Teman-teman Tasya sudah pulang sejak tadi.
Hari beranjak sore, Tasya memutuskan untuk ke halaman depan sekedar menyiram bunga-bunga di halaman agar otaknya lebih segar.
Terlalu lama tidur membuat Tasya bosan di kamarnya.
Saat sedang asyik menyiram tanaman, ada bola yang tak sengaja mengenai kepala Tasya.
"Auuw" Tasya mengelus kepalanya yang sedikit sakit karena terkena lemparan bola basket.
Cepat-cepat Tasya menoleh ke arah bola itu datang.
Ada Dion yang tengah berdiri di halaman rumah tante Desi.
Cowok itu mengenakan kaos oblong dan sekarang sedang nyengir ke arah Tasya.
"Sakit ya? Sorry, Sya" ucap Dion setelah melihat Tasya yang menatapnya tajam.
Tasya mengambil bola itu dan melemparkannya sekuat tenaga ke arah Dion.
Hap!
Berhasil di tangkap oleh Dion.
"Makasih, Sya" ucap Dion tanpa merasa bersalah.
Ia melanjutkan bermain basket di halaman tantenya yang lumayan luas itu.
'Yang benar saja, Dia gak minta maaf gitu?' Tasya menggerutu dalam hati.
Ia memutuskan untuk masuk saja ke dalam rumah. Karena mendadak hatinya merasa kesal pada Dion.
"Udah sehat, Sya?" Baru saja Tasya akan masuk, Dion malah menyapanya.
Kini Dion sudah berdiri di dekat pagar pembatas rumah Tasya dan tante Desi.
"Iya udah, makasih kemarin udah nolongin aku" ucap Tasya sambil berbalik ke halaman dan tidak jadi masuk ke rumahnya.
"Sama-sama. Lain kali hati-hati kalau ke toilet" pesan Dion sedikit terkekeh.
Tasya hanya mencebik.
Mana Tasya tahu kalau ada orang usil yang akan menguncinya di dalam toilet.
"Oh ya, aku mau balikin jaket kamu. Bentar aku ambil dulu" Tasya sudah akan masuk ke dalam rumahnya, tapi lagi-lagi Dion mencegahnya.
"Gak usah Sya, buat kamu aja. Aku masih ada banyak di rumah" ucap Dion sambil tersenyum tulus.
"Tapi bukannya itu jaket tim kamu? Ada namanya gitu" Tasya sedikit ragu.
"Iya, tapi itu udah lama. Sekarang udah ada jaket tim yang baru kok" ucap Dion meyakinkan. Tasya hanya manggut-manggut.
"Tumben gak latihan di sekolah?" Tanya Tasya berbasa-basi
"Lagi males aja. Teman-teman juga lagi pada ada acara. Jadi latihan sendiri aja dirumah" jelas Dion.
"O" hanya itu yang keluar dari mulut Tasya.
"Sya, Tasya" terdengar suara mama Sarla yang memanggil Tasya dari dalam rumah.
"Mama udah manggil, aku masuk dulu ya," pamit Tasya pada Dion.
"Oke" jawab Dion singkat.
Setelah melambaikan tangan alakadarnya, Tasya bergegas masuk ke rumahnya.
Dion hanya memandangi Tasya dengan tatapan yang tak biasa. Baru kali ini Dion cepat akrab dengan cewek yang baru dikenalnya.
Karena biasanya Dion akan bersikap cuek dan dingin pada cewek-cewek di sekitarnya. Terutama mereka yang suka caper dan bersikap berlebihan.
*****
Bim bim,
Suara klakson dari mobil Silvi menggema di pagi yang masih lumayan sepi.
Setelah mencium punggung tangan mama Sarla, Tasya bergegas keluar dari rumahnya dan menghampiri mobil milik temannya itu.
"Pagi, Sya" sapa Salsa yang duduk di kursi belakang, berdampingan dengan Tasya.
Sedangkan di kursi depan ada Silvi dan Vina.
"Pagi, Sal. Pagi semua" balas Tasya hangat.
Mobil langsung melaju ke jalan raya menuju arah sekolah.
