Di sebuah kamar terdapat tiga orang, yaitu dua orang laki-laki dan satu orang perempuan, mereka adalah Zen, Ryu dan Sisi.
Setelah mendapatkan informasi dari Sisi, pintu kamar tamu milik Ryu tiba-tiba dibuka, dan yang membuka adalah Raja.
Raja kemudian masuk dan di ikuti oleh Ratu dan dan Putri pertama mereka yaitu Mitsuki, setelah mereka masuk Raja, Ratu dan Suki terkejut karena melihat ada Zen yang bersandar di dinding kamar, sedangkan Ryu dan Putri mereka duduk bersebelahan di pinggir kasur.
"Jika Raja mau menanyakan pendapat Ryu, maka sekarang adalah waktu yang tepat!" Ucap Zen.
"Iya, jika seperti itu apakah tuan Ryu mau menikah dengan Sisi, atau jika bisa menjadi tunangan dari Sisi?" Tanya sang Raja.
Sisi dan Ryu yang mendengar itu langsung kaget, sedangkan Zen dan Suki yang melihat itu langsung saling pandang.
"Biarkan mereka yang menyelesaikan nya!" Ucap Zen kepada Suki dan yang kemudian berjalan keluar kamar.
"Iya kamu benar kak!" Balas Suki juga berjalan keluar kamar.
Ryu dan Sisi yang melihat kakak mereka keluar dari kamar langsung berteriak.
"Kakak tunggu, bantu aku!" Ucap Ryu dan Sisi serempak.
"Keputusan berada di tangan kalian, jadi apa gunanya jika aku membantu!" Bantah Zen yang telah keluar kamar.
"Yang kak Zen bilang itu benar, jadi kalian semangat ya!" Balas Suki dengan menggoda keduanya.
Suki juga keluar kamar mengikuti Zen, yang tersisa hanyalah Raja, Ratu, Sisi, Dan Ryu, Raja kemudian memulai pembicaraan.
"Jadi, apakah kamu mau menerima nya?" Tanya sang Raja kepada Ryu.
"Sebenarnya saya tidak keberatan jika menerima tawaran dari anda, tapi itu juga tergantung dari putri anda sendiri!" Balas Ryu yang menyetujui ucapan Raja.
Sisi yang mendengar itu menjadi bahagia, dia langsung memeluk Ryu.
"Aku akan selalu mengikuti perkataan dari Ryu!" Ucap Putri Sisi yang bahagia.
"Baik jika seperti itu, kamu msu menikahinya langsung atau bertunangan dulu?" Tanya Raja kepada Ryu.
"Sebaiknya Ryu bertunangan saja dulu, karena mereka berdua baru kenal akan terjadi konflik jika langsung menikah!" Saut Zen yang tiba-tiba datang dengan Suki.
Tidak ada yang mengetahui Kedatangan Zen dan Suki, setelah mendengar perkataan dari Zen, sang Raja tau apa maksud dari perkataan Zen.
"Kak sialan kau, tadi saat dibutuhkan menghilangkan dan tiba-tiba muncul disaat aku sudah menentukan jawaban!" Ryu yang marah karena ulah Zen.
"Iya, Ryu benar kenapa kalian berdua meninggalkan kami saat sedang sulit dan datang ketika masalah sudah selesai!" Sambung Sisi dengan marah.
"Apa jangan-jangan kalian berdua juga sudah saling suka?" Lanjut Ryu dan Sisi bertannya kepada mereka secara bersamaan.
Zen dan Suki yang mendengar itu langsung menghela nafas.
"Sebenarnya kalian separuh salah dan separuh benar!" Ucap Suki.
"Iya, kami memang dari awal sudah saling suka tapi, karena aturan tertentu kami berdua berjanji!" Jelas Zen yang menjelaskan kepada semua yang ada didalam ruangan.
Setelah mendengar penjelasan Zen, Raja dan Ratu paham apa yang dimaksud dengan aturan tertentu.
"Ayah dan Ibunda seharusnya sudah paham bukan dari penjelasan kak Zen!" Ucap Suki.
"Sebenarnya aku dan kak Zen sudah berjanji akan menjadi saudara angkat karena tidak mau merebut kebahagiaan milik Ryu dan Sisi! Jelas Suki dengan melanjutkan perkataannya.
Ryu dan Sisi yang mendengarkan penjelasan dari kakak mereka menjadi binggung, karena mereka tidak tau maksud dari perkataan kakak mereka.
Setelah beberapa lama mereka berdiskusi untuk meresmikan pertunangan dari Ryu dan Sisi, mereka kemudian kembali ke kamar masing-masing.
Sore telah menjelang ke waktu jam makan malam, mereka semua berkumpul di ruang makan untuk makan bersama.
Setelah selesai makan mereka kembali ke kamar masing-masing, tapi tidak untuk Ryu dan Sisi, mereka berdua sudah disuruh oleh Raja dan Ratu untuk tidur bersama.
