Didepan Yempat Pelelangan ada lima orang, yaitu dua orang peremp6uan dan tiga orang Pria, ya mereka adalah Zen, Suki, Pengurus Pelelangan, dan para penjaga.
"Kenalkan ini kakak ku namanya Zen Masamune!" Ucap Suki yang memperkenalkan Zen.
Pengurus Pelelangan yang melihat Zen langsung terpana akan ketampanan yang dia miliki.
"Halo senang bisa bertemu dengan Tuan Zen, Nama Saya adalah Yuna Yamaguchi, Tuan bisa memanggil Saya Yuna!" Ucap Yuna sambil mengulurkan tangannya kearah Zen.
"Iya, senang bisa bertemu dengan Nona Yuna, anda bisa memanggil ku Zen!" Balas Zen dengan ramah.
"Lebih baik kita masuk ke dalam!" Ajak Yuna kepada Zen dan Suki.
Mereka mengikuti Yuna, tetapi tidak dengan para penjaga karena tugas mereka adalah memeriksa para pendatang.
Mereka kemudian masuk kedalam sebuah ruangan yang lumayan besar, ruangan ini adalah Kantor Milik Yuna.
"Jadi apa yang ingin Tuan Zen lelang?" Tanya Yuna dengan sopan.
"Jangan terlalu formal, aku ingin melelang dua mayat Minotaurus!" Ucap Zen yang membuat Suki dan Yuna kaget.
"Apa!" Teriak Suki dan Yuna secara bersamaan.
"Bagaimana kakak bisa mempunyai mayat Minotaurus?" Tanya Suki.
"Iya, bagaimana kamu mendapatkan nya, Minotaurus adalah Monster yang kuat, petualang tingkat B yang berjumlah empat orang saja kerepotan melawan satu ekor Minotaurus!" Jelas Yuna.
Zen yang mendengar itu langsung terpikir sebuah ide.
"Apa memang seperti itu?" Tanya lagi Zen kepada mereka berdua.
Kemudian Zen mengeluarkan tiga mayat Minotaurus yang masih utuh, Suki dan Yuna menjadi kaget dan tidak bisa berkata apa-apa.
"Aku mempunyai tiga ekor mayat Minotaurus!" Kata Zen dengan santai.
"Dan apa susahnya membunuh Minotaurus seorang diri!" Tambah Zen dengan sedikit sombong.
Suki dan Yuna yang mendengar perkataan dari Zen langsung bertanya.
"Apa kak Zen membunuh ketiga minotaurus itu sendiri?" Tanya Suki.
"Iya disaat perjalanan mengawal adikmu pulang ke Istana, aku membunuh tiga Minotaurus!" Balas Zen yang pura-pura polos.
Suki yang mendengar itu langsung pingsan karena perkataan Zen.
'siapa sebenarnya dia, memang dia terlihat tampan dan juga baik, tapi bagaimana dia bisa membujuk minotaurus dengan mudah' ucap Yuna dalam hati.
Yuna yang melihat Suki pingsan langsung panik, sedangkan Zen hanya biasa saja.
"Jadi aku ingin melelang dua mayat Minotaurus ini, dan satu mayatnya aku berikan gratis kepada Pelelangan dengan satu syarat!" Ucap Zen membuat penawaran.
Yuna yang mendengar ucapan Zen merasa sedikit senang, karena pihak Pelelangan akan mendapatkan mayat Minotaurus.
"Maaf tuan Zen sebelum itu, berapa level milik tuan Zen jika saya boleh tau?" Tanya Yuna.
"Jika kamu bertanya level aku tidak bisa menjawabnya!" Ucap Zen.
"Dan apa kamu sudah memikirkan keputusan penawaran dengan ku?" Lanjut Zen.
Yuna berfikir lagi jika dia menolak, maka dia akan kehilangan koneksi dengan Zen, dan jika dia menerima tawaran, maka akan ada kemungkinan jika Zen akan membantu pelelangan.
