Di sekolah,
"Tasya kemana?" Julian yang sedang mengabsen teman temannya bertanya pada Salsa karena mendapati bangku Tasya yang kosong.
"Tasya sakit, Ju" jawab Salsa singkat.
"Pasti gara gara kemarin itu..." Julian langsung menutup mulutnya dan tidak melanjutkan kata katanya lagi.
Hampir saja dia keceplosan.
Padahal dia sudah berjanji pada Dion untuk tidak menceritakan kejadian kemarin pada orang lain.
"Emang kemarin Tasya kenapa Ju?" Silvi yang duduk di meja di depan Salsa ikutan kepo.
"Eeee... enggak kemarin pas pulang itu aku lihat mukanya Tasya pucat gitu" jelas Julian sambil mengarang indah.
Tak lupa ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal untuk menutupi rasa grogi nya.
"Kemarin kayaknya masih baik-baik aja pas kita pulang. Emang kamu ketemu Tasya jam berapa?" Silvi mulai curiga
"Sebelum latihan basket. Dia mukanya emang udah pucat" jawab Julian meyakinkan. Ia tak mau ketahuan sedang berbohong
"Mungkin setelah kita pulang, Sil. Udah gak usah di gede-gedein. Nanti pulang kita jenguk Tasya ke rumahnya." Salsa menengahi dan memberikan ide yang membuat Silvi langsung mengangguk setuju.
*****
Tasya bangun dan beranjak dari atas tempat tidurnya untuk sekedar meregangkan otot-otot di tubuhnya yang terasa sedikit kaku.
Badannya terasa lebih segar sekarang.
Mungkin besok ia sudah bisa kembali masuk sekolah.
Mama Sarla yang melihat Tasya keluar dari kamar, segera menyapa putrinya tersebut
"Sya, udah baikan?" Tanya mama Sarla
"Udah, Ma" jawab Tasya sambil tersenyum.
"Oh ya, Mama mau tanya ini jaket siapa? Kok ada namanya Dion" mama Sarla menunjukkan jaket warna navy bercorak kuning di tangannya. Tasya langsung ingat, kalau itu jaket Dion yang kemarin dia pakai saat pulang dari sekolah.
"Itu jaket teman Tasya, Ma."jawab Tasya sedikit gugup.
"Temen yang mana? Cewek apa Cowok? Kok namanya Dion?" Tanya mama Sarla bertubi-tubi.
Seketika Tasya langsung salah tingkah dan bingung mau menjawab apa.
"Temennya Tasya Ma, cowok" jawab Tasya lirih
"Ehem-ehem, udah mulai kenal cowok nih anaknya mama." mama Sarla menggoda Tasya yang pipinya mulai merona merah.
"Eh, tapi keponakan jeng Desi namanya Dion juga lho, Sya. Mama ketemu kemarin. Anaknya ganteng" tiba-tiba saja mama Sarla teringat Dion, keponakan tante Desi.
Tasya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Iya, emang itu orangnya" jelas Tasya sambil masih menyembunyikan wajah merahnya.
"Ooo. Udah kenalan rupanya. Sampai tuker-tukeran jaket segala" mama Sarla masih tak berhenti menggoda.
"Udah ah, Ma! Tasya mau masuk kamar dulu. Mau lanjut istirahat." Tasya menyambar jaket yang dipegang oleh mamanya.
Ia segera kabur menuju kamarnya agar tidak terus-terusan digoda oleh sang mama.
Wajahnya benar-benar sudah semerah buah tomat sekarang.
Mama Sarla hanya terkekeh menyaksikan Tasya yang salah tingkah.
Di dalam kamar, Tasya memeluk jaket milik Dion sambil senyum-senyum sendiri.
Seumur-umur Tasya belum pernah merasakan jatuh cinta. Tapi kali ini dia merasakan perasaan yang sungguh aneh pada Dion.
Dia terus saja memikirkan Dion belakangan ini.
*****
"Sil, udah mau balik?" Kevin menghampiri Silvi, Salsa, dan Vina yang sedang berjalan menuju ke parkiran.
"Iya kak. Mau bareng?" Tawar Silvi.
Bukannya menjawab Kevin malah sibuk memperhatikan satu-persatu teman yang berjalan bersama Silvi.
"Loh, temenmu yang satunya mana? Yang murid baru. Siapa namanya?" Kevin mencoba mengingat-ingat
"Tasya?" Jawab Silvi.
"Nah, yang itu. Mana? Kok gak bareng kalian?" Tanya Kevin lagi
"Ciyee kak Kevin nyariin Tasya. Kayaknya ada sesuatu nih" Vina mulai usil dan menggoda ketua OSIS sekaligus kakak kelasnya tersebut.
