"Lia, kamu kenapa sih tiba-tiba jatuhin mangkoknya, kan kena kaki kamu."
Kata nathan berjongkok memeriksa kaki lia. Lia belum merasakan sakitnya, lia lebih perduli dengan mamanya, perasaan mama ara, bagaimana kalau ketemu angel.
"Mia, cepat panggilkan dokter." teriak nathan pada mia.
Mia keluar dan memanggilkan dokter, hampir semua jari dikaki kiri lia terluka, berdarah. Oma senang, nathan sangat perhatian pada lia.
"dek, sakit?" lio mendekati lia. Tapi lia hanya diam.
Dokter datang untuk memeriksa kaki lia, mengobati dan memperban kaki lia, untuk menghentikan pendarahannya. Lia diminta untuk tidak jalan-jalan dulu, selama lukanya belum terlalu kering. Setelah ini dokter juga memeberikab resep obat untuk menghilangkan nyeri, banyak sudah obat lia, dari luka yang nathan buat dimiliknya, dan ini.
"Saya permisi dulu, nyonya."
Kata dokter itu pamit, mia mengantar dokternya keluar. Oma mendekati lia dan mengusap kepala lia dengan lembut.
"Oma, lia ambilin buburnya lagi ya, masih ada kok didapur."
Lia merasa bersalah, lia malah jadi merepotkan. Lia ingin turun dari ranjang, tapi ditahan oleh oma.
"Gak usah, sini aja. Biar mia yang ambilin buat oma." kata oma pada lia. Oma kemudian menyuruh mia untuk mengambilkan buburnya lagi.
"Oma, lia boleh minta waktu buat bicara sama kak nathan, tapi cuma berdua. Tapi oma, jangan aktifkan cctv, matikan cctvnya oma. Lia mau ngomong berdua aja sama kak nathan." kata lia memohon.
Oma merasa ada yang dicurigai. Lio menggeleng, terlalu beresiko berdua dengan nathan.
"Kakak temenin lia." kata lio memotong ucapan lia.
"Boleh oma? biar kak lio aja yang temenin lia?"
Angel marasa curiga pada lia. Tapi dia tak bisa berkata apa-apa. Oma pun menyetujuinya dan keluar dengan angel, meninggalkan mereka bertiga, tak lupa meminta mia untuk mematikan cctv di kamar oma.
***
"Oma, kenapa membiarkan nathan bicara berdua dengan lia tanpa diawasi cctv?" tanya angel diluar.
"Ada lio, dia bisa jaga adiknya. Kamu juga khawatir ya sama lia, kamu juga suka kan sama lia?" tanya oma, jauh berbeda dari maksud oma.
"Iya." angel hanya mengangguk, setuju dengan ucapan oma.
Oma ke ruang makan, ditemani angel untuk menikmati bubur yang lia buat. Mia membawakannya kesana. Oma sangat suka dengan bubur yang dibuat calon menantunya.
***
"Kak nathan, aku gak mau mama kakak ketemu mama aku. Aku gak mau nikah sama kak nathan." kata lia pada nathan.
"Kamu pikir aku juga mau menikah sama kamu. Aku juga enggak, lia." Nathan berpaling dan duduk membelakangi lia, dia capek berjongkpk didepan kaki lia sejak tadi.
"Ya udah, tinggal bilang sama oma aja. Kalian gak mau nikah, gak saling cinta." sambung lio.
"bilang aja sama oma sendiri, oma itu kalau sudah mau, harus dituruti. Dia gak akan nyerah gitu aja."
"Kakak ke singapur, sendiri aja. Jangan sama mama kakak, aku gak suka sama mama kakak, mama kakak itu terobsesi sama papa, kakak tau, dia itu tidur sama temennya supaya dia hamil kakak dan menjebak papa dengan pura-pura tidur sama dia, terus bilangnya, kakak anak papa."
Lia terpaksa mengatakannya, membuat nathan sedih dan juga marah. Dia langsung berbalik menatap lia.
"Mama saya gak semurahan itu, lia. Jaga ucapan kamu." Nathan yang gemas dengan ucapan tak baik lia untuk mamanya, mencekik dagu lia.
"Lepasin adik gue." Lio mencoba menepisnya.
Lia yang sejai tadi duduk, terkejut, ali benar-benar jauh dari ali yang mama mama ceritakan dulu. Nathan pun melepaskan tangannya yang menekan dagu lia, nathan menatap lianya yang mulai kesakitan dan matanya berbinar, mungkin sangat sakit dan hampir menangis.
"Mama kakak juga seperti itu, mama kakak tega cekik kakak waktu kecil, karena gak bolehin kakak ikut papa sama mama aku." kata lia tak sedikit pun ingin berhenti.
"Kak ali harus inget semuanya, mama kakak yang jahat, bukan mama ara." Lia terus mencoba menceritakannya.
