Disebuah tempat yang berwarna putih terdapat tiga sosok orang, dua orang Lelaki dan seorang Wanita.
Ya mereka adalah Zen, Rey dan Ibu mereka.
Mereka bertiga saling melepas rindu, karena bisa dipertemukan kembali.
Zen dan Ryu yang merasakan senang, karena bisa bertemu dengan Ibu mereka, begitu juga Ibu mereka.
Zen dan Ryu menceritakan tentang kehidupan mereka sehari-hari sebelum dibunuh, Ibu mereka yang mendengarkan juga sedikit sedih, karena Dia tidak menyangka jika kedua anaknya akan menjadi pembunuh bayaran yang terkenal.
Disaat Zen dan Ryu sedang bercerita, mereka berdua di hentikan oleh Ibu nya.
"Saatnya kalian tau siapa sebenarnya Ibu, karena Ibu tidak punya banyak waktu untuk menemani kalian berdua!" Potong Ibu mereka dengan nada sedikit sedih.
Zen dan Ryu yang mendengarkan suara Ibu mereka dengan nada sedih langsung berhenti bercerita.
"Kenapa Ibu bilang seperti itu?" Tanya Zen.
"Iya Bu, kenapa padahal kita baru bertemu!" Tambah Ryu.
"Maafkan Ibu kalian, bukan karena Ibu ingin berpisah dengan kalian, tapi karena Ibu memiliki banyak tugas yang harus Ibu kerjakan!" Kata ibu Zen dan Ryu dengan nada sedih, karena harus berpisah dengan kedua anaknya lagi.
"Ibu sebenarnya adalah Dewi Pencipta!" Kata Ibu mereka dengan nada sedih.
"Apa!!" Zen dan Ryu yang mendengar itu langsung berteriak secara bersamaan karena kaget.
"Iya Ibu adalah Dewi Pencipta, dan waktu Ibu tidak lama lagi maka dari itu Ibu akan pergi, tapi sebelum itu Ibu akan memberi kalian satu kali kesempatan untuk hidup!" Kata Dewi pencipta karena ingin melihat kedua anaknya hidup kembali.
"Ibu bilang ingin menghidupkan Zen dan juga Ryu??" Tanya Zen dengan nada sedikit penasaran.
"Iya Bu, memangnya bisa menghidupkan kami berdua??" Tanya Ryu yang mendukung Zen.
"Ibu bisa menghidupkan kalian lagi tapi tidak di dunia kalian yang dulu, tepatnya kalian akan berada di dunia yang dimana orang kuat yang menindas orang lemah!" Jelas Dewi pencipta untuk meyakinkan kedua anaknya.
"Tunggu dulu Bu, jika di dunia yang akan kami tempati yang kuat menindas yang lemah, apakah kami akan menjadi orang yang lemah dan tidak berguna??" Tanya Ryu dengan sedikit khawatir jika mereka akan hidup dengan tidak mempunyai kekuatan apapun.
"Iya benar apa kata Ryu Bu, jika kami hidup lagi kami tidak memiliki informasi dari dunia itu dan kami juga tidak mempunyai apa-apa!" Tambah Zen dengan memperkuat pertanyaan Ryu.
"Kalian berdua tidak perlu khawatir maslah itu, kalian akan bertambah kuat seiring berjalannya waktu, dan ibu juga memiliki hadiah disaat kalian hidup di dunia baru nanti!" Kata Dewi Pencipta dengan senyuman hangat, Zen dan Ryu yang melihat senyuman itu tidak bisa menolak.
"Baiklah, kami akan melakukan yang terbaik untuk Ibu!" Kata Zen dan Ryu serempak dengan pasrah.
"Begitu dong ini baru anak-anak Ibu!" Jawab Dewi Pencipta dengan nada senang.
Zen dan Ryu yang melihat itu pun juga ikut senang, karena bisa melihat Ibu mereka tersenyum karena mau menuruti keinginan ibu mereka.
"Baik kita akan bertemu lagi jika kalian sudah menjadi pahlawan untuk dunia kalian yang baru!" Kata Dewi pencipta dengan semangat.
"Tunggu, Ibu bilang kami bisa bertemu dengan Ibu disaat telah menjadi pahlawan?" Tanya Zen dengan bingung.
"Iya di dunia baru kalian ada yang namanya pahlawan, Ibu berharap kalian bisa menjadi seperti mereka!" Balas Ibu mereka berharap.
"Kami akan melakukan yang terbaik!" Jawab Zen.
"Iya Ibu tenang saja, Aku dan Zen pasti bisa melakukan tugas dari Ibu!" Tambah Ryu dengan semangat.
"Itu benar, Ibu tidak usah khawatir!" Kata Zen menyetujui ucapan Ryu.
Dewi Pencipta yang mendengar itu langsung bahagia, karena kedua Anaknya yang bersemangat.
