang.
Saat itulah aku merasa ingin menyerah dan pergi saja dari kehidupan Rian.
Namun Rian selalu menahanku agar tidak pergi.
Selalu Kevin yang ia jadikan alasan agar aku tidak pergi dan pada akhirnya aku akan luluh kepadanya.
Devi meminta berpisah dari Rian, namun Rian menolaknya.
Rian tidak mau kehilangan Devi ataupun diriku,
Dasar pria egois.
Rian berharap Devi mau berlapang dada menerimaku seperti halnya saat aku rela membagi cintaku dan membiarkan Rian menikah dengan Devi.
Satu hal yang tidak pernah Rian pahami, bahwa tidak ada wanita yang benar benar tulus membagi cintanya dengan wanita lain.
Rian tidak pernah tahu, sedalam apa luka yang aku simpan saat melihatnya membina rumah tangga bahagia bersama wanita lain.
Akhirnya, aku yang memilih pergi.
Aku sempat menghilang beberapa waktu dari kehidupan mereka.
Membawa Kevin kecil pergi bersamaku
Namun ternyata kehidupan keluarga Devi dan Rian tak pernah sama lagi.
Devi semakin gila dengan pekerjaannya.
Setiap hari hanya pertengkaran yang mewarnai kehidupan keluarga mereka.
Dan hari kelabu itupun datang.
Devi mengalami kecelakaan.
Devi terluka parah dan meninggal.
Saat itulah aku melihat anak laki-laki yang menangis sesenggukan di dekat makam mamanya.
Dion,
Anak laki-laki Devi dan Rian
Aku memeluknya dan mencoba memberinya kekuatan,
Berkata semua akan baik-baik saja.
Namun nyatanya semua tak pernah baik-baik saja.
Dion sudah tahu mengenai aku. Sayangnya dia mengenalku dengan pandangan yang salah.
Seperti sudah tertanam di hatinya, bahwa aku adalah perusak rumah tangga mama dan papanya.
Dion membenci aku dan Kevin.
Rian memintaku untuk kembali dan meresmikan pernikahan kami berdua, beberapa bulan setelah Devi berpulang.
Rian ingin aku merawat Dion.
Desi, tante nya Dion pernah meminta pada Rian untuk merawat keponakannya tersebut. Namun Rian merasa keberatan.
Rian kekeh mempertahankan Dion agar tetap tinggal bersamanya.
Singkat cerita, aku dan Kevin akhirnya pulang ke rumah Rian.
Menjalani kehidupan rumah tangga yang normal.
Keluarga besar Rian tak pernah lagi mencampuri urusan rumah tangga kami, karena Rian sudah mandiri secara finansial dan tidak lagi merepotkan keluarga besarnya.
Namun sejak awal kedatangan kami, tatapan benci dari Dion tak pernah bisa hilang.
Bahkan hingga anak lelaki itu tumbuh remaja, dia tetap saja bersikap dingin dan ketus kepadaku dan Kevin.
Berulang kali Kevin mengeluhkan hal tersebut, namun aku hanya menyuruhnya untuk terus bersabar dan memakluminya.
Aku menyayangi Dion sama halnya seperti aku menyayangi Kevin.
Aku berusaha untuk bersikap adil dan tak membedakan keduanya, karena mereka sama-sama anakku
Sayangnya Dion seperti tak pernah bisa melihat kasih sayang yang aku berikan.
Dia jarang berbicara kepadaku.
Sekalinya bicara, hanya ada nada ketus dan sorot mata kebencian.
Namun aku tetap menyayanginya.
Aku yakin suatu hari nanti hati Dion akan terbuka dan dia akan bisa melihat betapa tulus aku menyayanginya, entah sampai kapan.
Dion dan Kevin tumbuh menjadi dua pribadi yang berbeda.
Dion lebih tertarik dengan dunia olahraga, dia aktif di tim basket di sekolahnya.
Berbeda dengan Kevin yang lebih tertarik di dunia otomotif.
Kevin juga aktif di organisasi sekolah. Terakhir dia menjabat ketua OSIS di sekolahnya.
Kevin dan Dion tetap tidak akur sampai sekarang.
Meskipun aku dan Rian selalu memperlakukan keduanya dengan cara yang sama, tetap saja Dion merasa selalu teraniaya di rumahnya sendiri.
Dion lebih sering menghabiskan waktunya di rumah tantenya.
Apalagi sejak Desi pindah dan menetap di kota ini, Dion seringkali menginap disana.
Terkadang aku merasa telah menjadi ibu sambung yang gagal untuk Dion.
Aku tidak pernah bisa meluluhkan kerasnya hati Dion.
Aku tak tahu harus berbuat apalagi...
Mama Wina POV end
Flashback Off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Riska Wulandari
g bisa d salahin..hanya waktu yg akan menjawab...
2021-12-30
0
🥀Novie🥀
seperti yg kuduga karena Kevin lebih tua dari Dion .... 👍🏼
2021-04-11
0
Ernii Aliya
keren cerita nya....👍👍👍👍
2021-02-17
0