Nathan melihat sekilas bayangan masa kecilnya, tak jelas, dia yang menangis, ditarik, dicekik oleh seorang perempuan. Kepala nathan mulai terasa sakit karena mencoba mengingatnya dengan sangat keras. Dia memegangi kepalanya.
"Kak, kakak kenapa?" lia malah jadi khawatir. Lia mendekati nathan dan memeluknya erat.
"Sakit bangett.. " keluh nathan dalam pelukan lia.
"Kak lio, panggilin oma, tolong." kata lia panik.
Lio keluar dan mencari oma. Lio mencari oma dimana-mana, tapi tak juga ketemu. Ternyata oma jalan-jalan keluar hotel, ke bawah hotel, dan lio ada di lantai atas. Lio meminta seorang staf untuk membantu menelpon oma, tapi sepertinya oma tak membawa ponselnya. Lio terpaksa turun dan butuh waktu lama.
"Lia plisss... jangan tinggalin aku, aku juga mau ingat yang sebenarnya, pliss..." nathan memeluk lia, menangis dipelukan lia.
"kakak, maafin lia. Kepala kakak sakit banget yaa?" lia juga ikut berkaca-kaca memeluk erat nathan.
"Kasih aku satu kesempatan buat nebus kesalahan aku. Aku gak tau, aku cuma tau cerita dari satu pihak." kata nathan masih mencoba mengingatnya.
"Kakak udah, jangan terlaku keras mencoba mengingatnya, udah. Kita ketemu mama sama papa, mereka punya semua vidio kakak. Mereka juga sangat rindu sama kakak. Kakak maafin lia, lia gak maksud buat kakak sakit."
Oma dan angel datang, angel yang paling panik. Dokter bilang, nathan terbentur kepala ketika kecelakaan pesawat itu. Dokter mengatakan kalau ali tidak boleh terlalu keras berpikir, atau mencoba mengingat masa lalunya. Itu keuntungan bagi angel, dia menceritaaan, hampir semua kebalikan dari cerita sebenarnya. Setelah diberitahu lio, mereka langsung berlari ke kamar oma kembali, untuk melihat nathan.
"Nathan, kenapa? kenapa kamu seperti ini?" angel duduk disamping nathan, mengambil alih nathan dan memeluknya.
"Sakit banget ma." kata nathan beralih memeluk mamanya. Lia seperti tak rela melepaskan pelukannya pada nathan.
"Nathan, minum obatnya."
Tadi angel langsung memerintahkan mia untuk mengambip obatnya nathan di kamar. Mia datang dengan membawa obatnya. Angel langsung membantu nathan meminum obatnya.
"Istirahat dulu, tiduran aja."
Angel membantu nathan untuk berbaring di kamar oma, di ranjang oma. Oma malau jadi punya ide jail lagi, tak perduli mereka berdua kesakitan, tapi itu kesempatan bagi oma untuk mendekatkan mereka.
"Kita keluar aja, biarin nathan istirahat. Nanti oma tidur ditempat lain, lia tolong jagain nathan ya. Kamu ya yang bikin nathan sakit kepala?" kata oma asal menuduh.
Lia tau ini salahnya, jadi dia merasa harus bertanggung jawab. Lia menunduk. Lio, angel dan oma keluar meninggalkan mereka berdua. Nenek menyalakan cctvnya seperti permintaan lio, karena takut nathan macem-macem, oma malah senang bisa liat mereka berdua manis-manisan. Angel kesal sekali, kenapa oma suka sekali dengan lia coba. Gak ada wanita lain apa?
"Mama..."
Nathan yang sedang beristirahat tiba-tiba mengigau. Lia yang sejak tadi hanya menatap nathan yang tidur dengan memegangi kepalanya, tak henti mengusap kepala nathan, berharap sakitnya hilang.
"Kakak, kakak mau mama kakak?" tanya lia berbisik ditelinga nathan.
"Mama," nathan malah menarik lia kedalam pelukannya secara tak sadar.
Oma sangat senang sekali melihat cctvnya. Oma meminta lio untuk membujuk orang tuanya juga, agar mau menikahkan lia dengan nathan. Titik. Besok mereka akan ke singapur dan minta izin, melamar lia.
***
Nathan terbangun dipagi pagi buta. Nathan melirik lianya yang tidur dengan memeluk nathan.
"Lia, saya gak tau kenapa saya nyaman sama kamu. Saya suka sama kamu." bisik nathan tepat diwajah lia yang ada lebih tinggi dari kepala nathan, kepala nathan tepat berada didada lia. Nathan memeluk pinggang lia.
"Aku mau kamu jadi milik aku lia. Aku mau bahagiain mama, tapi aku juga mau balas dendam mama terselesaikan. Maafin aku, aku butuh kamu jadi umpan aku, lia." kata nathan menatap lia yang masiu tertidur pulas.
***
Wahh nathan, kirain dah berubah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments