Tante Desi mengajak Tasya duduk di meja makan.
Sudah ada kue coklat beraroma sedap tersaji diatas meja.
Tante Desi mengambil piring kecil beserta garpu untuk Tasya.
"Ayo Sya, diicipin" Tante Desi memotongkan kue, lalu menaruhnya di piring Tasya
"Makasih tante" ucap Tasya masih sedikit sungkan.
"Dion, sini deh" tante Desi memanggil Dion yang entah bersembunyi di mana.
Tasya memilih fokus untuk mencicipi kue tante Desi.
"Kemana sih anak itu," tante Desi bergumam sendiri lalu berjalan hendak keluar dari ruang makan.
"Bentar ya Sya" ucap Tante Desi seraya berlalu meninggalkan Tasya di ruang makan.
Selang beberapa saat, tante Desi sudah kembali dengan Dion yang mengekor di belakangnya.
Seperti biasa, Dion berpenampilan santai mengenakan kaos dan celana pendek selutut.
"Apaan sih Tan" gerutu Dion yang berjalan di belakang tantenya.
"Duduk sini, icipin kue bikinan tante" tante Desi menarik kursi yang ada di depan Tasya agar Dion duduk.
Dion pun hanya menurut dan duduk dengan malas.
Tante Desi memotongkan kue untuk Dion.
"Ayo dimakan!" Perintah tante Desi. Dion hanya mendengus kesal.
Tasya mengernyitkan dahi, sedikit merasa heran dengan sikap Dion yang mendadak cuek padanya.
"Ayo, Di" tante Desi menyuruh sekali lagi.
Tiba tiba ponsel tante Desi berbunyi.
"Eh, om kamu nelpon. Bentar ya, tante terima telpon dulu. Kalian ngobrol aja dulu" Tante Desi berjalan ke arah halaman belakang sambil mengangkat telpon dari suaminya.
Suasana menjadi hening.
Hanya denting suara garpu bertemu piring yang terdengar di ruangan tersebut.
"Di, kamu baik baik saja?" Tasya berbasa-basi sekedar mencairkan suasana agar tidak terlalu tegang.
"Jadi, ada hubungan apa antara kamu dengan Kevin?" Bukannya menjawab pertanyaan dari Tasya, Dion malah balik bertanya hal lain pada Tasya.
"Hah? Gak ada apa-apa" jawab Tasya sembari menatap heran pada Dion.
"Cih!" Dion berdecak.
Ia mengambil kue di depannya dengan sedikit kasar dan langsung memasukkannya ke dalam mulut dalam satu potongan besar.
Tasya hanya terperangah menyaksikan hal tersebut.
'Sepertinya Dion sedang kesal' gumam Tasya dalam hati.
"Aku kira kau berbeda dari gadis gadis lain yang suka tebar pesona itu. Nyatanya sama saja" ucap Dion meremehkan.
Tasya yang sedang memakan kuenya, mendadak tersedak mendengar kata-kata Dion.
Tasya meletakkan sendoknya di meja dengan sedikit kasar.
"Siapa yang tebar pesona?" Ucap Tasya dengan marah.
Dion berusaha mengabaikan Tasya dan melanjutkan memakan kue yang kini tinggal setengah saja di atas meja.
Tante Desi sudah kembali dari halaman belakang.
"Apa semua baik-baik saja?" Tanya tante Desi sedikit khawatir.
Baru saja dia mendengar suara Tasya yang bernada tinggi.
"Tasya pulang dulu, Tante. Terima kasih kuenya" pamit Tasya sedikit tergesa. Ia mencium punggung tangan tante Desi dan segera keluar dari ruangan itu serta dari rumah tante Desi.
Hatinya mendadak merasa kesal.
Tak menyangka kalau Dion akan berfikiran sepicik itu.
Baru saja Tasya akan masuk ke dalam rumah, suara motor sang mama terdengar memasuki halaman.
Tasya berbalik dan menyambut mamanya.
"Sya, dari mana?" Tanya mama Sarla sambil membuka helm di kepalanya.
"Tadi habis duduk duduk saja di teras nungguin mama" jawab Tasya berbohong.
