"Lepasin lia. Sana pergi, lia gak perlu ditemani. Kakak jauh lebih menakutkan dari pada hantu hotel, kalau pun ada pasti Lebih baik dan lebih tampan hantu hotel."
Kata lia pada nathan, lia langsung menarik tangannya, mendengar dia disamakan dengan hantu hotel, nathan langsung melepaskan tangan lia.
gilak, hantu hotel lebih tampan.
Batin Nathan tak habis pikir. Lia kembali melanjutkan memasak buburnya. Nathan punya ide jail,
"Oke saya pergi. Asal kamu tau, hotel ini bekas terbakar, kamu tau kan kalau bekas kebakaran, belum juga ada yang bunuh diri, ada yang wajahnya rusak, katanya sih banyak penampakan disini."
Nathan beranjak pergi dan menceritakan itu. Lia sedikit bergitik ngeri, tapi kan ini masih siang. Gak mungkin ada penampakan. Lia melihat sekeliling, masih terang juga, gak gelap. Bodo amat soal cerita Nathan.
***
Oma di kamarnya, dengan lio dan seorang pelayan yang membawakan sebuah laptop yang terhubung dengan cctv di dapur. Oma tertawa mendengar lia mengatakan kalau hantu jauh lebih tampan dari nathan.
"Hahaa.. ada-ada aja. Cucu oma yang paling ganteng disamain sama hantu. Hahaa..." oma tak henti tertawa.
Lio yang ikut memantau juga ikut tertawa. Tapi sedikit was-was, tapi lio yakin kalau dengan cctv dan perlindungan oma, lia akan aman.
"Kenapa sih, oma?" angel juga ikut penasaran, tak pernah melihat oma tertawa lepas dan sebahagia itu. Angel mendekati oma dan melihat layar laptopnya. Angel hanya diam memperhatikannya.
***
"walau pun siang, suka ada yang menampakan diri, terutama di kamar mandi dapur ini, tepat dibelakang pintu."
kata nathan lagi.
wahh.. lia langsung terkejut, lia melirik kamar mandinya, serius siang bolong.
"Mbak, sini."
Nathan memanggil seorang pelayan wanita yang kebetulan lewat, dia menanyakan soal kebenaran itu. Nathan memerikan kode untuk mengiyakan apa yang dia tanya.
"Mbak, suka ada penampakan kan, wajah hancur dibelakang pintu kamar mandi itu." Nathan hanya melirik kamat mandi, didekat lia.
Bulu kuduk lia merinding, kalo soal hantu, lia gak suka, nonton aja takut, jangankan nonton, denger soundtrack film hantu aja takut. ahhh... lia bergitik ngeri sendiri sambil memperhatikan bubur dan juga menoleh ke pintu kamar mandi.
"Iya non. Kata tuan nathan bener, makannya gak ada yang berani sendiri di dapur ini, suka muncul kalau ada yang sendiri disini." kata si mbak pelayan, yang langsung diacungo jempol oleh nathan.
"siang bolong gini mbak?" tanya lia, mulai sedikit percaya dan menunjukan ketakutannya.
"gak liat waktu mereka itu non, kalau iseng, ya suka gitu... nampakin diri."
Pelayan itu permisi untuk melanjutkan pekerjaannya, Sementara nathan juga akan pergi. Tapi lia benar-benar takut, tak mau ditinggal sendiri.
"Kak, tungguin bentar." pinta lia menahan tangan nathan. Nathan tersenyum puas. Nathan ingin berbalik dan mendekati lia, tapi,
"Gak usah bergetak, disitu aja. Jangan berbalik menghadap lia, lia masih gak mau liat kak a-"
Ali...
Lia ingin memanggil nama ali, nathan tak bisa membiarkan itu, dia langsung berbalik dan mencium bibir lia untuk menghentikan lia memanggilnya ali. Oma bisa marah besar kalau tau semuanya, mamanya mengaku kalau mereka hilang ingatan, ali juga diminta seperti itu.
Lia menelan salivanya dengan susah payah. Ini ciuman pertama lia, lia suka karena ini kak ali, kak ali yang mamanya ceritakan dulu, tapi dia sudah jauh berubah, lia sedikit kesal. Lia sejak kecil sudah mengagumi sosok ali sejak mama ara menceritakan semuanya.
"Jangan sebut nama ali didepan nenek, kasih tau lio juga. Kalau enggak saya bisa menyentuh mama kamu, saya bisa melakukan apapun." Bisik nathan ditelinga lia.
settt...
Lia kesal, dia langsung mendorong nathan darinya. Lia benci, sangat benci dengan kak ali yang sekarang, lia nyesel tau kalau nathan itu kak ali. Lia kembali menyelesaikan masakannya, sementara nathan hanya diam dan berdiri disana, memperhatikan lia.