Dion yang juga sudah siap berangkat hanya memandang mobil yang membawa Tasya dan kawan-kawannya itu saat melewati depan rumah tantenya.
Sudah hampir seminggu Dion menginap di rumah tante Desi. Belum ada keinginan untuk pulang ke rumah.
Dion menstarter motor kesayangannya dan langsung melaju menuju ke arah yang sama dengan yang di tuju Tasya.
Ke sekolah mereka.
*****
Dion sudah tiba di halaman parkir sekolah.
Mobil yang tadi membawa Tasya belum terlihat.
Dion memutuskan untuk menunggunya.
Ia ingin melihat wajah Tasya pagi ini sebelum menghadapi pelajaran yang menurutnya sungguh membosankan.
"Di, nungguin siapa?" Julian yang juga baru tiba di sekolah langsung menyapa Dion.
"Gak ada. Lagi pengen disini aja" jawab Dion santai.
"Gimana? Udah ketemu pelakunya?" Julian sedikit berbisik pada Dion.
"Hampir. Kita lihat aja ntar" jawab Dion sedikit terkekeh.
Tak ayal jawaban dari Dion malah membuat Julian semakin penasaran.
Tak selang berapa lama, mobil Silvi memasuki halaman parkir. Empat orang gadis yang berpenampilan rapi turun dari mobil tersebut.
"Pagi, girls" sapa Julian pada keempat gadis itu.
"Pagi, ketua culun" jawab Vina cengengesan.
Teman temannya yang lain hanya tertawa kecil.
Dion menahan tawanya dan fokus menatap pada Tasya.
Merasa diperhatikan, Tasya balik menatap Dion dan sebuah senyuman langsung terkembang di bibir Tasya.
"Heh, culun-culun begini gue ketua kelas kalian." Jawab Julian sedikit galak.
Tapi Vina dan yang lainnya malah semakin tertawa.
"Huu ketua sudah marah gaes. Kita kabur aja yuuk!" Silvi segera memimpin teman-temannya untuk bergegas meninggalkan halaman parkir itu agar tidak perlu melihat amukan dari Julian.
Masih terdengar tawa dari para gadis itu yang tentu saja mereka menertawakan Julian.
Dion tak dapat lagi menahan tawanya sekarang. Ia menertawakan Julian dengan sangat puas.
"Makanya tu penampilan di benerin" saran dari Dion.
Julian hanya memasang tampang manyun.
"Gak ada yang salah dari penampilan gue" Julian membela diri
"Serah loe deh. Gue mau ke kelas" Dion beranjak meninggalkan motornya. Julian mengekor di belakang Dion.
Di persimpangan lorong sekolah, keduanya berpisah karena memang mereka berada di kelas yang berbeda.
Dion berjalan dengan santai menuju kelasnya.
Senyuman dari Tasya sudah mampu membuat Dion memulai hari dengan berbunga-bunga.
"Di, baru nyampe?" Denny yang merupakan teman satu kelas Dion segera menyapanya.
Sepertinya Denny sudah menunggu Dion sedari tadi.
"Ada apa?" Tanya Dion penasaran.
Denny segera mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sebuah video pada Dion.
Dion melihat video itu dengan fokus. Dahinya mengernyit.
Memastikan dengan benar siapa yang ada di video itu
"Sudah gue duga. Pasti dia pelakunya" ucap Dion sedikit emosi.
Dari awal Dion memang sudah mencurigai orang tersebut.
Dan bukti dari video CCTV sekolah yang berhasil di curi oleh Denny benar-benar membuktikannya.
"Tenang bro, udah gue atur. Loe bisa temuin dia ntar di tempat biasa" ucap Denny sedikit berbisik.
Dion hanya mengangguk.
Seorang guru sudah masuk ke kelas. Pelajaran sudah dimulai.
Kini Dion memilih untuk fokus dulu pada pelajaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Borahe 🍉🧡
ciee papah Dion udah mulai ada benih" cinta nih
2022-10-23
0
YaNaa Putra Umagap
kan dia sudah bilang sorry tadi Tasya...
2021-07-29
0
skyy
siapa dia yang dimaksud ?
penasaran
2021-04-12
0