Di taman terdapat seorang wanita yang sedang memeluk seorang laki-laki, mereka duduk berdua di taman selama satu jam.
"Baik sudah larut malam, sebaiknya kamu tidur agar besok kamu tidak kesiangan saat bangun!" Ucap Zen kepada wanita yang memeluk nya, yang tidak lain adalah Suki yang selalu dekat dengan Zen.
Jika orang yang melihat mereka selalu bersama, maka orang itu akan mengira jika Zen dan Suki adalah sepasang kekasih.
"Baik, aku akan kembali ke kamar dulu, besok jaket milik kakak akan aku kembalikan!" Ucap Suki dan melepas pelukannya dari Zen.
"Tidak usah dikembalika anggap saja sebagai hadiah, karena kamu berhasil membantu mendukung ayah agar Ryu dan Sisi tidur bersama!" Ucap Zen dengan senyuman tulus.
Suki yang mendengar itu hanya menghela nafas, karena sudah banyak barang yang diberikan Zen kepadanya.
"Tapi...!" Ucap Suki terpotong oleh perkataan Zen yang tiba-tiba telunjuk tangan nya berada di bibir milik nya.
"Tidak ada tapi-tapian, aku tau jika kamu ingin berkata bahwa aku sudah memberimu barang-barang yang berharga, tapi bagiku itu hanyalah barang yang tidak bernilai jika dibandingkan dengan keluarga ku!" Jelas Zen yang memotong ucapan Suki.
Suki yang dilakukan seperti itu oleh Zen sangat malu dan wajahnya mulai menjadi merah merona karena ulah dari Zen, Suki yang malu kemudian berlari meninggalkan Zen sendiri di taman.
'kelakuannya memang seperti anak-anak, tapi aku suka dengan pemikirannya' guma Zen.
Zen yang ditinggal oleh Suki juga pergi ke kamarnya, setelah sampai dia langsung merebahkan diri nya diatas kasur, di juga memejamkan mata untuk istirahat.
Pagi hari telah tiba, di sebuah kamar terdapat dua orang berlawan jenis yang sedang tertidur, kedua orang itu adalah Ryu dan Sisi, mereka berdua semalam tidur saling membelakangi tetapi disaat pagi Sisi memeluk Ryu.
'apa ini?' tanya Ryu kepada dirinya sendiri.
'tunggu, jika dirasakan lagi apakah ini...' ucap Ryu yang pikiran miliknya sudah tidak karuan.
Disaat dia ingin bangun dari tidur, ada sesuatu yang menahan pergerakan nya, dia kemudian menoleh ke belang dan apa yang dia pikirkan memang benar, Sisi ynag sedang memeluk dirinya dengan penampilan yang sangat menggoda Ryu.
Ryu yang melihat itu tidak bisa berbuat apa-apa karena dia dipeku oleh Sisi, dia hanya berharap Sisi seger bangun dari tidurnya, tidak berapa lama kemudian Sisi terbangun dari tidurnya.
"Ryu, kenapa hidung mu mengeluarkan darah?" Tanya Sisi dengan nada khas orang bangundari tidur.
"Ti...ti...tidak apa-apa, tapi apakah kamu bisa melepaskan pelukanmu sekarang!" Kata Ryu yang sudah tidak bisa menahan nafsu miliknya.
Sisi yang menyadari perkataan Ryu, wajahnya langsung memerah karena malu, dia kemudian melepaskan pelukannya dari Ryu dan menarik selimut untuk menutupi dirinya.
Setelah pelukan Sisi terlepas Ryu langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri, tidak butuk waktu lama Ryu yang sudah mandi juga mengganti pakaiannya di dalam kamar mandi, setelah Ryu keluar Sisi langsung berlari ke kamar mandi karena dia merasa malu karena kejadian tadi.
Ryu yang melihat tingkah dari Sisi tertawa kecil, jika Sisi tidak segera bangun mungkin dia akan di makan oleh Ryu yang nafsunya sudah berada di ujung tanduk.
Beralih ke tempat Zen, dia sekarang sudah seperti hari-hari biasa yang dia lewati, dia sekarang sudah ada di taman tempatnya semalam bertemu dengan Suki.
'sepertinya aku harus membeli masion atau rumah, karena jika aku terus tinggal di istana ini aku merasa tidak enak dengan Raja' pikir Zen yang berusaha mencari jalan keluar.
Disaat Zen sedang berfikir dia dikagetkan oleh suara wanita yang dia kenal, Suki tiba-tiba memanggil Zen dan membuatnya kaget.
"Kak Zen, kamu sedang apa sendiri di sisni dan kelihatannya kamu sedang binggung!" Sapa Suki dan diteruskan dengan pertanyaan.
"Aku sedang berfikir, untuk tinggal sediri dan mau mencari mansion atau rumah untuk di beli, jika aku terus-menerus tinggal di sisni aku tidak enak dengan ayah mu dan yang lain!" Jelas Zen kepada Suki.
Suki yang mendengar perkataan dari Zen juga ikut untuk berfikir.
'apa yang dikatakan kak Zen memang benar, jika dia terus tinggal disini maka dia akan tidak enak dengan yang lain' pikir Suki.
"Aku akan membatu kakak untuk mencari mansion untuk ditempati, dan aku juga akan membatu kakak untuk menjelaskannya kepada ayah dan yang lain, tapi ada satu syarat!" Ucap Suki yang memberi solusi kepada Zen.
Zen yang mendengar itu sedikit memasang senyuman, tapi dia berfikir jika Suki ingin ikut tinggal di mansion yang dia beli nanti, Zen yang tidak punya pilihan mau tidak mau harus mengikuti syarat yang di erikan oleh Suki.
"Baik jika kamu mau membantu ku, dan syarat yang kamu ajukan, aku tebak kamu mau ikut tinggal di mansion yang aku beli nanti!" Jawab Zen yang bisa menebak pemikiran Suki.
Suki yang rencananya bisa dibaca oleh Zen langsung memasang senyuman.
"Ketahuan ya!" Ucap Suki.
"Jika aku tidak masalah jika kamu mau ikut dehgan ku tinggal di mansion yang aku beli, tapi jika kamu di izinkan oleh ayahmu dan yang lain, aku tidak menolak!" Jelas Zen yang memberi kode kepada Suki jika dia menyetujui syarat yang diajukan oleh nya.
Setelah berbicara tentang rencana mereka untuk tinggal di mansion, lalu Zen dan Suki pergi ke hutan untuk berburu monster dan menaikkan level mereka, Zen dan Suki sedang menunggu Ryu yang terlambat datang.
Setelah menunggu lama akhirnya Ryu datang dan di ikuti oleh Sisi, Zen dan Suki yang melihat mereka datang bersama kemudian saling pandang, mereka kemudian saling menganggukkan kepala untuk memberi kode.
Zen dan Suki memang sudah memikirkan rencana untuk membuat Ryu dan Sisi kesal, Zen dan Suki yang lama menunggu dibuat kesal dan mereka membuat rencana untuk melampiaskan kekesalan mereka.
"Kenapa kalian lama sekali, aku dan kak Zen sudah lama menunggu!" Ucap Suki dengan marah.
"Sudahlah biarkan saja, mungkin mungkin mereka melakukan sesuatu sebelum menemui kita!" Balas Zen dangan nada sedikit kesal.
Ryu dan Sisi yang mendengar ucapan dari kakak mereka, mereka juga menjadi sedikit kesal dan sedikit malu, karena disaat Ryu bangun tidur sudah mendapatkan godaan yang membuatnya hampir lepas kendali.
"A...a...apa yang kalian bicarakan kak, aku tidak tau apa yang kalian maksud!" Ucap Sisi yang terbata-bata dengan wajah yang memerah.
"I...iya itu benar, apa yang kalian bicarakan!" Sambung Ryu.
Zen dan Suki yang melihat reaksi keduanya langsug melempar senyuman, dan mereka juga melanjutkan aksi mereka.
"Apa benar begitu?" Tanya Zen yang bertanya kepada Ryu dan Sisi.