"Baik aku akan menerima tawaran tuan Zen!" Ucap Yuna dengan pasti.
"Baik jika seperti itu maka aku akan memberikan syarat agar kalian bisa mendapat mayat Minotaurus ini!" Ucap Zen yang membuat Yuna sedikit tegang.
Zen kemudian mendapatkan ide gila, yang dimana kedua belah pihak akan diuntungkan.
"Pertama aku mau hasil dari setiap barang dari Pelelangan yang terjual sebesar lima persen!"
"Kedua aku bisa membuatkan kalian senjata tingkat B sampai S, dan kalian harus menyediakan material yang aku perlukan untuk membuat senjata!" Ucap Zen yang membuat Yuna merasa sedikit lega.
Yuna kemudian berfikir.
'jika aku menyanggupinya maka akan ada peluang keuntungan di masa depan, dan tuan Zen juga meminta lima persen setiap barang yang terjual itu juga tidak terlalu berat, baik sudah aku putuskan' ucap Yuna didalam hati.
"Baik aku akan menyanggupinya!" Ucap Yuna dengan pasti.
"Keputusan yang bagus, kapan Pelelangan besar akan di mulai?" Tanya Zen kepada Yuna.
"Pelelangan besar akan di adakan tiga hari lagi!" Ucap Yuna.
"Jika seperti itu aku juga akan datang, mungkin akan ada barang bagus!" Ucap Zen.
"Jika tuan Zen mengikuti pelelangan maka tunggu sebentar!" Ucap Yuna.
Setelah menunggu beberapa lama, kemudian Yuna membawa kartu VIP untuk Zen.
"Tuan bisa mengikuti pelelangan jika tuan Zen membawa kartu ini!" Ucap Yuna.
"Baik dan terimakasih!" Ucap Zen.
Setelah lama berbicara Zen pun pamit, tapi yang menjadi masalah adalah Suki masih pingsan, jadi Zen menggendong Mitsuki di punggung nya lalu melompat lewat atap rumah warga dan bangunan yang ada.
Zen tidak butuh waktu lama untuk sampai di Istana, Zen melewati gerbang masuk Istana disana dia langsung dipersilahkan masuk, sebelum Zen masuk dia berpesan.
"Jika ada yang mencari kami, bilangsaja kami belum kembali!" Ucap Zen kepada para penjaga gerbang.
"Baik tuan Zen!" Ucap para penjaga gerbang.
Setelah itu Zen melesat ke kamar tamu yang dia tempati, setelah sampai Zen menempatkan Suki untuk tidur di kasur.
Setelah merebahkan Suki diatas kasur, dia terlihat sangat cantik ketika tertidur, Zen yang melihat itu hanya memasang senyuman manis.
'andai kamu bukan dari keluarga Kerajaan Petir, mungkin kamu sudah menjadi milikku saat ini' ucap Zen dalam hati.
Mau bagaimanapun mereka telah membuat janji, jadi janji mereka harus mereka tepati.
Zen kemudian tidur diatas sofa yang ada di kamar tamu, setelah beberapa saat Zen tertidur diatas sofa.
Dan disaat Zen tertidur, Suki membuka matanya dan dia kaget.
"Bukankah ini kamar tamu milik kak Zen, seingatku tadi aku pingsan di Tempat Pelelangan!"
Kemudian Suki tidak memikirkan masalah itu, Suki kemudian bangun dan melihat sekitar dan dia melihat Zen yang tertidur di sofa.
'kak Zen ketika tidur tampan sekali, andai kak Zen bukan saudara kandung Ryu mungkin aku dan kak Zen sudah bersama' ucapnya dalam hati.
Mereka berdua tidak menyadari jika mereka satu pemikiran, dan mereka lebih memilih untuk membuat adik mereka bahagia daripada mereka menghancurkan kebahagiaan adik mereka.
Suki yang melihat Zen tidur di sofa sebenarnya tidak tega, tapi dia juga tidak berani membangun kan Zen.
Zen yang memang kelelahan, karena mengendong Suki dari tempat pelelangan sampai ke Istana.
