Prankkk...
Di singapur, di rumaj ara dan alex, ara sedang membersihkan rumah. Baru saja mengantar alex keluar dan berangkat ke kantor. Ara tak sengaja menyenggol sebuah bingkai foto, itu bingkai foto ke empatnya, Ara, Alex, Lia dan Lio.
"Ya ampunn..."
Ara kaget melihat foto yang jatuh dan pecah itu. Ara memegangi dadanya, rasanya ada sesuatu yang tidak baik. Ara menelpon alex, alex masih di kantor dan baik-baik saja. Ara mencoba menelpon Lio dan Lia, telponnya tak bisa dihubungi.
Ara khawatir.
***
Nathan menarik Lia dengan kasar masuk kedalam kamarnya, mengunci pintu kamar hotelnya. Nathan menarik lia ke tempat tidur, Mendorongnya hingga lia jatuh diatas tempat tidurnya. Ini masih pagi dan benarkah nathan tega melakukan itu?
"Kamu ngatain mama saya pel*curkan. Saya jadikan kamu seperti itu."
Nathan mengekak tubuh Lia. Dengan kedua kaki nathan yang menahan Lia agar tetap dibawahnya dan tidak kabur. Lia hanya bisa menangis, mencoba melindungi miliknya, menyilangkan tangan didepan dadanya.
"Heemmm..."
Nathan tersenyum jahat menatap lia yang ketakutan, puas. Dendamnya akan makin lengkap, sangat lengkap dan papanya akan segera kembali ke pelukan mama angelnya.
"Aku udah liat semua, lia. Percuma."
Kata nathan dengan kasar membuka baju Lia. Melucuti semuanya, hingga tak tersisa. Nathan pun membuka semua pakaiannya, memperlihatkan otor perutnya yang sispex, kotak-kotak.
...mama... ...
Lia hanya bisa menangis dan pasrah dengan apa yang nathan lakukan padanya.
kak liooo...
Lio masih didepan, masih mencoba melawan dua bodyguard Nathan. Tapi tak berhasil, lio bahkan harus kena pukul oleh dua bodyguardnya sampai lio dipaksa berlutut.
"Sakittt..."
Lia menangis dan melengkuh kesakitan ketika nathan benar-benar melakukannya. Memasuaan miliknya begitu saja pada milik Lia, sampai sedikit berdarah.
jahat banget sumpah!
"Sudah selesai kan, pel*cur."
Nathan puas, dia memakai kembali pakaiannya. Lia hanya membalut dirinya dengan selimut yang ada disana, dengan selimut putih yang mendominasi, membuat nathan baru sadar, lia berdarah. Nathan sedikit tak tega, terlalu kasar kah dia? Nathan segera keluar ruangan itu, mengunci pintu dari luar. Nathan kembali ke ruang makan.
"Udah ma,"
Lapor nathan pada angel. Angel tersenyum puas. Angel keluar ruang makan, dia akan melihat oma, sejak tadi kan oma mencarinya.
"Kerja bagus ali."
angel menepuk pundak ali, ali tersenyum. Dia senang mamanya bahagia, bisa tersenyum. Nathan meminta dua bodyguardnya untuk melepaskan lio. Lio langsung berlari mendekati nathan, tangannya mengepal sempurna, ingin sekali menonjok nathan, yang bahkan sudah angel panggil ali.
"Lo, bajingan. Ko kak ali, dan lo tega ngelakuin ini sama adek lo sendiri, lo salah soal mama ara kak."
Lio hampir saja memukul ali, nathan. Tapi dua bodyguar itu langsung mendekati nathan dan melindunginya.
"Gue tau gue ali, lio. Dan gue juga sangat tau gimana sikap mama ara, tidak..." Ali seperti begitu saja memanggil wanita yang selama ini hanya dia sebut, pelakor, pel*cur, dengan panggilan terhormat, mama ara?
"Maksud gue, mama lo yang pel*cur itu. Dia gak pantes buat lo panggil mama, Lio." Nathan meralatnya. Lalu dia pergi dengan menelpon seseorang.
Lio sangat ingin memukul nathan, yang jelas-jelas sudah ingat kalau dia ali, tapi kenapa dia benci sama mereka, terutama mama mereka. Tapi dua bodyguard itu kembali menahan Lio.
"Lo yang kasih nama ke kita kak, sebelum kita lahir. Lo gak ingat, lo sendiri yang kasih nama buat kita, nama buat si kembar, ali, lia, lio. Lo gak inget." teriak lio mengingatkan lia.
Nathan berhenti, rasanya seperti ali pernah melakukan itu. Ali diam dan mendengarkan penjelasan lio, lagi.
"Kalo lo aja kasih nama ke kita, bahkan ketika kita masih ada di kandungan mama ara, gimana mama ara jahatnya ke elo, mama itu deket juga sama elo kak, dia bukan seperti yang lo kira." lio lagi.
Nathan berhenti, kepalanya sedikit sakit. Rasanya memang seperti pernah terjadi, bayangan seorang anak kecil laki-laki, dengan seorang wanita hamil, mengusap perut besarnya. Mendengar sebuah kalimat yang sama persis.