"Iya, memang kalian tidak melakukan apapun, dilihat dari nada bicara kalian sudah jelas jika terjadi sesuatu!" Balas Suki.
Ryu dan Sisi yang mulai kesal dengan kakak mereka langsung marah, karena mereka terus di goda oleh kakak mereka.
Zen yang melihat rencananya berhasil langsung mendekati Suki, dia kemudian memberi kode kepada Suki untuk naik ke punggung nya, Suki paham denga apa yang dimaksud oleh Zen, dia kemudian langsung naik ke punggung Zen dengan cepat, setelah naik Zen dan Suki langsung kabur.
"Shadow Stap!" Ucap Zen yang kemudian menghilang.
Ryu dan Sisi yang melihat itu langsung marah kepada kakak mereka, Ryu dan Sisi juga ikut pergi, tapi mereka menggunakan kereta kuda agar tidak menarik perhatian.
Berbeda dengan Zen, karena Zen memiliki job assassin jadi dengan mudah dia bisa pergi tanpa menarik perhatian.
Zen dan Suki yang sampai lebih dahulu di hutan langsung bersiap-siap, karena Zen merasakan hawa keberadaan monster yang lumayan kuat.
Zen kemudian mengeluarkan kedua pedang katana yang belum dia coba.
Suki yang melihat kedua senjata milik kakak angkatnya langsung mengeluarkan keringat dingin, karena kedua nya memancarkan aura yang sangat mengerikan.
"Suki kamu kenapa, apa kamu takut ketika melihat senjata yang aku keluar kan?" Tanya Zen yang sedikit khawatri.
"Kak apakah kedua senjataku adalah senjata tingkat S?" Tanya Suki kepada Zen.
"Iya ini memang senjata tingkat S!" Jawab Zen yang berbohong.
'jika aku bilang ini senjata tingkat SS bisa-bisa dia pingsan seperti saat di tempat pelelangan' ucap Zen dalam hati.
Suki yang mendengar itu langsung diam dan berfikir.
'untung saja kak Zen bukan orang jahat, jika senjata itu dipegang oleh orang jahat orang itu bisa menghancurkan satu kerajaan seorang diri'
Zen yang melihat Suki yang terdiam langsung menyadarkannya.
"Hey kamu kenapa?" Tanya Zen kepada Suki.
"Eh, tidak apa-apa kak!" Balas Suki.
"Sekarang keluarkan senjata yang kamu miliki, karena ada beberapa monster yang sedang menuju kesini!" Ucap Zen yang membuat Suki menjadi bersemangat.
Suki kemudian mengeluarkan pedang yang dia gunakan saat melawan Zen.
Setelah mengeluarkan pedang milik nya, Zen kemudian mendekati Suki dan berbicara.
"Ada tiga goblin captain yang menuju kesini, kamu cukup melawan satu dan sisanya akan aku lawan, jika kamu melawan mereka sendiri kamu akan kalah!" Ucap Zen kepada Suki.
"Tunggu, apa kakak bilang tadi goblin capain, tapi bagaimana kakak bisa tau jika itu goblin captain?" Tanya Suki kepada Zen.
"Dan aku tidak mungkin bisa menang melawan satu goblin captain, karena level nya rata-rata ada di level 55!" Lanjut Suki.
Zen yang mendengar keluhan dari Suki langsung menghela nafas, kenapa dia tidak percaya kepada kemampuannya sendiri, itulah yang ada di dalam pikiran Zen.
"Jika kamu tidak bisa percaya dengan kekuatan yang kamu miliki, maka kamuakan tetap berada di level orang yang sulit untuk berkembang!" Ucap Zen dengan memberi motivasi untuk Suki.
'yang dikatakan kak Zen benar, aku harus berusaha untuk menjadi kuat, meskipun aku lemah aku akan tetap berusaha' ucap Suki dalam hati dan dia juga merubah posisi miliknya menjadi posisi yang siap untuk bertarung.
Zen yang melihat Suki sudah mulai percaya dengan kemampuan yang dia miliki, kemudian memasang senyuman bangga, karena dia mudah untuk diber motivasi.
Tidak berselang lama, kemudian muncul tiga monster goblin captain yang level mereka berada di level 55.
