Episode 3

Tak hanya foto, bahkan hampir semua berita dan artikel Ara baca. Mengejutkannya Nathan yang sekarang itu dulu pernah satu peswat dengan ali dan angelnya dulu, mereka mengalami kecelakaan, hanya dua orang itu yang selamat, yang tak lain kini menjadi keluarga kayak raya bersama oma, pemilik perusahaan X di paris.

 

 

Ara langsunh memberitahu Alex juga Lio ketika mereka semua sudah pulang. Menunjukan foto-foto nathan dengan angel dan omanya yang dimuat di banyak artikel.

 

 

"Ini angel kan mas. Mbak angel yang kita kenal. Dia masih hidup, dan nathan. Tadi aku bicara sama Nathan, gak tau kenapa hati aku bilang dia itu ali, alinya kita. Tolong cari tau mas alex." pinta ara menangis memohon pada alex.

 

 

"Kamu yakin?" alex melihat dengan seksama. Iya memang fotonya sangat mirip dengan angelnya mereka dulu.

 

 

Tapi kenapa semuanya serba pas, cocok, angel sangat mirip dengan angel mamanya ali, nathan? ara punya feeling nathan itu ali.

 

 

"Lio temenin ke paris, kita cari tau nathan itu beneran kak ali atau bukan." Lio mengusulkan diri.

 

 

"Setuju, lia yanh akan cari tau nanti. Gimana ma?" Lia jadi lebih bersemangat. Dia sangat ingin bertemu lalu berterimakasih langsung pada kakak yang sudah menyelamatkannya. Walau Lia tau dia bukan kakak kandungnya.

 

 

"Kalian gak apa-apa kesana berdua aja?" ara masih sedikit tak yakin, tapi sangat ingin tau.

 

 

"Iya ma, lia bisa kejar mimpi lia, lia juga bisa cari tau. Gimana ma?" Lia menyentuh dan menggenggam kedua tangan mamanya, mencoba terus untuk meyakinkan sang mama.

 

 

Mereka sudah dewasa, mereka bisa diandalkan dan saling menjaga. Terlebih mereka sangat bahagia melihat mamanya bahkan baru dugaan pun, mamanya terlihat sangat antusias untuk mencari. Air matanya keluar, ada tersirat rasa sedih disana, tapi juga bahagia dan lega sedikit disana.

 

 

"Makasih ya sayang. Pokoknya kabari mama kalau ada apa-apa?" ara memeluk dan mengecup anak-anaknya. Berterimakasih punya anak yang baik seperti mereka.

 

 

"Papa akan pesankan tiket dan mengatur jadwal penerbangannya." kata alex yang mendukung keputusan mereka.

 

 

"Mas, cari penerbangan yang paling bagus ya." Ara menahan tangan alex yang akan masuk ke kamar dan memesankan tiket.

 

 

Alex mengangguk. Dia mengerti ara masih trauma. Tapi buktinya ketika mereka pindah ke singapur, dengan perjalanan udara, mereka tak apa-apa.

 

 

Alex menyiapkan segala sesuatu agar lia dan Lio bisa segera ke paris. Sementara Lia dan Lio menyiapkan pakaian untuk beberaoa hari mereka disana. Ara juga membantu keduanya, Ara tak sabar ingin tau apakah Nathan itu Alinya?

 

 

***

 

 

Hari keberangkatan Lia dan Lio tiba. Ara dan Alex mengantar Lia dan Lio ke bandara.

 

 

"Hati-hati ya sayang." Ara memeluk lianya.

 

 

"Lio, jagain adeknya baik-baik ya. Pokoknya awasi terus. Jangan sampai lepas dari pandangan." Kata Ara pada Lio.

 

 

"Siap mama." Lio hormat seperti tentara.

 

 

"Mama sayang kalian, makasih."

 

 

"Kita juga sayang mama." Lia dan lio memeluk mamanya sebelum masuk ke pesawat.

 

 

"Hati-hati ya, Lio. Beneran jaga adeknya dengan baik." itu alex yang berpesan pada Lio.

 

 

"Iya paa.."

 

 

Lia dan Lio masuk ke pesawat mereka. Walau berat, ara percaya dan dengan iringan doa, agar perjalanan mereka lancar. Alex merangkul ara, istrinya itu untuk menabahkan hati, jauh dari anak-anak yang tak pernah jauh darinya, Alex tau pasti berat. Tapu Alex sangat percaya pada Lio, dia akan menjaga Lia dengan baik. Ara dan Alex pun kembali ke mobil mereka dan kembali ke rumah.