Sebelum makan malam selesai tadi mereka sempat berdebat, karena soal tidur bersama karena masih terlalu awal untuk tidur bersama.
Tapi Zen dan Suki mendukung Raja dan Ratu yang memaksa mereka untuk tidur bersama, Ryu dan Sisi yang kalah telah langsung terdiam, sedangkan Zen dan Suki saling melempar senyum kemenangan, karena berhasil membantu Raja dan Ratu.
'sialan kamu kak, suatu saat akan aku balas perbuatan mu' ucap Ryu dalam hati dengan marah.
'kenapa bisa seperti ini, ini semua karena kakak, kalian akan aku balas nanti' ucap Sisi dalam hati yang kesal karena kelakuan dari kakak nya.
Mereka berdua telah sampai di dalam kamar, suasana canggung terjadi diantara mereka, Ryu yang tidak berpengalaman untuk memecah kecanggungan, dan Sisi yang sangat malu dan sedikit salah tingkah karena pertama kalinya dia tidur dengan laki-laki.
Mereka tidak tau harus bagaimana untuk membuka pembicaraan, akhirnya Ryu mulai membuka pembicaraan dengan sedikit canggung.
"Kamu tidur di kasur saja biar aku yang tidur di sofa!" Kata Ryu yang sedikit malu.
"Ti...tidak boleh begitu, jika besok ada yang tau kalau kita tidurnya seperti itu, maka akan menjadi masalah!" Bantah Sisi dengan sedikit kaku.
"Iya benar juga, kakak juga biasanya bisa masuk kamar, meski kamar sudah terkunci rapat!" Ucap Ryu.
"Hufft baiklah, mari kita tidur, jika seperti ini terus nanti kita bisa begadang!" Ucap Ryu yang mengajak Sisi untuk tidur.
"Ba...baik!" Balas Sisi denga wajah yang mulai memerah.
"Jabga khawatir, aku tidak akan melakukan hal-hal yang tidak perlu!" Kata Ryu.
Akhirnya mereka tidur bersama di atas kasur, tapi posisi tidur mereka saling membelakangi.
Sedangkan di sisi Zen kali ini yang masih belum tidur dan berada di taman dekat pohon beringin.
"Kamu kenapa belum tidur!" Ucap Zen yang tiba-tiba mengagetkan Suki.
"Kak Zen, kamu membuatku kaget saja!" Kata Suki.
"Aku belum mengantuk!" Balas Suki dengan sedikit kesal, karena dikagetkan oleh Zen.
Zen kemudian melihat kearah Suki, dia sudah menggunakan pakaian tidur yang sedikit tipis, tapi Zen sama sekali tidak tergoda.
"Kamu sudah memakai pakaian seperti itu, lali berjalan keluar kamar, apa tidak dingin!" Tanya Zen dengan sedikit dingin.
"Sebenarnya sedikit dingin, tapi aku tidak punya jaket atau mantel!" Jawab Suki yang kemudian duduk di samping Zen.
Zen yang mendengar itu langsung menatap Suki, kemudian mencubit pipinya dan berkata.
"Jika kamu tidak punya, kenapa tadi pagi kamu tidak bilang kepadaku?" Tanya Zen dengan sedikit kesal.
"Aduh sakit kak!" Kata Suki yang meringis kesakitan.
"Iya aku minta maaf, tadi disaat kita pergi aku lupa jika ingin membeli pakaian karena bertemu dengan anak dari perdana menteri sialan itu!" Lanjut Suki dengan meminta maaf.
Zen kemudian melepaskan jaketnya dan menutupi tubuh Suki, agar tidak kedinginan karena angin malam.
"Kakak apa yang kamu lakukan?" Tanya Suki dengan wajah memerah.
"Aku melakukan ini agar kamu tidak sakit!" Balas Zen dengan senyuman hangat.
Setelah Zen melepaskan jaketnya dan memberikannya kepada Suki, Suki melihat belati yang ada di pinggang kiri Zen.
"Kakak, kamu sebenarnya memiliki job sebagai apa?" Tanya Suki.
"Aku mempunyai dua job!" Kata Zen dengan sedikit tersenyum.
"Job pertama ku adalah Assassin dan job kedua ku adalah Dual Sword!" Lanjut Zen.
Suki yang mendengar Zen mempunyai dua job langsung kaget, karena orang yang mempunyai dua job sangatlah jarang.
"Kakak sunggu mempunyai dua job itu?" Tanya Suki lagi.
"Kamu sudah melihat belati di pinggang kiri ku bukan, akan aku tunjukkan kedua belati yang biasanya aku gunakan!" Kata Zen kemudian mengambil kedua belati miliknya.
Suki terkejut melihat kedua warna belati itu, karena belati itu memiliki elemen yang berlawanan, Suki bisa melihat itu karena dia mempunyai mata khusus yang bisa melihat kualitas sebuah barang hannya dengan melihat barang itu.
Kedua warna belati itu berwarna hitam dan putih, dan aura yang di pancarkan juga berlawanan, Suki yang melihat kedua belati itu terdiam sesaat.
"Kak Zen, mustahil jika kamu bisa menggunakan dua belati ini, jika itu bisa berarti kak Zen mempunyai elemen ganda!" Kata Suki dengan sedikit ragu akan pertanyaan nya.
"Yang kamu bilang itu benar, aku memang memiliki elemen ganda, elemen pertama ku bukankah kamu sudah pernah melihatnya!" Kata Zen dengan mengelus kepala Suki.
Suki yang diperlukan seperti anak kecil sedikit kesal, tapi disaat di diperlakukan seperti anak kecil dia merasa sedikit bahagia, karena hanya Zen yang paham akan keadaan Suki.
"Jadi, apa elemen kakak yang satunya itu eleme air?" Tanya Suki kepada Zen.
"Bukan air, tepatnya elemen Es!" Jawab Zen dengan santai.
"Elemen api milik ku juga telah berevolusi menjadi magma!" Lanjut Zen.
"Apaa!" Teriak Suki dan mulutnya langsung di tutup oleh Zen.
Setelah Suki sedikit tenang, Zen kemudian menjelaskan, bagaimana elemen milikya bisa berevolusi, tapi dia tidak bilang jika elemen yang dia miliki berasal dari buah iblis.
Suki yang mendengar penjelasan milik Zen hanya bisa terdiam, dan Suki juga penasaran berapa level yang dimiliki oleh Zen.
"Oh iya kak, kamu belum memberi tahu ku, sekarang kakak berada di level berapa?" Tanya Suki.
"Aku akan menjawab jika kamu memberi tahu apa elemen yang kamu miliki, job yang kamu miliki dan kamu berada di level berapa!" Balas Zen bertanya kepada Suki.
Suki yang mendengar pertanyaan dari Zen langsung terdiam, karena dia tidak pernah memberi tahu kepada siapapun tentang identitas yang dia miliki.
"Jika seperti itu, kakak harus berjanji untuk tidak memberi tahu siapapun tentang informasi milik ku!" Jawab Suki yang meminta Zen untuk berjanji.
"Baik, tapi kamu juga tidak boleh memberitahukan tentang informasi milik ku juga!" Balas Zen kepada Suki.
"Sepakat!" Jawab Suki yang menyetujui perkataan Zen.
"Aku sekarang berlevel 39, aku mempunyai elemen angin dan job milik ku adalah female sword user!" Kata Suki yang memberi informasi miliknya.
Zen yang mendengar job komik Suki juga terkejut, karena job yang dimiliki oleh Suki termasuk job langka.
"Baik, Aku sekarang berada di level 64!" Kata Zen.
Suki yang mendengar level milik Zen langsung berfikir jika level yang dimiliki oleh Ryu juga sama.
'apa level yang dimiliki oleh Ryu juga sama seperti level milik kak Zen' pikir Suki.
"Dan jika kamu berfikir jika Ryu berada di level yang sama dengan ku maka kamu salah!" Jelas Zen kepada Suki yang sedang berfikir.
Suki yang mendengar itu langsung sadar, dia sebenarnya ingin menaikkan level miliknya, tapi karena peraturan istana jadi dia tidak bisa menaikkan level miliknya.
"Apa kamu ingin aku latih menggunakan pedang, disaat kamu bertarung dengan ku kemarin gerakan mu masih sedikit kaku!" Ucap Zen yang memberi penawaran kepada Suki.
"Apa kak Zen tidak keberatan?" Tanya Suki.
"Aku tidak akan keberatan untuk melatih adik ku sendiri!" Balas Zen dengan senyuman yang hangat.
Suki yang mendengar jika Zen mau mengajariny menjadi sangat senang, saking senang nya dia memeluk tubuh Zen dengan erat dan berterima kasih kepada Zen.
"Terimakasih kak, jika kamu tidak datang ke kerajaan ini mungkin aku tidak akan pernah berubah!" Kata Suki yang masih memeluk Zen dengan menangis.
"Sudah kamu jangan menangis, besok pagi apakah kamu mau ikut denganku ke hutan untuk menaikkan level?" Ucap Zen yang menenangkan Suki dan mengajaknya ke hutan untuk menaikkan level.
"Iya kak, aku mau ikut!" Balas Suki yang masih memeluk Zen.
Zen yang dipeluk oleh Suki hanya bisa geleng-geleng kepala, karena sifat yang dimiliki oleh Suki termasuk sifat orang Zen sukai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
masgeng
adegan roman
2021-10-16
0
Oura Gaming
Ahh gak kuat baca adegan romantis
2021-04-12
1
Alice(*˘︶˘*).。.:*♡
hu... saya iri😭😭
2021-02-20
7