"Baik kalian jalani lah kehidupan baru kalian dengan penuh semangat!" Balas Dewi Pencipta.
"Kami akan melakukan nya!" Balas Zen.
"Semoga kita bisa bertemu secepatnya!" Kata Dewi Pencipta yang mengecup kening kedua anaknya.
"Pasti!" Jawab Zen dan Ryu serempak.
Tiba-tiba pandang Zen dan Ryu menjadi sialau, setelah beberapa saat mereka membuka mata dan mereka sanagat terkejut dengan apa yang ada di depan mata mereka, runga yang serba putih tadi telah berubah menjadi hamparan hutan yang luas.
"Ayo kita lihat sekitar!" Kata Zen.
"Iya, sekalian jalan-jalan!" Jawab Ryu.
'Kira-kira hadiah apa yang diberikan oleh Ibu kepada kita ya' tanya Zen dalam hati.
'Aku dan Zen tidak salah menuruti kamauan Ibu' kata Ryu dalam hati.
Disaat mereka sedang melihat-lihat alam sekitar, mereka menemukan sebuah pemandangan yang indah.
Pemandangan yang mereka lihat adalah sebuah danau yang luas dan indah.
Saking indahnya Ryu sampai terpana dengan keindahan alam yang ia lihat bersama Zen, tapi bagi Zen pemandangan seperti itu adalah hal biasa, karean Zen adalah tipe orang yang dingin terhadap sekitar.
"Apakah ini mimpi?" Tanya Ryu.
"Ini bukan mimpi!" Jawab Zen datar.
"Tolong pukul aku agar terbangun dari mimpi ini!" Ucap Ryu dengan sedikit keraguan dengan suasana sekitarnya.
Zen yang mendengar itu langsung memukul kepala Ryu sebanyak tiga kali hingga muncul beberapa benjolan di kepala Ryu.
Ryu yang di pukul pun langsung marah karena dia dipukul sebanyak tiga kali.
"Kenapa kakak memukul ku tiga kali, haa!" Tanya Ryu dengan nada sedikit tinggi dan marah kepada Zen.
"Kan kau yang minta di pukul untuk membuktikan ini mimpi atau bukan!" Jawab Zen dengan muka datar tak bersalah.
"Sialan kau kakak!" Ucap Ryu ingin memmbalas pukulan yang diberikan Zen.
"Sudah lebih baik kita sekarang melihat situasi yang ada di sekitar danau ini!" Saran Zen kepada adiknya yang sedang ngambek.
"Kakak lihat saja sendiri Aku masih mau disini!" Balas Ryu dengan sedikit kesal.
"Baik jika seperti itu!" Zen langsung berjalan meninggalkan Ryu.
Ryu yang melihat itu langsung berlari kearah Zen.
Zen yang menyadarinya langsung bertanya.
"Kenapa ikut aku, katanya tidak mau ikut!" Tanya Zen menggoda adiknya.
"Kau gila adikmu kau tinggalkan sendiri ditempat yang baru saja kita lihat, jika ada hal yang membahayakan dan membuatku mati Ibu pasti akan marah!" Balas Ryu dengan mencari alasan.
mereka akhirnya melanjutkan untuk mengecek keadaan sekitar, setelah berjalan beberapa menit mereka dikejutkan lagi dengan pemandangan yang tiada duanya.
"Kak tolong pukul aku lagi!" suruh Ryu.
"Baik seperti apa yang kamu minta!" Jawab Zen dengan senyuman jahil.
Zen memukul kepala Ryu empat kali sampai keluar benjolan besar yang ada di kepalanya.
"Kenapa kau memukulku empat kali, tadi kamu memukul ku tiga kali apa masih kurang!" Teriak Ryu marah kepada Zen.
"Kan kamu yang minta di pukul, kenapa menyalakan kakakmu!" balas Zen dengan nada tidak bersalah.
"Akan kubalas kau sekarang kak!" Teriak Ryu.
Ryu langsung menuju ke arak zen dan memukulnya, pertengkaran pun terjadi diantara mereka.
Pertengkaran mereka berhenti karena dikejutkan oleh suara yang ada di kepala mereka.
Ding!
[Selamat untuk kalian berdua karena telah mengaktifkan sistem]
Suara tersebut membuat mereka berdua kaget, "siapa itu?" Tanya Zen dengan bingung.
Ding!
[Aku adalah sistem yang diberikan oleh Dewi Pencipta kepada kalian berdua]
[Kalian juga mendapatkan hadiah spesial dari Dewi Pencipta, apakah kalian ingin melihat hadiah itu]
Tanya sistem itu kepada mereka berdua.
Gambar karakter Zen di dunia baru.
Gambar karakter Ryu di dunia baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Karebet
💪💪💪
2021-11-01
0
masgeng
sistem lagi
2021-10-16
0
Enjang Prasetiyo
yang paling gue heran ngapain ibunya takut kalo anak mereka bakal dibunuh
2021-07-28
1