Tasya turun dari motor Dion dengan perlahan.
Mereka sudah tiba di depan rumah Tasya.
Masih terlihat sepi, karena Mama Sarla belum pulang.
Tasya sedikit menarik nafas lega. Setidaknya sang mama tak perlu melihatnya dalam keadaan kacau begini.
"Makasih Dion, udah nganterin.
Dan jaketnya, besok aku kembaliin" janji Tasya sedikit ragu.
"Santai aja" jawab Dion berusaha tersenyum ramah pada Tasya.
"Aku langsung masuk ya. Makasih sekali lagi" ucap Tasya sambil menunduk. Kedua pipinya mendadak terasa panas.
Tasya masuk ke halaman rumahnya dan segera membuka pintu rumahnya tanpa menoleh lagi ke arah Dion.
Setelah memastikan Tasya sudah masuk ke dalam rumahnya, Dion segera memacu motornya kembali ke sekolah.
Melanjutkan latihan basket bersama timnya yang tadi sempat tertunda.
*****
Hari sudah beranjak sore.
Langit berwarna oranye tampak di sebelah barat menandakan langit akan berubah gelap sebentar lagi.
Dion dan teman-temannya sudah selesai berlatih.
Mereka masih duduk di lapangan mengistirahatkan tubuh mereka yang penuh dengan keringat.
"Ju, sini!" Dion melambaikan tangan pada Julian yang duduk agak jauh darinya.
Memberikan isyarat agar cowok yang penampilannya sedikit cupu itu agar mendekat padanya.
Julian bergegas mendekati Dion.
"Iya Di, ada apa?" Tanya Julian penasaran.
"Tadi gue dapat pesan dari Tasya. Soal yang tadi gak perlu loe sebar- sebarin di kelas" ucap Dion berbohong.
Jelas-jelas Tasya tadi tidak membahas hal itu sama Dion.
"Begitu ya, padahal gue penasaran siapa yang udah usil sama Tasya" Julian sedikit menahan geram.
"Ntar biar gue yang cari tahu. Loe diem aja pokoknya. Jangan sampe teman-teman yang lain tahu. Takutnya malah pada heboh ntar" Dion menenangkan sahabatnya tersebut.
"Okelah, kalo memang itu pesan dari Tasya. Tapi kalo loe udah nemuin pelakunya kasih tahu gue oke" pesan dari Julian.
Dion hanya mengangguk.
Dalam hatinya terbersit rasa jengkel juga melihat Tasya yang tadi dikerjain oleh salah satu murid di sekolah ini.
Dion berjanji pada dirinya sendiri akan segera mencari pelakunya.
*****
Mama Sarla yang baru pulang dari kantor merasa heran saat mendapati rumahnya yang gelap gulita padahal hari sudah menjelang malam.
"Sya, Tasya!" mama Sarla memanggil Tasya yang ia yakini sudah sampai dirumah sejak tadi.
Tapi tak ada jawaban
Setelah menyalakan beberapa lampu, mama Sarla bergegas menuju kamar Tasya untuk mencari tahu keberadaan anak gadisnya tersebut.
"Sya..." mama Sarla menyalakan lampu di kamar Tasya.
Tubuh Tasya terbalut selimut di ranjangnya.
Perasaan mama Sarla sedikit tidak enak. Buru buru menghampiri Tasya yang sepertinya sedang menggigil.
"Sya, kamu kenapa?" Mama Sarla menyibak selimut yamg menutupi tubuh Tasya.
Anak gadisnya itu tampak menggigil, mama Sarla menyentuh kening Tasya.
"Ya ampun, kamu demam nak" ucap mama Sarla panik.
Buru buru ia membetulkan posisi tidur Tasya agar lebih nyaman. Menutupi tubuh Tasya dengan selimut dan keluar dari kamar untuk mengambil obat serta air untuk mengompres Tasya.
*****
Mobil yang dikemudikan Silvi berhenti tepat di depan rumah Tasya.
Biasanya Tasya sudah akan menunggu mereka di teras rumahnya.
Tapi hari ini, Tasya tidak terlihat. Jadi Silvi membunyikan klakson mobilnya, sekedar memberi kode bahwa dirinya sudah sampai dan siap menjemput Tasya untuk berangkat bareng ke sekolah.
Selang beberapa saat, mama Sarla keluar dari dalam rumah menghampiri Silvi dan kawan-kawannya
"Pagi, tante" sapa Silvi ramah.
"Pagi, Sil" balas tante Sarla.
"Tasya mana tan?" Salsa yang duduk di kursi belakang menanyakan keberadaan Tasya.
"Tasya masih demam. Tante titip surat sakit nya Tasya, ya" mama Sarla menyodorkan
sepucuk amplop berwarna putih kepada Salsa.
"Lho, kemarin masih baik baik saja tan, Tasya sakit apa memangnya?" Tanya Salsa sedikit terkejut.
"Cuma demam biasa. Mungkin dia kecapekan" jelas mama Sarla.
Salsa dan yang lainnya hanya mengangguk tanda mengerti.
"Yaudah tan, kami pamit berangkat. Salam buat Tasya, ya" Silvi akhirnya mewakili teman temannya berpamitan pada mama Sarla.
"Iya, hati-hati ya semua" mama Sarla melambaikan tangan pada teman-teman anaknya tersebut.
Setelah mobil Silvi tidak terlihat lagi, mama Sarla masuk kembali ke dalam rumah.
*****
Tasya masih terbaring lemah di atas ranjangnya.
Panasnya sudah turun, tapi sepertinya badan Tasya masih lemas. Jadi mama Sarla membiarkan putrinya itu beristirahat dirumah hari ini.
Pun mama Sarla memutuskan untuk mengambil cuti hari ini agar bisa merawat Tasya.
"Ma," panggil Tasya lirih.
"Iya, Sya. Kamu ingin sesuatu?" Tanya Mama Sarla khawatir.
"Kepala Tasya sakit, Ma" keluh Tasya.
"Kamu makan dulu ya, trus minum obat. Atau mau mama antar ke dokter?" Tawar sang mama.
Tasya menggeleng lemah.
"Tasya minum obat aja, Ma" ujar Tasya lirih. Sejak dulu Tasya memang paling takut pergi ke dokter. Dan mamanya sudah paham hal itu.
"Ya udah, kamu makan dulu ya. Ayo mama suapin!" Mama Sarla membantu Tasya bangun dan duduk di atas ranjangnya.
Lalu dengan sabar menyuapi Tasya.
Setelah makan dan minum obat, Tasya kembali tidur dan beristirahat.
Mama Sarla lanjut mengerjakan beberapa pekerjaan rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Riska Wulandari
kira2 apakah di antara cewek2 itu yg ngerjain Tasya...
2021-12-30
1
YaNaa Putra Umagap
masih menyimak...
2021-07-29
0
Agnes Orindo
lanjut
2021-06-23
0