 

 

***

 

 

Sepanjang perjalanan udara lia tak henti memandang foto mamanya, papanya juga ali, kakaknya. Lia mengingat semua hal yang mamanya katakan tentang kak ali, suka nasi goreng buatan ara. Lia juga bisa memasakan nasi goreng seperti mamanya.

 

 

"Nanti lia mau buatin nasi goreng ah buat kak ali." kata lia pada lio disampingnya.

 

 

"Gak udah ngada-ngada. Kalo nathan itu kak ali, kalo bukan."

 

 

"Semoga iya."

 

 

Nathan sudah menyiapkan semuanya, dari hotel khusus untuk lia. Untuk mempersiapkan pembalasan dendamnya.

 

 

"Jangan lupa pasang cctvnya yang benar, jangan sampai ketahuan. Disemua sudut, bahkan di kamar mandi!" kata nathan memerintahkan seorang pemasang cctv yang dia suruh masuk ke ruangan yang khusus disiapkan untuk lia.

 

 

"Tapi tuan, kamar mandi itu kan privasi?"

 

 

Dia juga tau tempat mana yang harus dipasang tapi nathan, sangat tidak sopan. Nathan tak mau dibantah atau dia akan dipecat. Dia pun langsung mejalankan perintah nathan, bahkan memasang cctv di kamar mandi.

 

 

Setelah semua selesai dipasang, nathan dan pekerja itu keluar kamar itu. Nathan memberikan uang sesuai janjinya. Pekerja itu langsung pamit, nathan kembali ke kamarnya, tepat disebalah kamar hotel lia dan lio. Dia masuk ke kamarnya dan mengecek laptopnya, dimana semua gambar dari sudut kamar lia dapat dia lihat dan dia pantau dari sana.

 

 

"Kalau papa alex gak mau kembali sama mama angel, vidio terbuka kamu akan aku sebar. Mana mungkin kalau seperti ini papa kamu sendiri tega. Tentu dia akan melindungi kehormatan kamu kan, Lia." Nathan tak sabar dengan kedatangan Lia.

 

 

***

 

 

Pesawat Lia dan Lio sudah sampai di paris, dari sana Nathan mengirimkan orang untuk menjemput keduanya dibandara. Dengan mobil mewah, lia dan lio bahkan tak percaya mereka dapat sambutan seperti itu.

 

 

"Wowww..."

 

 

Lia terperanga melihat mobil mewah yang berhenti didepan mereka dan supirnya keluar, membukakan pintu, menyuruh mereka masuk.

 

 

"Yakin ini mobil jemput kita. Emang kita apaan sih sampai dijemput pakai mobil kayak gini, lo sebenarnya ikut apaan sih, menang kuis atau apa?" lio juga terperangan tak percaya mobil yang digunakan untuk menjemput mereka.

 

 

"Udah ahh masuk, norak."

 

 

Lia puas sekali, biasanya dia yang norak, lio kali ini yang norak, dia langsung menepuk kening lio yang masih diam terpesona dengan mobilnya. Lia harus sedikit melompat karena lia yang jauh lebih tinggi darinya.

 

 

"Ahh, resek lo mentang-mentang dijemput pakai mobil bagu."

 

 

Lio ikutan masuk dan duduk disamping Lia. Belum selesai terkejut dengan mobil, ketika mereka sampai di hotel, masuk ke kamar hotel masing-masing, yang bahkan dengan dua kamar mereka sendiri, dengan interor yang terlihat mahal, lio masih geleng-geleng gak percaya.

 

 

Ya masak belum kerja udah diginiin? tapi Lio bodo amat, Lio langsung berbaring dan menikmati ranjang empuknya. Sementara di kamar lia, lia langsung rapi-rapi. Badannya capek, dia ingin ke kamar mandi, membersihkan badannya. Lia mulai membuka seluruh pakaiannya, satu persatu, hampir tak tersisa.

 

 

Di kamat Nathan, nathan memperhatikannya. Kalau melihat gadis-gadis seksi, nathan sudah terbiasa, berhubung dia sendiri berurusan dengan para model cantik. Tapi untuk melihat seluruh badannya.

 

 

Wow... nathan terperanga, diam, menikmati pemandangan yang indah dilayar laptopnya. Antara nafsu laki-lakinya muncul dan ingin sekali membalaskan dendamnya.

 

 

"Kena kamu, lia."

 

 

Nathan merekam semua adegannya, dengan resolusi kamera yang sangat bagus dan jernih, semuanya terekspos jelas.

 

 

"Kalian akan segera dapat balasannya, lia dan mama kamu yang pelakor." kata nathan penuh dendam.

 

 

ali kok jadi gitu sihh...

jahat .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!