"Gak ada apa-apa kok" bantah Kevin dengan cepat. Seakan memang menyembunyikan sesuatu.
"Dih, gak mau ngaku. Hihihi. Ntar juga ketahuan" Vina terkekeh.
Seakan bahagia mengetahui rahasia dari seorang kak Kevin.
"Tasya hari ini gak masuk kak. Dia sakit. Ini kita mau jenguk dia ke rumahnya" Salsa yang sedari tadi hanya diam menjelaskan pada kak Kevin.
Kevin hanya ber oh ria.
"Kak Kevin mau ikut jenguk Tasya?" Silvi memberi ajakan.
"Emang boleh?" Tanya Kevin sedikit ragu.
"Boleh dong. Yuk bareng kita sekalian" ajak Silvi.
Kevin hanya mengangguk dan mereka berempat bergegas menuju ke parkiran.
*****
Di rumah Tasya,
Silvi dan teman-temannya memberi salam pada mama Sarla.
"Siang tante, kita mau jenguk Tasya" ucap Silvi mewakili teman- temannya menyampaikan maksud kedatangan mereka.
"Aduh, pada repot-repot ya. Tasya udah baikan kok. Ayo tante antar ke kamarnya" mama Sarla berjalan menuju kamar Tasya.
Silvi dan yang lainnya mengekor di belakang mama Sarla.
"Sya, ada teman-teman kamu ini" ucap mama Sarla sembari membuka pintu kamar Tasya.
Sontak Tasya langsung terkejut.
Buyar sudah semua lamunan Tasya tentang Dion.
"Eh, iya Ma. Suruh masuk aja." buru-buru Tasya menyimpan jaket milik Dion ke dalam lemarinya.
Tasya tidak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Setelah di dipersilahkan oleh mama Sarla, teman-teman Tasya langsung berhamburan masuk ke dalam kamar Tasya.
"Sya, kamu kenapa? Kita khawatir banget" Silvi langsung memeluk Tasya dengan lebay.
Salsa hanya memutar bola mata melihat pemandangan itu.
Temannya yang satu itu memang selalu melebih lebihkan segala sesuatu.
"Tasya cuma demam Sil, gak usah lebay begitu juga kali" ucap Salsa sinis.
Silvi hanya manyun, dan Vina serta Kevin malah terkekeh melihat perseteruan antara Salsa dan Silvi.
"Iya, aku gak apa-apa kok, Sil. Gak usah khawatir. Ni aku udah sehat. Besok udah bisa ke sekolah lagi" Tasya mencoba menenangkan sahabatnya tersebut.
"Syukurlah kalo bagitu, Sya. Kita cuma kaget aja pas tadi pagi dapat kabar kalo kamu sakit. Padahal kemarin pulang sekolah masih baik-baik saja" sambung Vina sambil bernafas lega.
"Namanya sakit kan gak tahu kapan datangnya, Vin." Salsa menimpali.
Vina hanya mengangguk membenarkan kata-kata Salsa.
"Lho, kak Kevin ikut kesini juga? Aduh jadi ngrepotin" Tasya menyapa Kevin yang sedari tadi hanya diam menyimak obrolan para gadis di ruangan tersebut.
"Gak ngrepotin kok, Sya. Tadi sekalian pulang bareng Silvi. Pas diajak mampir ya aku ikut aja" Kevin berbasa-basi pada Tasya.
"Halah bilang aja mau pedekate sama Tasya" Ceplos Vina.
Sontak Kevin langsung menggaruk kepalanya yang tak gatal berusaha menyembunyikan rasa malunya.
"Iya, tadi kak Kevin nyariin kamu Sya" timpal Silvi sambil terkekeh.
Tasya hanya mengernyitkan dahi tak mengerti.
"Masa, sih?" Ucap Tasya tak percaya.
"Udah ah, kakak keluar dulu dari sini.
Sil, Kakak nunggu di mobil aja" pamit Kevin sudah akan keluar dari kamar Tasya.
"Ciyee kabur, hahaha" Vina menggoda penuh semangat.
Sontak Kevin langsung ngacir keluar. Menyembunyikan wajahnya yang mendadak terasa panas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Niken Viyola
kurang suka cerita anak sekolah, apa karna uda jd ema" ya😃
2021-06-28
3
Kustri
alurnya lambat bgt
2020-11-24
0
BiancaRD
ketua osisnya banyak waktu luang hhhhhhh
2020-06-06
0