"Mama kira kamu juga baru pulang" Mama Sarla sudah turun dari motornya, dan kini menghampiri putrinya tersebut.
"Masuk yuk!" Ajak mama Sarla sambil merangkul pundak Tasya.
Tasya hanya mengangguk dan segera masuk bersama mamanya.
Sesaat setelah Tasya menutup pintu terdengar suara motor Dion yang meninggalkan rumah tante Desi.
Tasya hanya menghela nafas dan berusaha mengabaikannya.
Hatinya sungguh kesal mengingat sikap Dion yang mendadak ketus padanya sore ini. Padahal tadi pagi Dion masih tersenyum manis padanya di sekolah.
'Dasar cowok aneh' gerutu Tasya dalam hati.
*****
"Tasya kenapa Di?" Tanya tante Desi menyelidik.
"Gak tahu" jawab Dion masa bodo.
Ia beranjak dari tempat duduknya dan sudah akan meninggalkan ruangan tersebut.
"Di, kalau ada masalah itu dibicarakan dan diselesaikan, bukan malah diem-dieman gak jelas begitu" nasehat tante Desi, seakan tahu apa yang tengah terjadi diantara Tasya dan Dion.
Dion terdiam di tempatnya mencoba mencerna nasehat bijak dari sang tante.
Ucapan tante Desi memang ada benarnya.
Dion hanya berdecak dan melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar.
Dion mengganti celananya dan memakai jaketnya. Tak lupa ia menyambar tas serta kunci motornya diatas nakas.
"Dion pulang dulu, Tante" pamit Dion seraya menghampiri tantenya tersebut untuk mencium punggung tangan sang tante.
"Gak nginep aja, Di?" Tanya tante Desi sedikit khawatir.
"Enggak, kapan kapan aja Dion nginepnya" jawab Dion alakadarnya.
"Yaudah, hati hati ya. Udah malam" pesan sang tante.
Dion hanya mengangguk. Ia pun segera menuju halaman tante Desi untuk mengambil motornya.
Masih sempat Dion lihat Tasya dan mamanya yang berjalan masuk ke dalam rumah.
Mendadak ada rasa bersalah membuncah di dada Dion.
Ia merasa kata- katanya pada Tasya tadi memang keterlaluan. Dion pasti sudah menyakiti hati Tasya.
Dion memandang ke arah rumah Tasya, pintu depan sudah ditutup.
Dion segera menyalakan mesin motornya dan memilih pulang saja untuk menenangkan pikirannya.
Dia akan berpikir jernih dulu sebelum minta maaf pada Tasya agar tidak salah bicara lagi.
*****
Ping,
Suara pesan masuk di ponsel Tasya.
Gadis itu sedang fokus mengerjakan pekerjaan rumahnya di dalam kamar.
Tasya bergegas membuka ponselnya
Nomor baru: "Hai Tasya, aku Kevin. Save nomer aku ya"
'Oh, kak Kevin' gumam Tasya sedikit kecewa.
Ia tadinya berharap Dion yang mengirim pesan padanya. Sekedar basa-basi minta maaf atau sekedar menanyakan kabar.
Tasya menarik nafas panjang sebelum membalas pesan tersebut. Mencoba mengurangi sesak di hatinya.
Tasya: "Siap kak"
Kevin: "Lagi sibuk ya?"
Tasya: "Lagi ngerjain tugas sekolah aja"
Kevin: "O, nanti hari Sabtu datang kan ke pensi sekolah?"
Tasya: "Belum tahu kak, masih nunggu izin dari mama"
Kevin: "Mudah-mudahan di ijinkan"
Tasya: "Amin"
Kevin: "Udah malam istirahat gih"
Tasya: "oke"
Tak ada balasan lagi dari Kevin.
Tasya meletakkan ponselnya kembali.
Tak ada pesan atau panggilan dari Dion.
Tasya kecewa.
Benar-benar kecewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Borahe 🍉🧡
kadang aku suka deh klo ceritanya mulai dri sma sampai gede nikah terus punya anak. seru
2022-10-23
0