***
Oma sangat senang melihat nathan mencium lia, dibibir lagi, langsung oma saksikan lagi. Oma bisa melihat mata nathan yang sebenarnya punya rasa untuk lia, yang belum nathan sadari dan oma berjanji pada dirinya sendiri, kalau mereka harus saling mencintai, menikah, punya anak dan keluarga yang bahagia.
"Kenapa oma suka sama lia?" tanya angel melirik oma.
Lio menatap angel penuh waspada. Mamanya sudah cerita bagaimana kelakuan angel pada ali dulu, sampai mencekik ali.
"Lia itu baik, angel. Oma percaya lia itu bisa tulus cinta sama nathan, bisa jagain nathan, oma suka aja, mereka berdua itu manis banget. Liat deh."
oma menunjuk ke layar laptopnya lagi. Terlihat kembali lia dan nathan yang masih di dapur.
***
Setelah selesai lia menaruh buburnya kesebuah mangkuk. Lia membawanya, nathan mengikuti dibelakangnya.
"Jalan satu meter dibelakang aku." kata lia menalrang lio mendekat.
"Iyaa... saya gak bakalan ngapa-ngapain kamu didepan umum." kata nathan sambil berjalan dibelakang lia.
"maksudnya, kalau gak didepan umum anda mau berbuat sesuatu pada saya."
Lia jadi ikutan berbicara formal pada nathan. Nathan hanya diam mengangkat dua bahunya.
"Lagi pula saya sudah pernah kok ngapa-ngapain kamu, oma juga minta saya datang ke singapur untuk meminta kamu jadi istri saya."
"Saya gak mau. Titik." Lia berhenti, berbalik dan menunjuk nathan. "Saya gak mau jadi istri anda, saya akan bilang ke oma, saya gak mau. Kamu gak perlu tanggung jawab, lagi pula sekali melakukan belum tentu jadi."
kata lia dengan suara lantang, bahkan semua pelayan bisa mendengarnya, tapi mereka yang berjalan melewati keduanya malah memilih berbalik dan mencari jalan lain. Nathan juga tiba-tiba berhenti. Nathan melotot melihat gadis yang tak berdaya kemarin jadi sangat berani. Wow.
"Silakan bilang sendiri sama oma." kata nathan menantang, dia jalan melewati lia.
Nathan ke kamar oma, begitu juga dengan lia yang kali ini berjalan dibelakang nathan.
***
"Tuh kan, manis banget. Lucu banget sih mereka, mereka itu marah-marah, tapi mata mereka gak bisa bohong." kata oma menghentikan vidionya dan membersar gambat dilayar laptopnya, memperbesar gambar lia dan nathan yang bertengkat dan menunjukan ekspresi manis keduanya.
Lio jadi ingat, lia itu sangat mengagumi kak ali dari cerita mamanya. Lio bisa melihat mata lia yang berbinat setiap melihat foto kak ali, dan ketika mereka bertengkar, lia akan menyebut kak ali, andai kak ali sama lia, pasti kak ali tak akan menjaili lia dan lain-lain. Mata yang oma lihat itu benar, mata lia yang mencintai kak ali dari cerita mamanya, ara. Tapi semua sudah berbeda, masihkan lia mencintai kak alinya, mengaguminya?
"Angel, kamu nanti ikut nathan ke singapur, lamar lia buat nathan ya." kata oma pada angel. Angel hanya diam dan mengangguk, dia akan bertemu ara dan alex, lagi. Kalau nathan dan lia menikah, angel bisa sepuasnya balas dendam dan menyiksa lia. Angel setuju dengan ide itu, pasti dengan itu ara akan menyerahkan alex untuknya.
Nathan yang baru sampai terkejut dan diam mendengarnya. Benarkan, melamar? mamanya akan bertemu papanya dan juga ara, si pelakor itu?
Lia lebih terkejut, bagaimana perasaan mama kalau mereka datang, mama bertemu dengan angel, dan tau semuanya, sampai mangkuk bubur yang lia bawa terjatuh.
Prankkk...
Hingga tanpa lia sadar mengenai sedikit kaki lia. Lia gak mau mama tau semuanya.
"Lia, kamu." Nathan yang mendengar mangkuk jatuh langsung menolah, nathan melirik kaki lia. Kaki kia berdarah tanpa lia sadari.
"Lia, kenapa kamu gak hati-hati." nathan langsung membopong lia dan mendudukannya ke pinggir ranjang. Darahnya cukup banyak karena hampir kelima jari kaki lia tertimpa mangkuk, juga bubur yang panas. Lia tak merasakannya, dia masih terkejut dengan tencana oma. Benarkah akan terjadi?
Angel kembali bertemu dengan ara dan alex?
bagaimana kalau jadi?
wowww..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments