"Praaang"
Suara piring yang dibanting menyambut kepulangan Rara ke rumah yang lebih layak disebut sebagai neraka ini.
Rara berusaha mengabaikannya seolah semua ini adalah hal biasa baginya.
Mama dan papanya pasti bertengkar lagi.
Kedua orang tuanya itu memang selalu meributkan masalah masalah kecil.
Dan saat mereka ribut, sudah dipastikan, semua barang yang ada di rumah akan terlempar ke segala arah.
Rara selalu menyaksikan semua ini sejak dia kecil. Rara tidak tahu kenapa dirinya harus dibesarkan di keluarga yang morat-marit seperti ini.
Belum lagi dirinya yang dikucilkan di sekolah, semakin menambah daftar panjang penderitaannya.
Tapi itu semua memang karena kesalahan Rara sendiri.
Andai saja waktu itu Rara tidak nekat mengungkapkan perasaannya pada Kevin, mungkin semuanya tidak akan jadi begini.
Tapi Rara hanya jatuh cinta, apa yang salah?
Rara jatuh cinta pada Kevin sudah sejak lama.
Atau lebih tepatnya saat Kevin menyelamatkan nyawanya.
Bagi Rara, Kevin adalah pahlawannya.
Dulu, Rara adalah gadis biasa seperti kebanyakan murid di sekolahnya.
Rara bertemu Kevin saat baru saja masuk di SMA Tunas Bangsa.
Saat itu hujan deras, Rara sedang menunggu angkutan umum di depan sekolah.
Namun entah mengapa, tidak ada satupun yang lewat. Rara basah kuyup.
Sekelompok preman datang menghampiri Rara yang duduk sendirian. Mereka mengganggu Rara.
Rara mencoba melawan, namun jumlah preman itu terlalu banyak. Mereka berhasil memojokkan Rara dan hendak melakukan sesuatu hal yang jahat pada Rara.
Saat itulah, Kevin yang baru keluar dari gerbang sekolah melihat kejadian tersebut.
Dengan berani Kevin menyelamatkan Rara dari para preman.
Rara tidak sempat berterima kasih, karena saat itu dirinya ketakutan dan langsung kabur pulang.
Rara tahu yang menyelamatkannya adakah Kevin, namun Kevin tidak pernah tahu siapa gadis yang sudah dia selamatkan.
Rara mencoba memberitahu Kevin, namun ternyata Rara mengambil langkah yang salah.
Kekagumannya pada Kevin justru membuatnya melakukan hal konyol.
Rara mempermalukan dirinya sendiri dengan menyatakan cinta kepada Kevin secara blak-blakan.
Tak ayal hal tersebut membuat teman-teman satu sekolah menertawakannya.
Apalagi Kevin, ketua OSIS yang terkenal ganteng itu langsung menolaknya mentah-mentah.
Lengkap sudah rasa malu yang dialami Rara.
Belum lagi bullyan dari Silvi yang merupakan sepupu dari Kevin sungguh menyakiti hati Rara.
Silvi selalu memojokkan dirinya dan menganggapnya sebagai gadis tak tahu malu. Rara menyimpan dendam yang mendalam pada Silvi.
Sempat depresi selama satu pekan, Rara akhirnya memutuskan kembali lagi ke sekolah karena paksaan dari kedua orangtuanya.
Rara kembali dengan penampilan berbeda. Kebanyakan siswa di sekolah mengira Rara adalah murid baru.
Kacamata tebal dan rambut kepang dua yang selalu menemani keseharian Rara di sekolah.
Rara tidak berteman dengan siapapun.
Rara tetap mencintai dan mengagumi Kevin dalam diam.
Rara diam-diam selalu mengawasi Kevin.
Setiap ada gadis yang dia rasa dekat dengan Kevin, maka Rara akan langsung memberikan pelajaran.
Dan beberapa hari yang lalu, Rara mendapati Kevin sedang memandang seorang murid baru di sekolah itu dengan pandangan yang tak biasa.
Rasa cemburu hebat langsung membakar hati Rara.
Apalagi saat tahu ternyata gadis itu adalah teman dekat Silvi, kebencian Rara semakin menjadi-jadi.
Dan bagai gayung bersambut, siang itu saat pulang sekolah Rara mendapati Tasya masuk ke dalam toilet sekolah.
Suasana sekitar toilet yang sudah sepi, Rara manfaatkan untuk melampiaskan kebenciannya.
Rara mengunci Tasya di dalam bilik toilet dan menyiramnya dengan selang air.
Rara senang karena pada akhirnya bisa memberikan pelajaran pada murid baru itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments