Episode 15

"Papa.. mama.. Auww.."

 

 

Karena terlalu senang mendengar papa dan mamanya sudah datang lia berlari begitu saja seakan lupa dengan luka di kakinya.

 

 

Alex langsung melepaskan tangan angel dan menghampiri lia yang jadi dipapah lio.

 

 

"Sayang, kakinya kenapa?" tanya alex pada lia.

 

 

"Gak papa, lia teledor kena mangkuk. hihi... gendong pa, sakit." pinta lia pada alex.

 

 

"Sengaja pasti cari perhatian papanya kan.." Alex langsung menggendong lia masuk ke kamarnya.

 

 

"Mama, ke kamar lia. Lia tunjukin seseorang. Tapi jangan kaget ok."

 

 

"Kenapa emang?" tanya ara mendekati lia yang digendong alex. Mereka berjalan menuju kamar lia.

 

 

"Kak ali Ganteng banget mama. Kan kalau dulu suka potong rambut poni batokan. Sekarang gak, gantenggg banget."

 

 

"Kemaren aja marah-marah sama kak ali. Sekarang muji-muji." kata lio yang juga ikut berjalan ke kamar lia, lio berdiru dan merangkul ara yang lebih pendek dari lio.

 

 

"Kenapa marah-marah?" tanya ara melirik lio.

 

 

"Ya abis nyebelin, gak ngaku kak ali. Oh iya, kak ali lumayan lupa sama mama dan papa, jadi mama jangan kaget ya, mama sama papa ceritain aja yang sebenarnya." kata lia lagi.

 

 

Angel dibelakang sana dicuekin. Angel hanya melihat keluarga ara yang bahagia. Angel tersenyum licik.

 

 

'bentar lagi gak ra.' batin angel.

 

 

angel pergi dari sana. Dia harus menyiapkan makanan malam untuk sambutan ara dan alex yang baru datang.

 

 

"asik kali kalau dikerjain ya." kata angel sambil jalan ke dapur hotel.

 

 

Angel memerintahkan para pelayan untuk menyiapkan makanan yang banyak, di meja makan keluarga. Angel menemui oma untuk memberitahu kedatangan Ara dan alex.

 

 

"Langsung lamar lia, ya Ngel nanti." Kata oma pada angel yang masuk ke kamar oma.

 

 

"Iya oma, buat oma apa yang enggak." kata angel menuntun oma ke meja makan. Oma terlihat senang. Kalau oma senang angel bisa minta apa aja.

 

 

***

 

 

Nathan terdiam mematung di kamar lia. Nathan gugup akan bertemu dengan ara dan alex, rasanya bukan dendam di hati-hati nathan, dendam yang selama ini angel tanamkan pada nathan, tapi anehnya ini lebih ke rindu yang sangat dalam.

 

 

"Ma, kak nathan, kak ali." Kata lia menunjuk nathan yang mematung di kamarnya dan menatap ara dan alex.

 

 

Ara menangis melihat alinya, yang sudah dewasa dan berubah. Alex juga, dia menurunkan lia dan menatap ali yang selama ini mereka cari. Ara selalu bilang kalau ali belim tiada, karena setelah kecelakaan itu jasad ali tak pernah ditemukan.

 

 

"Ali... mama kangen." ara langsung memeluk alinya, yang sekarang tentu jauh lebih tinggi dari ara.

 

 

Tanpa sadar, nathan yang dipeluk ara menangis. Rasanya juga dia rindu dengan pelukan wanita didepannya, yang menyebutnya mama. Alex juga mendekati ali, menatapnya tak percaya.

 

 

 

 

 

 

"Makin ganteng li." Kata alex menepuk pundak ali.

 

 

Ara melepaskan pelukannya, membiarkan alex bergantian untuk memeluk ali. Alex langsung menarik ali dan memeluknya. Nathan tertawa mendengar pujian alex.

 

 

"Makasih, pa." kata ali, ragu memanggil alex papa.

 

 

"Udah ketemu kak ali, anaknya yang dua udah deh gak dibutuhin." Kata lia yang sekarang duduk dipinggir ranjangnya. Bersama lio.

 

 

"Ya enggak lah." Kata ara ikut duduk disamping lia.

 

 

Alex menarik ali duduk disamping ara, lalu dia duduk disamping ali, dipinggir ranjang lia.

 

 

"Ali sehat?" tanya ara menatap ali, menyentuh dan menggenggam tangan ali, seakan tak mau lagi kehilangan ali.