Suki kembali merebahkan diri nya, dan dia juga memilih untuk tidur juga kerena kepalanya agak sedikit pusing.
Suki kembali tertidur di kamar tamu milik Zen, mereka berdua tertidur sampai sore, Zen yang bangun lebih awalh melihat Suki sedang tidur membiarkannya untuk tidur lebih lama.
"Sebaiknya aku mandi sekarang!" Ucap Zen dan berjalan ke kamar mandi.
Setelah mandi Zen kemudian membangun kan Suki yang masih tidur.
"Hey mau sampai kapan kamu mau tidur, hari sudah sore!" Ucap Zen membangun kan Suki dengan lembut.
"Iya kak Zen, sebentar lagi aku masih ngantuk!" Balas Suki.
"Jika seperti itu apa aku perlu memanggil adikmu untuk membangun kan mu!" Ancam Zen dengan sedikit tersenyum.
"Baik-baik aku bangun!" Balas Suki yang turun dari tempat tidur.
Suki berjalan ke kamar mandi untuk membasuh muka, setelah selesai dia pamit kembali ke kamar miliknya.
"Kak Zen aku kembali ke kamarku dulu ya!" Kata Suki memberi tahu ke Zen.
"Iya kamu juga pasti di cari karena dari pagi belum terlihat!" Balas Zen dengan senyuman.
Suki keluar dari kamar milik Zen, setelah beberapa saat kemudian ada orang yang mengetuk pintu kamar Zen.
"Siapa?" Tanya Zen.
"Ini aku kak Zen, Sisi!" Balas orang yang mengetuk pintu.
"Masuk saja pintunya tidak di kunci!" Balas Zen.
"Baik, aku masuk!" Balas sisi.
Saat Sisi masuk ke kamar Zen, dia melihat Zen yang sedang merapikan tempat tidur, dan pandangannya tertuju pada dua buah pedang katana milik Zen.
"Kak Zen pedang apa itu?" Tanya Sisi kepada Zen.
"Oh, pedang itu namanya katana!" Balas Zen yang masih merapikan tempat tidur.
'katana, aku belum pernah mendengar nama senjata ini' guma Sisi.
"Apa kamu berkata sesuatu?" Tanya Zen.
"Tidak kak!" Balas sisi.
"Oh iya, kamu kesini apa mau memberitahu kalau Ryu sudah sadar!" Kata Zen.
"Kenapa kakak bisa tahu?" Tanya Sisi dengan binggung.
"Kamu tidak perlu tahu bagaimana caranya aku bisa tahu!" Balas Zen.
"Kamu beritahu dia aku akan segera ke sana!" Ucap Zen.
"Baik kak, jika seperti itu aku pamit dulu!" Ucap Sisi yang pamit kepada Zen.
"Iya!" Balas Zen secara singkat.
Setelah Sisi keluar dari kamar dia menuju ke kamar milik Ryu, setelah dia sampai dia memberitahu kalau Zen akan segera kesini.
"Kak Zen katanya akan segera kesini!" Ucap Sisi.
"Kakak memang sedang apa?" Tanya Ryu.
"Kak Zen sedang merapikan tempat tidur!" Balas Sisi.
"Oh, tapi tumben kakak tidur sampai sore!" Ucap Ryu yang membuat Sisi bertanya.
"Memangnya kak Zen biasanya tidur seberapa lama?" Tanya Sisi.
Ryu yang mendengar pertanyaan itu langsung menceritakan kebiasaan kakaknya, meski Zen tidur larut malam tapi dia tetap bisa bangun pagi dan jika dia siang tidur, dia hanya tidur paling lama dua jam jika tidur siang.
Penjelasan Ryu membuat Sisi terkejut, bagaimana tidak bisa dibilang Zen adalah orang yang paling rajin, karena bisa dilihat dari kebiasaa milik Zen, dia bisa dikategorikan orang yang tidak malas.
Ryu dan Sisi yang sedang berbicara dikejutkan dengan suara ketikan pintu.
"Siapa?" Tanya Sisi.
"Ini aku Zen!" Balas orang yang mengetuk pintu.
"Masuk saja kak!" Balas Ryu.
Zen kemudian membuka pintu kamar dan dia masuk, tidak lupa dia juga menutup pintu kamar, setelah menutup pintu kamar, dia melihat Ryu yang duduk di pinggir kasur dan Sisi yang duduk di samping Ryu.
"Jadi bagaimana keadaan mu Ryu setelah tidak sadarkan diri selama satu hari?" Tanya Zen.
"Sudah lumayan baik, tapi kepalaku masih sedikit pusing!" Balas Ryu.
Zen kemudian mendekati Ryu dan membisikkan sesuatu.
"Besok pagi kita pergi meningkatkan level, karena kamu masih level 40!" Kata Zen kepada Ryu dengan berbisik.
"Baik, aku juga mau tanya kakak sekarang berada di level berapa?" Tanya Ryu.
"Aku berada di level 64!" Balas Zen.
Setelah selesai berbisik Zen kemudian bertanya kepada Sisi tentang informasi guild petualang.
"Oh iya, Sisi aku mau bertanya kepada mu tentang informasi dari guild petualang!" Kata Zen yang bertanya kepada Sisi.
"Kakak memang mau informasi yang seperti apa?" Tanya Sisi yang menyetujui pertanyaan Zen.
"Seperti level dan tingkatan pangkat petualang!" Jelas Zen.
Sisi yang mendengar itu langsung menjelaskan beberapa informasi yang menurut nya penting.
"Di guild petualang rata-rata mereka berlevel 20 sampai level 100 tapi, juga ada beberapa orang yang telah sampai ke level 250!" Jelas Sisi.
"Dari level mereka juga menentukan pangkat mereka, seperti level 20–25 berperingkat E, level 26–30 berpangkat E+, level 31–35 berpangkat E++, level 36–40 berpangkat D, level 41–45 berpangkat D+, level 46–50 berperingkat D++, level 51–55 berpangkat C, level 56–60 berpangkat C+, level 61–65 berpangkat C++, level 66–70 berpangkat B, level 71–75 berpagkat B+, level 76–80 berpangkat B++, level 81–85 berpangkat A, level 86–90 berpangkat A+, level 91–95 berpangkat A++, level 96–100 berpangkat S, level 101–125 berpangkat S+, level 126–150 berpangkat S+, level 151–175 berpangkat SS, level 176–200 berpangkat SS+, level 201–225 berpangkat SSS!" Lanjut penjelasan Sisi dengan panjang dan mudah di pahami.
Zen dan Ryu yang mendengar itu langsung bertekat untuk menjadi yang terkuat, dan Zen juga melupakan satu informasi yang lumayan penting, yaitu dungeon.
Jika Zen bertanya tentang informasi seperti dugeon, maka dia akan di tannyai darimana dia berasal dan bagaimana dia sampai di dunia ini.
"Sistem apakah di dunia ini juga ada dugeon?" Tanya Zen dalam pikiran.
[Ada tuan, disetiap kerajaan memiliki tiga jenis dungeon dan ada beberapa dungeon tersembunyi yang tidak diketahui oleh orang]
Zen merasa sedikit lega karena dia tidak bertanya kepada Sisi apakah ada dungeon atau tidak, Zen kemudian membisikkan sesuatu kepada Ryu.
"Jangan bertanya informasi tentang dungeon, bisa-bisa kita dalam maslah besar!" Ucap Zen.
"Baik!" Balas Ryu yang juga berbisik kepada Zen.
Setelah mendengar informasi dari Sisi, tiba-tiba pitu dibuka oleh Raja, Ratu dan Suki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
masgeng
mantap harus segera dilevel sss++
2021-10-16
0
revilion
bruh cuma ekornya doang ternyata
2021-10-10
0
_Lembayungsenja
tingkatan yang sangat rumit
2021-07-14
1