Zen yang melihat itu langsung melesat degan kedua katana yang dia miliki, Zen menebas satu goblin captain dengan katana Petir Hitam yang ada di tangan kirinya dan menendang satu goblin captain, lalu dia pergi menghampiri satu goblin captain yang ia tendang tadi, tapi sebelum pergi karena melihat goblin captain yang menjadi abu, karena kekuatan dari katana Petir Hitam mampu membuat lawan yang terkena tebasan langsung menjadi abu.
Tidak mau kalah dari Zen, Suki juga melesat kearah satu goblin captain dan menggunakan skil Wind Cutter miliknya, goblin captain yang melihat serangan mendadak dari Suki langsung menghindari serangannya, tapi serangan Suki sangat cepat dan membuat lengan kanan milik goblin captain yang dia lawan menjadi putus.
Suki yang melihat itu langsung menggunakan skil nya yang lain, yaitu skil Wind Storm.
Efek serangan dari skil ini adalah membuat area yang ditentukan dikelilingi oleh angin yang membentuk pusaran, pusaran angin ini memiliki kecepatan putaran yang tinggi, karena kecepatan nya yang tinggi dapat membuat area sekitar terkena dampak dari serangan itu, dan setelah beberapa detik pusaran itu meledak yang menyebabkan AOE yang besar.
(AOE singkatan dari Area Of Effect)
Monster atau manusia yang level mereka lebih tinggi 10 level maka mereka akan mati, tapi bagi orang yang berlevel 10 keatas dari pengguna skil tersebut hanya akan menyebabkan luka yang lumayan parah.
Setelah terjadi ledakan Zen langsung melesat kearah Suki, karena ledakan itu terjadi ditempat Suki.
[Pof sebelum terjadi ledakan di tempat Suki]
Saat ini Zen sedang mencoba untuk menebas goblin captain dengan Katana Angin Biru milik nya, dia mencoba menebas goblin captain itu dengan tebasan jarak jauh, dia terkejut dengan efek serangan itu karena satu tebasan biasa dapat memotong pohon sejauh sepuluh meter dari jarang penyerang, goblin captain yang terkena tebasan itu tidak bisa lari karena goblin captain itu masih sedikit sempoyongan karena terkena tendangan dari Zen.
Setelah goblin captain itu mati, tiba-tiba Zen mendengar suara ledakan yang keras dari tempat Suki.
'apa yang dilakukan anak ini, semoga skil miliknya tidak melukai dirinya sendiri' guma Zen dan langsung melesat ke tempat Suki.
[Normal pof]
Setelah Zen sampai dia memegang kepalanya, karena ulah dari Suki area sekitar lima belas meter hancur karena skil milik Suki.
Zen kemudian mencari kebenaran Suki, setelah beberapa menyusuri area itu akhirnya Zen menemukan Suki yang tidak sadarkan diri dan pakaian yang sudah rusak karena skillnya sendiri.
Zen yang melihat itu, secara tidak sengaja hidung nya mengeluarkan cairan merah, Zen kemudian mencoba untuk tetap tenang, setelah Zen suadah tenang dia mengendong Suki untuk mencari tempat beristirahat, sebelum mencari tempat beristirahat Zen mencoba untuk menganti pakaian milik Suki yang sudah rusah parah.
Saat Zen mencoba menganti pakaian milik Suki, dia harus menahan nafsu miliknya dan dia juga harus mengingat jika Suki adalah adik angkatnya, jika saat Zen menganti pakaian milik Suki terjadi kesalahan mungkin Suki telah dimakan oleh Zen.
Zen yang sudah selesai menganti pakaian milik Suki dia baru bernafas lega, setelah itu Zen mengendong Suki untuk mencari tempat istirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Jeffri Hornbill
biasanya pahlawan berkelana dulu baru menikah.
2022-02-19
0
masgeng
wah zen sdh melihat barang pribadi suki... 😍😍
2021-10-16
0
Alice(*˘︶˘*).。.:*♡
😅😅bajunya rusak akibat skillnya sendiri😅😅
2021-02-20
2