 

 

"Sehat,"

 

 

"Panggil mama kak, sehat mama." kata lia mengajati nathan.

 

 

"Sehat, mama."

 

 

Ara dan alex tertawa, ali seperti anak kecil yang nurut disuruh lia. Ara membawa beberapa kenangan, handycam yang merekam beberapa kenangan ali kecil dengan mereka. Nathan melihat dan memperhatikannya. Jauh berbeda dari apa yang angel selalu ceritakan.

 

 

"Boleh nathan minta beberapa vidio nanti?" Kata nathan, yang masih kikuk menyebut dirinya Ali.

 

 

"Boleh." ara mengangguk. Ara tak berhenti memandang alinya yang sudah tumbuh dewasa. Bersyukur ali selamat dari kecelakaan itu.

 

 

"Tuan nathan, dipanggil oma sama nyonya di meja makan keluarga." Kata seorang pelayan yang mengetuk pintu dan terpaksa masuk ke kamar lia.

 

 

"Iya. Saya kesana." kata nathan.

 

 

"Mama, nathan, ali boleh minta satu permintaan, oma sudah anggap ali sebagai nathannya oma, cucu oma yang juga hilang dikecelakaan itu. Tolong panggil nathan ya, jangan ali kalau didepan oma." Kata nathan melirik ara dan alex.

 

 

"Iya." Ara dan alex mengangguk.

 

 

"Lagi pula ali dan nathan jauh lebih keren nathan kak. Ali poninya batok dulu, nathan ganteng banget kata lia. Ya kan liaaa?" kata lia menggoda lia.

 

 

"Siapa yang bilang ganteng banget, yooo?" kata nathan melirik lio seakan tak percaya.

 

 

"Mama, kenapa gak bikinin lia suadara perempuan dulu, lia kan jadi gak ada komplotannya mama." Rengek lia pada ara. Alex malah tertawa.

 

 

"Mau dibikin sekarang lia?" tanya alex melirik ara dengan tatapan genit.

 

 

"Ihh apaan sih."

 

 

Nathan mendapat pesan dari oma, katanya oma minta orang tua lia buat cepet dateng ke ruang makan. Nathan langsung meminta ara dan alex ke ruang makan.

 

 

"Lia, mau aku bantu gak?" Nathan malah mendekati lia yang baru berdiri.

 

 

"Lia senengkan pasti ketemu kak ali, yanh diidolain dari dulu, yang katanya pasti kalau kak ali jauh lebih perhatian dan manis dari pada kak lio yang suka jail." Kata ara melirik sikap manis nathan ke lia.

 

 

Lia malu banget, ketahuan deh dari dulu emang udah suka dan muji ali, alias nathan.

 

 

"mama jangan diomongin disini. Nanti orangnya kepedean." Kata lia berbisik menatap mamanya.

 

 

"Udah denger lia." Timpal nathan.

 

 

Nathan meminta pelayan untuk membawakan kursi roda yang sengaja nathan beli untuk lia. Nathan menggendong lia dan mendudukannga di kursi roda. Nathan mendorong kursi roda itu menuju ke ruang makan, bersama dengan ara dan alex yang ikut ke ruang makan.

 

 

***

 

 

"Selamat datang di paris, mama dan papanya lia." Kata oma menyapa keduanya.

 

 

"Silakan duduk, Nikmati makanannya baru kita lanjutkan pembicaraan." Kata oma mempersilakan ara dan alex duduk ditempatnya.

 

 

"Terimakasih..." Ara bingung mau panggil apa?

 

 

"Oma, mama. Panggil oma." Kata lia menyambung ara.

 

 

"Terimakasih oma."

 

 

Semua sibuk menikmati makan malamnya. Hingga selesai makan malam, menu berganti denga makanan penutup. Oma sangat tak sabar untuk membicarakannya. Oma terus mendesak angel untuk langsung mengatakannya.

 

 

"Maaf sebelumnya, apa lia sudah punya kekasih?" tanya oma pada mama dan papa lia.

 

 

"Dia, jomblo angkut oma. Pacarnya cuma buku." malah lio yang menjawab.

 

 

"kak lioo.." protes lia yang duduk disebelah nathan dan angel.

 

 

"Bagus kalau gitu. Langsung saja, saya mengundang kalian kemari, karena ulah nathan yang kurang ajar, tapi saya mau nathan bertanggung jawab."

 

 

Mampus. Nathan minta lia tutup mulut, oma gunain jurus ini supaya mengikat lia dan harusnya gak ada penolakan. Ya karena lia udah diapa-apain nathan. Nathan kikuk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!