Lia, Lio, Ali.
Tapi nathan tak ingat benar kejadian itu, nathan juga tak melihat jelas wanita itu. Mungkin karena dulu Ali masih kecil dan gampang di hasut. Nathan tak ingin terpengaruh dia langsung jalan kembali.
"Lia disebelah kamarnya, ini kuncinya."
Nathan melemparkan kunci hotelnya pada Lio. Lio langsung mengambilnya dan ke kamar lia. Ketika dia buka, lio tak bisa menahan sedih dan amarahnya.
"Kak ali brengsekkk.."
Lio memukul semua yang ada disana, menatap lia yang bahkan sudah pucat dengan darah disekitar tempat duduknya.
"Kak lioo..."
Lirih lia. Lio langsung mendekati lia, memeluknya erat dan menangis bersama Lia.
"Maafin kakak lia, kakak gak bisa melindungi kamu." Lio memeluk erat lianya. Hingga lia jatuh pingsan dipelukan lio.
***
"Dokter, ikut saya."
Nathan diluar hotel, menunggu seorang dokter perempuan yang dia telpon tadi. Nathan mengantar dokter itu ke kamar hotelnya.
"Tolong periksa gadis didalam."
Nathan hanya mengantar sampai depan kamar. Dia meminta dokternya masuk. Nathan menunggu diluar, dia tak mau melihat hasil perbuatannya. Nathan merasa yang dia lakukan salah tapi itu demi mamanya. Jadi nathan bahagia untuk mamanya, tapi tidak dalam hatinya. Mungkin dengan memanggil dokter, nathan sedikit lega.
"Mau apa anda?" kata lio menahan dokter itu.
"Saya diperintahkan untuk memeriksa nonanya." kata sang dokter.
"Tidak perlu, saya akan bawa dia ke rumah sakit dan melaporkan semua ini ke polisi."
Lio mengangkat tubuh lia yang berbalut selimut tebal. Dia keluar dari kamar itu. Nathan yang berjaga diluar, yang sedang menelpon, entah apa? langsung mematikan telpon dan mendekati lio.
"Lio, kamu mau bawa kemana lia?" tanya nathan menghentikan lio.
"Jauh dari lo yang pasti."
"Biarin dia diperiksa dulu, lio. Kasi-"
kasihan lia.
Nathan ingin mengatakan itu. Tapi terlalu.. terdengar lemah dan terdengar sangat perduli juga perhatian. Nathan langsung mengambil lia dari gendongan lio. Nathan kembali membawa lia ke kamar.
"Dokter periksa dia."
kata nathan pada dokternya. Dokter itu pun ikut masuk bersama nathan yang membopong lia. Nathan menaruh lia dengan perlahan kembali ke ranjang. Dokter mulai membuka selimut lia.
"Keluar lo, belum puas nyakitin lia."
Lio kembali masuk dan menarik nathan keluar dari kamar itu. Nathan menepis tangan Lio. Nathan keluar dengan sendirinya. Begitu juga lio, bahkan lio tak pernah melihat seluruh tubuh milik adiknya itu. Lio akhirnya juga ikut keluar.
Nathan menelpon staf hotel, meminta seorang pelayan perempuan untuk datang ke kamarnya dan masuk ke kamar.
"Bantu wanita didalam." kata nathan pada pelayan hotel itu. Pelayan hotel itu hanya mengangguk mengerti.
"Kalo sampai adek gue kenapa-napa, gue gak segan bunuh lo, kak ali. Mama bilang kak ali baik, kak ali selamtin kita waktu kita mau ditabrak, kak ali celaka, sampai masuk rumah sakit, kekurangan darah dan mama terpaksa operasi untuk melahirkan kita. Kak ali yang dulu melindungi kita malah sekarang buat lia seperti didalam, gilak!" Lio mendekati nathan.
Nathan tau dia ali, mamanya cerita. Tapi beberapa bagian yang lio ceritakan, itu beda versi. Nathan diam mencerna semuanya, sebenarnya bagaimana kehidupan dia dulu, siapa yang berkata jujur.
Nathan pergi begitu saja meninggalkan lio. Lio sudah tak perduli, yang dia pedulikan hanya lia.
***
"Mas, aku khawatir sama lia dan lio, mereka gak bisa dihubungi sejak tadi."
Ketika alex pulang kerja, ara langsung mengadu pada suaminya itu. Alex mencoba menenangkan ara.
Ponsel ara bergetar, itu dari ponsel lia yang dipegang nathan. Nathan juga diam-diam mengambil ponsel lio.
"Halo, mama?" nathan ragu, tapi dia ingin mencaritau.
"Ali," ara kaget mendengar suara nathan dari sana dan memanggilnya ali. Dia benar-benar alinya.
***
jahat banget pokoknya ali sekarang.
gimana sekarang lia, li.
jahat lo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Gusti Halimah
Visualx dong thor
2021-02-11
0